Mengenal Ssamjang, Dwenjang dan Kochujang

Mengenal Ssamjang, Dwenjang dan Kochujang

- detikFood
Senin, 06 Agu 2007 10:38 WIB
Jakarta - Tak hanya aneka sambal dan bumbu dari dapur Korea yang dikupas habis oleh Ny.Rosaria tetapi juga banyak rahasia dapur Korea yang diungkap. Dari garam yang rasanya manis sampai trik membuat cantik bayam rebus. Berpose dengan dengan hanbook, plus aneka hadiah menjadi penyemarak cooking class ini!Meriah dan cerah! Itulah suasana cooking class kali ini. Bahkan saking antusiasnya, sejak pukul 09.30 nyaris hampir semua peserta sudah hadir di Han Gang, Korean Restaurant - Grill & Shabu-Shabu yang berlokasi di Jl. Woltermongonsidi. Karena itu tepat pukul 10.00 Ny. Rosaria, pengelola Han Gang sekaligus ahli masak membuka acara dengan resep Bimbi Bap. Dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar semua detil uraiannya bisa diikuti secara jelas oleh peserta."Bimbi bap ini nasi campur Korea. Banyak ditaruh sayur-sayuran jadi sangat sehat dan enak," demikian pengantarnya. Satu demi satu bahan-bahan dijelaskan detilnya plus namanya dan tentu saja bentuknya diamati langsung oleh peserta. Kosari alias pucuk pakis kering menjadi sayuran unik pelengkap bimbi bap. "Ini bisa dibeli di supermarket Korea, direndam air dingin sampai lunak atau lembut seperti ini," jelas Ny. Rosaria sambil memperlihatkan bentuk kosari pada peserta. Satu persatu sayuran ditumis dengan bumbu masing-masing. "Wah, kenapa mesti satu per satu ya, kok nggak semuanya aja sekaligus supaya lebih cepat," tanya seorang peserta. Rupanya, inilah salah satu rahasia memasak Korea. Tiap bahan dan sayuran memiliki tekstur yang berbeda sehingga tingkat kematangannya akan berbeda. "Karena itu perlu dibumbui satu persatu sesuai dengan karakternya. Jadi kalau pas dicampur dan dimakan semua bumbunya rasanya akan sama merata," tegas Bu Rosa sambil melempar senyum. Periuk batu berwarna hitam pun dipanaskan di atas kompor. Nasi, berikut daging ditata di atas nasi dalam periuk. Kuning telur ditaruh di tengah dan diberi taburan nori panggang yang diremas. "O,ya jangan lupa tambahkan gochujang, banyaknya sesuai selera," jelas bu Rosa sambil menaruh 2 sendok teh gochujang di atas bibim bap yang sudah ditata cantik. "Boleh dicicip nggak?", tanya seorang peserta. "Nanti saja kalau makan siang ya, supaya tidak kenyang," sambil tersenyum Bu Rosa menjawab.Cabai merah segar dan bubuk menjadi bumbu utama makanan Korea. Karena itu Bu Rosa pun menjelaskan secara lengkap apa beda kochujang, dwenjang, dan gocukaru. "Ternyata nggak sama ya meskipun warnanya sama-sama merah menyala," demikian komentar para peserta. Bahkan urusan garampun menjadi bahasan serius. "Di Korea ada berbagai macam garam, ada yang manis, ada yang agak gurih dan ada juga yang gurih sekali," tutur Bu Rosa sambil mempersilakan peserta mencicipi garam Korea. Untuk garam, bu Rosa menganjurkan memakai garam laut. "Rasa gurihnya lebih kuat dan alami. Jangan pakai yang dibuat di pabrik ya...", demikian pesannya. Pembuatan Ojingo Bokum atau cumi tumis cabai tak berlangsung lama. "Rahasianya terletak pada cumi. Cuminya harus digosok-gosok dengan garam kasar sampai tidak berlendir baru dibilas. Merebus juga tak boleh lama," tutur bu Rosa. Cumi perlu direbus sebentar supaya saat ditumis tidak terlalu berair. Dalam sekejap aroma wangi menusuk hidung memenuhi ruangan. "Aduh, enak banget ya baunya," teriak para peserta. Rasa ingin tahu merekapun terpuaskan setelah mencicipi langsung cumi tumis yang masih mengepul hangat!BBQ daging khas Korea, Bulgogi, ternyata tak sulit dibuat. Setelah mencampur bumbu perendam, bu Rosa pun memasukkan irisan tipis daging sirloin. "Irisan dagingnya sedikit lebih tebal dari shabu-shabu. Kalau bisa pilih sirloin yang ada sedikit lemak supaya gurih rasanya," demikian tips bu Rosa soal daging. Panggangan berbentuk setengah lingkaran merupakan panggangan khas bulgogi. "Kalau tak ada pakai wajan saja bisa. Tapi kalau wajan ini ada cekungan di pinggirnya jadi air daging akan kumpul di sini jadi bisa taruh bawang Bombay dan jamur," jelas bu Rosa sambil menaruh irisan jamur dan bawang. "Soal cara makannya nanti saya akan jelaskan saat makan ya...", janji bu Rosa pada peserta.Pyogojeon merupakan salah satu jenis hidangan pan fried-menggoreng dengan sedikit minyak yang biasa disajikan dalam menu Korea. Bu Rosa pun memperagakan cara melapisi payung jamur dengan tepung terigu kemudian diisi dengan adonan daging dan tofu. "Setelah itu baru dilapisi tepung terigu lagi supaya isinya bisa padat," jelasnya sambil memperlihatkan jamur yang sudah diisi adonan. Menggoreng jamur inipun ada triknya. "Minyak tidak boleh banyak. Ingat orang Korea kalau memasak tidak memakai banyak minyak." Bu Rosa memberikan tipsnya sambil mencelupkan jamur isi ke dalam telur kocok. Lagi-lagi aroma harum menggelitik hidung peserta. Untunglah, jamur isi yang hangatpun segera diedarkan, semua bisa mencicipi saat masih hangat! Sebagai resep terakhur, Bu Rosa memperagakan sajian namul atau sayuran. Sigemci Namul atau bayam memakai daun bayam Inggris atau horenzo sebagai bahan utama. "Bayamnya direbus langsung dalam air yang sudah diberi garam. Setelah layu langsung angkat dan celup air dingin," tutur Bu Rosa sambil memperagakan trik merebus bayam. Setelah dipotong-potong bayam lalu dicampur dengan bawang putih, daun bawang, minyak wijen dan sedikit garam. Jadilah sajian bayam yang cantik dan renyah!Sebelum makan siang, peserta wanita diberi kesempatan untuk mengenakan baju tradisional Korea - hanbook. Wah, tentu saja semuanya berebut! Sayang hanya ada 6 peserta yang bisa berpose sambil memakai hanbook. Bukan hanya bisa berpose, merekapun diberi hadiah, souvenir cantik khas Korea! Dua voucher makan dari Han Gang yang diundi sebagai doorprizes dibawa pulang oleh Ibu Trisniawati dan Chafsatun Charissah. Makan siang pun berlangsung seru, bukan saja karena meja yang penuh makanan tetapi Bu Rosa juga membagikan info soal table manner Korea. Pokoknya mashi-e sawyo...!!! Kam-sahamnida!!! Sampai jumpa di cooking class berikutnya! (dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads