Special Cooking Class HUT ke 6 detikfood (1)
Ilmu Fusion, Roti Empuk & Cake Asli
Senin, 03 Sep 2007 11:25 WIB

Jakarta - Bukan hanya datang tepat waktu tetapi semangat dan antusias peserta patut diacungi jempol. Tak heran jika cooking class yang berlangsung 9 jam pun diikuti dengan serius. Rajin bertanya, berdebat, juga tak henti mencicip dan mencicip lagi... Hadiah pun silih berganti dibagikan di setiap sesi cooking class ini!Penuh antusias! Itulah semangat yang dibawa oleh sebagian peserta cooking class kali ini. Belum lagi pukul 09.00, hampir 75% peserta sudah duduk manis di Lotus Room, Hotel Shangri-la Jakarta. Maka pada pukul 09.30 tepat, Executive Chef Hotel Shangrila Jakarta, Mr. Joris Rycken memulai cooking class dengan perkenalan menu 'East meet West' yang dikenal dengan sebutan fusion. Dengan wajah cerah dan senyum manis, chef yang mempunyai pengalaman di berbagai negera Timur Tengah dan Asia ini mulai meracik 'Risotto'. Ya, nasi khas Italia ini diberi bumbu serai. "Untuk beras bisa dipakai beras lokal tetapi beras Arborio ini sangat berbeda, pulen dan lembut," jelas sang chef sambil mengedarkan beras Arborio dalam kemasan pada peserta. Peserta yang berjumlah hampir 100 orang dengan semangat mengajukan pertanyaan. "Yang dimaksud 'al dente' untuk risotto itu sebenarnya seperti apa ya chef?," "Jumlah airnya sebaiknya berapa ya chef?". Ikan tuna dengan bumbu merica dan ketumbar yang dimemarkan pun dimatangkan dalam wajan panas. Aroma harumpun memenuhi ruangan dan tanya jawab pun berlangsung seru. "Minyaknya pakai apa ya chef?," "Kalau nggak ada ikan tuna bisa diganti apa,?" "Apakah tuna bisa direndam merica dan ketumbar nggak cuman ditempelin aja," Masih selalu dengan senyum chef Joris menjawab pertanyaan dengan sabar. Salad scallop yang praktis dengan paduan salsapun segera diperagakan. Hampir semua bahan dan bumbu diedarkan dan dicek teliti oleh setiap peserta. Dalam sekejap aroma harum scallop menebar dan salad yang ditata cantik dalam sendok bebek putihpun diedarkan untuk dicicipi. "Wah, enak ya scallopnya..." , demikian komentar peserta. Ya, dalam sekejappun salad habis dicicipi oleh peserta. Sesi yang penuh tanya jawab ini berlangsung tak lebih dari 1 jam dan diselingi dengan pembagian hadiah-hadiah; Aletta 1 Cito Juicer, 1 Weston Tea Set dan 3 voucher dari Helen's Patisserie.Cooking class kedua, bertopik 'Marbling' pada adonan roti pun diperagakan oleh Haryanto Makmoer, sang baker consultant. Pak Haryanto memulai cooking class dengan penjelasan seputar 'roti Taiwan' yang sekarang sedang trend di Asia. "Orang Taiwan itu kreatif, kalau biasanya roti manis diisi cokelat, keju, pisang, srikaya, maka mereka mulai membuat inovasi, mengeluarkan 'isi' roti manis di luar adonan sehingga rotinya cantik dan rasanya enak," demikian tutur pak Haryanto dengan logat Surabayanya yang kental. Pembuatan adonan roti dengan teknik 'biang' diperagakan secara detil. Kasus roti kempes, keras, keriput pun dibahas tuntas. Pesertapun menghujani dengan berbagai pertanyaan seputar kegagalan membuat roti manis yang empuk. Untuk paduan adonan roti, dibuat 3 jenis adonan; cokelat, hijau dan merah. "Ingat ya...warna adonan ini harus tua supaya warnanya jelas terlihat waktu matang," demikian pesannya. Urusan memadu adonan, dengan adonan berwarna, menggilas dengan teknik lipatan tunggal diperagakan dengan teliti. Beragam bentuk dari adonan yang sudah di-marbling pun diciptakan oleh pak Haryanto. "Lagi dong pak...," teriak peserta yang menyemangati pak Haryanto membuat variasi bentuk lain. Tak hanya itu bentuk-bentuk roti cantik yang sudah matangpun diedarkan dan dicicipi.. nyam...nyam...empuk ya? Pak Haryanto pun menutup peragaannya dengan pesan "Kalau bikin roti itu harus yakin jadi. Jangan bilang jadi nggak ya..karena bilang nggak jadi nggak jadi akhirnya rotipun nggak jadi. Harus berani dan yakin bilang jadi jadi jadi...rotipun pasti jadi dan empuk," Pesertapun memberikan applause tepuk tangan panjang. Hadiah-hadiah pun kembali dibagikan ; 4 voucher dari Helen's Patisserie, dan 1 voucher makan berdua di Nadaman Japanese Restaurant.Sesi ketiga yang bertopik 'Kue Kuno' ini tak kalah seru. Karena pak Hadi Tuwendi, ahli kue dan roti yang berpengalaman puluhan tahun yang memperagakannya. Diawali dengan membahas satu persatu bahan Lapis Surabaya Marmer, yang cukup panjang. "Kue ini kue mewah, tak ada sedikitpun putih telur yang dipakai dan tak ada bahan tambahan apapun dipakai, jadi bahan asli semua," demikian tegas pak Hadi. Urusan memoles loyang, mengaduk adonan dan menimbang adonan dibahas penuh detil. Tanya jawabpun berlangsung hangat karena pak Hadi senang bercanda. "Cokelat BF itu maksudnya Black Forest ya bukan yang lain," jelas pak Hadi diiringi gelak tawa peserta. Tiap pesertapun mencicipi langsung kue yang legit dan enak ini. Pesertapun berkomentar: "Aduh enak banget, lembut banget..." ,"Maaf ya, boleh nggak boleh saya ambil 2 potong". Resep kedua yang 'Sus Bolu Gulung Isi', perpaduan adonan sus dan cake pun diperagakan dengan penuh detil "Semua dalam resep sudah dihitung pas untuk ukuran loyangnya," tegas pak Hadi yang selalu rapi dalam mengaduk adonan. Peserta pun masih 'mengejar' pak Hadi dengan pertanyaan-pertanyaan yang selalu dijawab penuh detil. Sambil menunggu adonan cake diaduk, potongan Sus Bolu Gulung diedarkan untuk dicicipi peserta. Kue yang gurih enak inipun tak berbekas! Sambil menunggu kedua cake dipanggang, 5 peserta pun ditantang untuk mencicipi pastel dengan celupan Sambal ABC dan ternyata mereka tak bisa berhenti makan meskipun mereka bilang "wuah... wuah pedas". Lima bingkisan dari Heinz ABC pun dibagikan pada mereka. Sesi ketiga inipun ditutup dengan makan siang. Kehebohan apa saja yang terjadi pada cooking class sesi berikutnya. Ada hadiah spesial dari pak William, cake spesial dari pak Hardy, ada ciuman hangat dan mawar merah... Tunggu ya di tulisan berikutnya!
(dev/Odi)