Mengawali Meat Masterclass di AB Steak by Chef Akira Back Jakarta (5/8), Chef Andri Dionysius dan Chef Joel Lim menjelaskan tentang jenis-jenis sapi dan pakannya. Proses pemberian makan ini bisa mempengaruhi rasa daging dan sebaran lemak (marbling).
"Paling penting pakan untuk menentukan marbling," ujar chef Joel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Chef Andri menimpali bahwa marbling yang memberi sensasi meleleh di mulut dari daging. Akibat lemak yang leleh saat dipanaskan.
Selanjutnya chef Joel menyebut pakan untuk sapi. Amerika Serikat ada Black Angus yang merupakan salah satu jenis paling terkenal. Ia menyebut marbling sapi ini sangat bagus.
US Black Angus diberi pakan rumput (grass fed) atau jagung (corn fed). Kalau makan rumput tidak bisa gemuk jadi diubah ke jagung untuk kasih lemak. Sementara Black Angus dari Australia ada yang diberi pakan rumput atau biji-bijian (grain fed).
![]() |
Australia kini juga dikenal sebagai penyuplai wagyu terbanyak. Untuk grade wagyu berdasarkan warna, tekstur dan lemak. Chef Andri menyebut wagyu Australia paling mendekati milik Jepang.
Adapun Jepang punya kuroge wagyu yang diberi pakan biji-bijian atau grain selama 1 tahun-500 hari. Bisa juga diberi zaitun (olive). Wagyu ini diberi makan terus sampai muncul marbling.
Chef Andri sempat menjelaskan tentang wagyu atau 'wagyu' meltique beef. Sebab selama ini ada banyak restoran yang klaim menawarkan daging wagyu.
![]() |
Jenis 'wagyu' meltique beef disuntik lemak. "Jadi kelihatan seperti marbling tapi bentuk nggak alami. Ini disuntik pakai canola oil. Dagingnya tetap tender. Biasa dipakai angus beef biasa kualitas paling bawah, nggak mungkin pakai prime," jelas chef Andri.
Dari Spanyol juga ada sapi Galician rata-rata 7 tahun, Rubia Gallega 8-17 tahun. "Sapi dikasih makan grass 7-17 tahun. Kasih makan terus lama-lama gemuk sampai marbling sendiri," tambahnya (lus/odi)