Selama ini masyarakat hanya menyantap hasil bumi Indonesia tanpa mengenalnya asal muasalnya. Padahal ada banyak bahan makanan Indonesia yang berkualitas istimewa. Menyebar dari Sabang hingga Merauke.
Dalam upaya mengenal lebih dalam produk premium dari Indonesia, pada peringatan Sumpah Pemuda (28/10), Detikfood mengadakan 'Santap Malam Dalam Cerita 100 Persen Indonesia'. Bertempat di NUSA Indonesian Gastronomy, sebanyak 54 tamu menikmati 7 suguhan yang diracik langsung oleh Chef Ragil Imam Wibowo memakai bahan asli Indonesia.
Mulai dari jamur, seafood, ikan, daging sapi, daging ayam, rempah, teh, kopi, cokelat hingga wine 100% Indonesia. Kegiatan ikut didukung GAIA Tea, Anomali Coffee, Pipiltin Cocoa, dan Sababay Winery.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum masuk pada santap malam, para pramusaji menawarkan makanan kecil (Amuse Bouche) yang terdiri dari Buntil Daun Talas, Ayam Kecombrang, Belut Balado memakai belut sawah di Payakumbuh, dan Kohu-Kohu (urap khas Ambon dengan ikan cakalang asap).
Ternyata ada kejutan berupa tiram segar yang diberi Dabu-dabu espuma seperti foam. Oyster berasal dari pulau paling terluar di perairan Pulau Seribu. Sambil menikmati sajian, tamu bisa menyesap Sababay Pink Blossom yang segar sedikit manis atau Nira, minuman tradisional dari Jawa.
![]() |
Di setiap menu yang disajikan, Mei Batubara selaku pemilik NUSA, memberi penjelasan mengenai asal produk yang digunakan. Sehingga tamu mendapat informasi lebih dalam akan bahan-bahan premium Indonesia.
Santapan diawali Dangke yang memadukan keju Dangke khas Enrekang, Sulawesi Selatan dengan sambal bakasang Sangihe dari fermentasi telur ikan tuna. Dipadukan dengan Sababay Moscato d'bali atau minuman non alkohol dari campuran nanas dengan sencha.
"Dangke teksturnya seperti tahu dan rasanya seperti keju muda. Tapi berbeda dengan keju yang difermentasi menggunakan bakteri, kalau dangke menggumpal dengan cara dimasak dengan getah pepaya," tutur Mei.
Menu selanjutnya berupa Karabu Daging asal Minang, Sumatra Barat. Karabu divariasikan menggunakan daging sapi Bali bakar dengan bumbu rujak diberi saus santan.
![]() |
Ikan Kuah Kuning dari Teluk Jailolo, Halmahera Barat jadi hidangan berikutnya. Kuah kaldu ikan disajikan bersama papeda berwarna ungu dan ikan kakap. Pendampingnya berupa Sababay White Velvet. Minuman non alkohol berupa jus jambu air dengan air kelapa.
Tentu santapan Indonesia tidak sempurna tanpa nasi. Ayam Lempah Kulat Pelawan disajikan bersama nasi hitam Adan Krayan. Beras ini sangat langka dan tidak bisa dikirim ke Jakarta. Perlu diantar langsung.
"Beras hitam tumbuh di dataran tinggi pulau Kalimantan masih dikelola masyarakat adat yang kita sebutnya suku Adan Krayan. Mereka tinggal di Kalimantan Utara, jaraknya lebih dekat dengan Sabah, Malaysia. Sehingga mereka lebih banyak menjual ke masyarakat Malaysia. Bibitnya sendiri masih bibit tradisional," jelas Mei.
Ayam kampung free range dimasak 6 jam secara tradisional memakai rempah dan santan. Kemudian diberi jamur pelawan asal Bangka. Sababay Ludisia jadi wine pengiringnya dan minuman non alkohol berupa air nira.
"Kulat pelawan di seluruh dunia hanya ada di Bangka. Kita perlu berbangga karena ini jamur cukup langka dan hanya tumbuh setahun sekali saat musim hujan. Jamur hanya tumbuh jika ada petir," ungkap istri chef Ragil ini.
Sebagai pre-dessert, ada sorbet dari wine dan kecombrang yang segar. Kemudian dilanjutkan dengan dua jenis makanan penutup.
Makanan penutup berbahan teh terdiri dari foam, sponge cake menggunakan tepung sorgum Flores bersama black tea, dan gelato dari sencha. Dessert disajikan dengan Red Pearl, teh premium dari Jawa Barat produksi GAIA.
![]() |
Sementara makanan penutup cokelat memakai bahan dari Pipiltin Cocoa yang dikemas secara cantik dan menggiurkan oleh chef Ragil. Cokelatnya memakai Tanazozo (Flores), Tabanan (Bali) dan Glenmore (Jawa Timur).
Dessert cokelat diberi guyuran saus karamel gula merah Kupang. Paduannya berupa chocolate tea dari seduhan kulit cokelat Flores. Sebagai penyeimbang rasa manis, ada Kopi Arabica dari Gunung Halu, Jawa barat yang diseduh dengan teknik v60 oleh Anomali Coffee.
Di akhir acara semua peserta tersenyum puas. Tidak hanya perut kenyang, tapi wawasan mengenai kekayaan Indonesia ikut bertambah.
Seperti yang disampaikan salah seorang partisipan, Dharma Jenie. Menurutnya acara ini menambah pengetahuan dan kecintaan pada negara.
"Acara ini saya rasa bagus sekali. Ditata secara menarik dan menunjukkan bahwa Indonesia punya beragam makanan. Uniknya itu diambil dari daerah-daerah yang nggak terkenal sebagai sumber makanan," ujar Dharma yang datang bersama keluarganya.
Ia juga jadi belajar bagaimana mengolah beras yang enak. Seperti pengolahan beras hitam yang lebih baik dimasak dengan dandang, seperti ajaran leluhur.
Rina, peserta lainnya, juga mengaku jamuan makan malam begitu istimewa.
"Acara ini bagus banget. Aku appreciate karena selama ini kita nggak tahu apa aja yang kita punya di Indonesia. Saya kaget Indonesia punya banyak hal yang mungkin kurang informasinya ke masyarakat. Dengan acara ini juga kita jadi banyak tahu Indonesia punya orang-orang yang memproduksi bahan lokal berkualitas bagus. Ini pertama kali saya datang ke acara Detikfood dan terkesan banget," papar Rina.
Menurut Rina, media harus lebih banyak lagi menginformasikan bahan pangan Indonesia kepada masyarakat. Sebagai upaya menunjukkan bahwa Indonesia punya sesuatu yang kualitasnya sama sekali tidak kalah dengan negara lain.
![]() |
Mengenai hidangan, kedua peserta sepakat bahwa semua masakan memberi pengalaman baru. Khususnya Ayam Lempah Kulat Pelawan.
"Karuba Daging menarik. Dagingnya seperti Korean beef yang dry tapi ini Indonesian style. Saya juga sangat suka ayam dengan jamur. Untuk dapat tempat di acara ini kata istri saya susah dan untung saya dapat jadi bisa makan jamur yang langka. Luar biasa enaknya," ucap Dharma yang suka mencoba berbagai makanan.
Hal serupa juga diakui Rina. "Saya paling suka ayam lempah kulat pelawan. Menarik dengar sejarah dibalik makanannya dan pas coba rasanya benar-benar wouw. Tekstur ayamnya beda dan bumbunya enak," pungkas Rina yang baru pertama mencoba kulat pelawan.
Buat pencinta detikfood yang belum kebagian tempat, mohon bersabar. Pantau terus detikfood, akan banyak lagi acara-acara menarik yang akan kami gelar. (msa/odi)