Detikfood bersama Indonesia Coffee Academy kembali mengadakan kelas 'coffee roasting' di Anomali Coffee Sabtu (12/11/16). Kelas terbagi dalam 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 20 orang.
Acara dipandu oleh Ryo Limijaya, Head of Marketing and Sales Anomali Coffee, didampingi oleh Aris dan Mimi selaku Q Grader dan Trainer di Indonesia Coffee Academy. Juga dibantu oleh Edward dan Woto selaku roaster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelum belajar roasting, peserta diberi materi pengetahuan dasar green beans atau biji kopi mentah terlebih dahulu.
Ada dua tipe biji kopi, Arabika dan Robusta. Menurut Aris, orang Indonesia lebih suka kopi robusta mengingat 70-80% kopi Indonesia adalah robusta.
Namun, secara global, arabika, lebih banyak digunakan karena kandungan kafeinnya lebih rendah dan aromanya lebih kuat, keasaman dan rasanya lebih baik.
Sebelum melalui roasting, bagian luar biji kopi termasuk kulit, mucilage, dan parchment-nya harus dibuang terlebih dahulu. Yang tersisa biji dan silver skin nya saja. Proses ini dilakukan oleh petani.
Tiap proses punya hasil kopi yang berbeda, 'fully washed' punya rasa lebih asam. 'Semi washed' punya rasa pahit, kental dan asam. 'Pulp natural' punya rasa lebih manis dan natural punya rasa kompleks.
![]() |
Aris mengungkapkan proses natural punya rasa paling kaya dan harga paling mahal. Namun, ini baru dari biji, proses roasting dan brewing dapat membuat rasa kopi lebih nikmat atau lebih buruk.
Setelah itu ada grading biji, tidak semua biji bagus, pasti ada yang cacat karena serangga atau hal lain. Tahap ini menentukan kopi seperti apa yang ingin dibuat, specialty, premium atau komersial.
Specialty adalah biji kopi tanpa cacat, premium dengan 5 cacat, dan komersial atau kopi produk massal seperti sachet dengan tingkat cacat lebih dari 5.
![]() |
Rupanya para peserta yang antusias mengikuti coffee class ini punya alasan khusus. Seperti Gatot mengaku ikut kelas kopi hanya untuk pengetahuan saja karena dia memang sangat menyukai kopi.
Gatot bahkan menunjukkan akun Instagram dengan deskripsi profil "black coffee lover" pada detikFood dengan bangga.
Ada juga peserta yang memang ingin membuka bisnis kopi seperti Bobby yang sudah punya kebun kopi di Sukabumi untuk kopi luwak. Ada juga pebisnis lainnya, Said, yang merupakan supplier kopi gayo. "Saya senang dan memang berbinis di dunia kopi, saya juga berencana ikut kelas lainnya agar semakin paham," ujar Said yang sudah pernah ikut coffee class sebelumnya.
Ryo menjelaskan Indonesia Coffee Class dari Indonesian Coffee Academy tidak hanya punya "roasting class". Berbagai pelatihan dan konsultasi bisnis. Kelas biasa diadakan di Anomali Coffee Senopati, Jakarta dan Anomali Coffee Bali.
(adr/odi)