Rahasia Steak Plus Bonus 10 Resep
Senin, 14 Agu 2006 11:37 WIB
                    
                 
    
    
            
        
        
                
        Jakarta - Dari sejak pendaftaran cooking class bertopik Steak dibuka, animo peserta sangat besar. Tak heran jika akhirnya jumlah pesertapun membludag. Tak hanya dari Jakarta, peserta dari Balikpapan, Cirebon dan Surabaya pun hadir bersemangat menggali ilmu soal steak. Karena itu pula peserta sudah hadir di The Steak House, Four Seasons Hotel Jakarta sejak jam 09.00 pagi!"US Prime Beef saat ini masih menjadi ukuran untuk daging sapi berkualitas di dunia, meskipun ada juga yang dari Australia," demikian tutur Vindex Valentino Tengker, Executive Chef  Four Seasons Hotel Jakarta. Peta daging yang dipasang di papan menjadi alat bantu untuk menjelaskan jenis-jenis potongan daging sapi yang biasa diolah menjadi beef steak. Pesertapun dengan penuh semangat menghujani chef Vindex dengan beragam pertanyaan. "Apakah daging dari supermarket harus dicuci?", "Apakah beda Prime dengan Matsusaka beef?", "Bisa nggak daging sapi Prime diolah menjadi semur atau rendang?", "Kok steak yang saya buat selalu kering bagian pinggirnya padahal sudah pakai daging sapi Australia." Semua pertanyaan dengan penuh kesabaran diurai olah sang chef. Soal 'marbling', persebaran lapisan lemak pada daging menjadi bahasan yang menarik karena 'marble' lemak inilah yang menentukan keempukan daging sapi.Beef steak dengan saus Cinnamon and Soya Glazed menjadi resep pertama yang diolah chef Vindex. "Saus ini tak lain adalah saus semur yang biasa kita buat," demikian chef Vindex menjelaskan detil saus yang dipakai untuk Sirloin Steak. "Kalau memasak steak dengan wajan berlapisan anti lengket, harus benar-benar panas supaya terjadi warna cokelat pada permukaan daging," jelas chef Vindex sambil menunjukkan 2 iris sirloin steak yang dimasaknya. Cokelat cantik dan aromanya sangat harum...! Sebagai pelengkap, steak disajikan dengan perkedel jagung yang digoreng tipis. "Karena citarasa sausnya oriental maka pelengkapnya juga harus serasi," saran sang chef. Meskipun terlihat sepele, urusan menumis sayuran juga ada ilmunya. "Cukup tambahkan bawang putih, sedikit merica dan garam. Jangan terlalu lama memasak, sayuran akan kecokelatan," tutur chef Vindex sambil melempar-lempar sayuran dalam wajan. Dalam sekejap, sirloin steak plus sayuran tumis, perkedel jagung dan saus semur disajikan cantik dalam piring.Dalam resep kedua, tenderloin steak Australian Angus diolah dengan 4 jenis lada plus saus jamur. Keempat jenis lada (white, black, pink dan green) menjadi bumbu utama. "Cukup ditaburkan pada permukaan steak karena ini bukan black pepper steak," demikian jelas sang chef. Sebelum membuat mushroom sauce chef Vindexpun mengurai cara pembuatan brown stock dan brown sauce. Kedua bahan ini merupakan kunci utama untuk membuat saus steak yang enak. Aroma harum jamur tumis yang disiram Shiraz (red wine) sangat menggelitik hidung peserta. "Perbandingan antara brown sauce dan wine sekitar 3:1. Red wine yang tak habis diminum bisa dipakai untuk membuat saus ini," demikian saran chef Vindex. Saus jamur tanpa red wine juga diperagakan oleh chef Vindex. Sebagai pengganti red wine dipakai whipping cream sehingga saus berwarna agak putih dengan rasa gurih yang kuat. Untuk mengecek tahap kematangan daging, chef Vindex memberikan ilmu 'ibu jari'. "Tekan saja ibu jari dari pangkal, tengah hingga ujung, itulah tanda kematangan daging steak," jelas chef sambil memperagakan cara menekannya.Ilmu soal memilih ikan segar untuk steak menjadi pengantar sebelum chef mulai membuat Balinese Spiced Grilled Sanpper. "Kalau ikan gurami bisa nggak dibuat steak?", "Kok ikan baunya anyir kenapa ya chef?," demikian beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta. "Ikan yang segar tidak akan anyir aromanya. Hanya ikan segar yang enak untuk steak," demikian jelasnya. Saus yang dipakai tak lain adalah bumbu Bali. "Jika dioles, dimasak dalam wajan, jadi steak. Tetapi kalau dibakar di atas api arang jadi ikan bakar, dipotong kecil ditusuk, jadi satai ikan dan kalau dihaluskan plus bumbu dan dibungkus daun, jadilah otak-otak," sambil tersenyum chef Vindex memberikan 'sulapan' satu resep steak ikannya. "Untuk memberi rasa gurih yang istimewa pada daging dada ayam ini diberi lapisan pistachio and herb crust. Perbandingan pemakaian tepung roti, rempah dan pistachio pada bahan ini harus lebih banyak pistachionya supaya rasanya sangat gurih," demikian jelas sang chef. Urusan memanggang steak menjadi topik menarik. "Kalau irisan daging tebal, setelah dimasak sebentar dalam wajan harus dipanggang dalam oven sebentar agar bisa matang sempurna. Untuk yang tipis cukup dalam wajan saja," demikian tips dari sang chef. Saus mustardpun dalam sekejap disiapkan oleh sang chef untuk teman steak ayam. "Rahasia saus ini terletak pada mustardnya, gunakan Dijon mustard yang berwarna cokelat muda atau Meaux mustard yang berupa campuran biji musrad," Chef memberikan tips dan mengedarkan kedua jenis mustrad tersebut pada peserta. Berondongan pertanyaan tak henti diberikan peserta untuk sang chef tetapi harus dihentikan karena jam sudah menunjukkan pukul 12.40. Tak terasa berbagai tambahan resep-resep baru yang jumlahnya 10 buahpun melengkapi cooking class ini.Sebelum santap siang, doorprizespun dibagikan pada peserta. Dua buah voucher dari Four Seasons Hotel dibawa oleh ibu Corry H dan pak Joko Hartomo. Sementara bingkisan hadiah dari Four Seasons diraih oleh ibu Dina Artarini dan ibu Julia. Dua bingkisan dari detikfood ternyata didapatkan oleh ibu Tjen Ellen dan ibu Armida. Acara pun ditutup dengan santap siang bermenu steak komplet. Nah, sampai jumpa di cooking class berikutnya ya!
        
        (ely/)
        
            
        
    
    
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 .webp) 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 

 
  
  
  
  
  
  
  
  KIRIM RESEP
            KIRIM RESEP
         KIRIM PENGALAMAN
            KIRIM PENGALAMAN