Mabuk Kepayang Aroma Wangi Cake
Selasa, 25 Sep 2007 12:25 WIB

Jakarta - Ujian dan godaan terberat dirasakan peserta saat uap wangi cake cokelat menyebar dari cerobong oven. Sangat harum, menggelitik untuk segera dicicipi. Namun, puasa ternyata mampu menahan mereka hingga menit-menit terakhir untuk menikmati cake yang cantik, enak, hadiah voucher dan bingkisan cake mewah yang spesial pula!Puasa justru memberi semangat para peserta untuk menggali ilmu dan hadir tepat waktu di Meeting Centre, Hotel JW Marriott Jakarta. Karena itulah tepat pukul 15.00 cooking class bisa dimulai. "Kalau biasanya cheesecake dibuat dengan adonan biscuit maka saya mengganti dengan brownies sehingga rasanya lebih mantap," demikian pak Muttaqien sang Pastry Chef mengawali pembuatan Brownies Cheesecakenya. Cara mengaduk dengan kocokan kawat yang santaipun mengundang pertanyaan peserta. 'Itu kan bikin kue jadi bantat ya pak?'. 'Nanti kuenya nggak mekar pak.' Demikian peserta menghujani pak Muttaqien dengan pertanyaan. "Memang brownies harus bantat karena itu ngaduknya santai, bikinnya juga cepat, pokoknya nggak usah repot," jelas pak Muttaqien. Benar juga dalam beberapa menit loyang brownies sudah masuk oven dan dengan santai pula adonan cheesecake sudah diaduk. "Sebaiknya taruh cream cheese beberapa saat dalam suhu ruangan jadi saat diaduk jadi cepat lembut seperti ini," jelas pak Muttaqien sambil menunjukkan hasil adukannya. Aroma harum cake cokelat mulai tercium memenuhi ruangan. "Aduh, wangi banget ya...," komentar para peserta. Karena bulan puasa maka peserta hanya bisa melihat brownies hangat yang mengepul tanpa bisa mencicipi. Rupanya pak Muttaqien punya resep rahasia membuat cake yang tidak sekasar sponge cake teksturnya. Ringan tetapi padat teksturnya. "Saya memakai resep ini untuk cake berlapis mousse supaya cake tidak lumat tetapi tetap kokoh meskipun dibasahi sirop dan adonan," demikian alasannya. Kalau biasanya telur dan gula dikocok dulu, dengan resep baru ini justru gula, tepung ,mentega dan gula diaduk jadi satu. Setelah diaduk rata baru ditambahkan susu dan telur. "Wah, itu nggak bakal keras pak kuenya," tanya seorang peserta penasaaran. Ternyata, hasilnya cake lembut tetapi ringan dan semuanya dibuktikan langsung oleh peserta yang memeriksa tekstur dan bentuk cake yang sudah matang. Chocolate Coffee Cake merupakan cake lapis pertama yang diperagakan. Adonan mousse yang biasanya dibuat dengan campuran putih telur kocok justru dihindari oleh pak Muttaqien. "Saya memakai krim kocok saja supaya rasanya lebih lembut dan hebat," tutur pak Muttaqien yang agak pendiam tetapi murah ilmu ini. Proses melapispun diperagakan dengan teliti dan diamati dengan cermat oleh peserta. Dengan adonan cake yang sama, pak Muttaqien mulai membuat Chocolate Cream Cake. Cake ini memakai adonan ganache (campuran krim segar dan cokelat) yang sangat lembut. "Untuk cokelatnya bisa dipakai jenis couverture atau compound tetapi untuk rasa yang enak saya memilih jenis couverture," jelas pak Muttaqien sambil mengaduk potongan cokelat dengan krim mendidih. Tips merebus krim dan mengadukpun diperagakan dengan cermat. "Nah kalau sudah licin seperti ini, biarkan saja beberapa saat sampai mengental seperti ini," tuturnya sambil menunjukan ganche yang sudah siap oles. Proses melapispun berlangsung mulus diselingi pertanyaan peserta yang terus mengalir. Cake ketiga, Cassava and Pistachio Cake memakai adonan sponge cake yang sedikit berbeda dari yang biasa. Kuning dan putih telur yang dikocok terpisah menghasilkan tekstur kue yang lebih lembut. "Ini karena tidak banyak udara yang masuk ke dalam adonan. Jadi kuenya akan lebih halus," jelas pak Muttaqien sambil memperlihatkan kue yang sudah matang. Pesertapun memuaskan diri dengan tanya tiap detil pembuatan cake, dari merk bahan sampai harga dan tempat membelinya. Cake yang satu ini memang unik karena memakai tapai singkong sebagai campuran adonan. Paduannya tak tanggung-tanggung, kacang pistachio yang kuning kehijauan dan sangat renyah! "Kenapa ya kok kacang pistachio? Bisa diganti kacang lain nggak?" Pesertapun mulai mengejar pak Muttaqien dengan pertanyaan-pertanyaan. "Rasa dan aroma tapai singkong itu wangi tajam dan kacang yang sama nonjok rasa gurihnya, ya kacang pistachio. Karena itulah saya pilih kacang ini. Warna hijau kuningnya juga cantik," demikian alasan sang chef. Wah, ide yang bagus dari sang chef. Kali ini pesertapun mulai digoda aroma kue yang sedang dipanggang dalam oven. Makin lama makin kuat harumnya, sementara waktu makin sore. "Wah, kok makin lama makin wangi ya..", demikian komentar peserta. Dengan jenis sponge cake yang sama sang chefpun mulai menyiapkan Strawberry Layers. "Untuk adonan moussenya saya memakai strawberry segar tanpa memakai pewarna dan esens," sang chef memulai proses pengadukan adonan mousse. Tips membuat pure strawberry pun dibeberkan lengkap. Setelah adonan dicampur dengan krim kocok, cakepun segera dilapis. Tahapan melapis inipun tak luput dari pengamatan peserta. Semua cake yang sudah dilapispun langsung disimpan dalam kulkas agar mengeras dan mudah dihias atau dilapisi bahan lainnya. Pada tahap akhir pak Muttaqien memberikan trik menghias cake dengan aneka bentuk cokelat dan buah-buahan. Sementara sang chef sibuk menyiapkan dekorasi, pesertapun berkasak-kusuk. Wah, rupanya mereka benar-benar tak tahan dengan tampilan cake yang cantik menggiurkan. "Ayo, pak, bagi-bagi aja kuenya buat hadiah kita ya..," mulailah rayuan mereka. Chef yang pendiam inipun hanya menjawab dengan senyuman. Dalam menit-menit terakhir, 5 cake cantik akhirnya dibagikan sebagai hadiah. Yang beruntung membawa pulang cake cantik ini, Ike (yang akan menerima lamaran kekasih), Ibu Tan Ka Fung (yang berulang tahun bersama suami), Monati, Esti dan Bapak Herry Subrata (yang jauh-jauh dari Cirebon). Dua voucher makan di Sailendra untuk 2 orang persembahan JW Marriott Jakarta pun berhasil dibawa pulang oleh Ibu Lilik dan Asti.Persis saat bedug buka puasa bertalu, para pesertapun menuju Sailendra untuk berbuka puasa sambil menenteng satu kotak kue-kue hasil cooking class dan tas persembahan PT Sinar Cahaya Cemerlang yang sudah mendukung cooking class dengan mikser cangggihnya. "Wah, ini pas banget buat tempat kotak kue," demikian komentar peserta. O, ya kami juga berterima kasih buat sejumlah media yang ikut meliput cooking class kali ini (ANTV, TPI, Reuters dan Sindo). Siap-siap saja, siapa tahu sebentar lagi wajah-wajah keren peserta bakal muncul di media tersebut! Sampai jumpa di cooking class bulan November ya!
(dev/Odi)