Membuktikan Teh Indonesia yang Unik dan Berkualitas Premium

Indonesia Tea Class

Membuktikan Teh Indonesia yang Unik dan Berkualitas Premium

Lusiana Mustinda - detikFood
Senin, 22 Agu 2016 14:28 WIB
Foto: detikFood
Jakarta - Teh asal Indonesia memiliki rasa yang unik. Bersama pakar teh peserta membuktikan langsung aroma dan rasa teh hitam, teh hijau hingga teh putih Indonesia yang unik.

Untuk kedua kalinya, pada Minggu (21/08) detikFood yang didukung oleh 2Tang menyelenggarakan kembali 'Indonesian Tea Class' di Almond Zucchini Cooking Studio Jakarta Selatan.

Kembali kelas ini dipenuhi oleh peminat serius teh Indonesia. Selain berasal dari Jakarta juga ada yang berasal dari Bandung, Solo, Yogyakarta hingga Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratna Somantri selaku pakar teh Indonesia membuka kelas dengan paparan sejarah, jenis-jenis teh, proses produksi hingga cara penyeduhan teh yang baik dan benar.

Indonesia menjadi salah satu negara penghasil teh ke-7 terbesar di dunia. Akan tetapi kebanyakan masyarakat masih belum mengenal teh Indonesia.

"Di Jepang, China dan Korea, teh menjadi salah satu minuman yang sering dikonsumsi oleh para bangsawan dan raja-raja sehingga apresiasi mengenai teh di negara ini tinggi. Berbeda dengan Indonesia yang tehnya dibawa masuk oleh Belanda kemudian kita hanya membantu 'menanamkan' dan diekspor ke Eropa sehingga kita tidak tahu bagaimana cara menikmati teh dan bagaimana mengapresiasinya," jelas Ratna dalam presentasinya.

Teh berasal dari daun Camellia Sinensis. Sedangkan untuk minuman yang berasal dari herba atau bunga seperti chamomile, rosella dan jati Belanda tidak pas jika disebut sebagai teh melainkan Tisane.

"Kalau kopi memiliki jenis arabika dan robusta, teh juga memiliki varian yaitu Camellia Sinensis var. Sinensis dan Assamica. Tentunya dengan karakteristik dan rasa yang berbeda," ujar Ratna.

Dalam penjelasannya, Ratna menyebutkan, sinensis tumbuh di suhu yang dingin dan tidak tahan terhadap panas, memiliki ukuran daun yang lebih kecil-kecil, memiliki aroma wangi dan rasanya lebih manis. Jenis teh sinensis ini banyak tumbuh di dataran China, Taiwan, Jepang dan Korea.

Sedangkan assamica memiliki karakter yang lebih besar daunnya, rasanya lebih strong (body). Sehingga lebih cocok dijadikan sebagai english breakfast dan teh Indonesia yang nagitel (panas, legi dan kentel). Jenis assamica ini cocok ditanam di daerah tropis sehingga lebih dari 90 persen Indonesia menanam assamica sehingga rasanya berbeda walaupun proses pengolahannya sama.

Ada tiga hal yang mempengaruhi faktor karakteristik dari teh yaitu jenis clone (bibit), dimana tanaman tumbuh dan juga proses pengolahan teh. Tempat teh ditanam serta iklim dapat mempengaruhi rasa.

Tiap peserta juga berkesempatan untuk mengamati, mencium serta mencicip aneka jenis teh. Beragam komentarpun terlontar saat peserta mencicip rasa dari teh yang sudah diseduh dari mulai green tea, black tea, white tea dan oolong tea.

Peserta juga mencicip beragam jenis teh, termasuk Classic Green Tea dari 2Tang yang merupakan salah satu produk premiun Teh 2Tang. Karena teh hijau ini dibuat dari daun teh camellia sinensis bukan assamica.

Classis Green Tea 2Tang terbuat dari daun teh berjenis Camellia Sinensis var. Sinensis. Saat mencicip peserta menyebut bahwa warna tehnya lebih jernih dengan rasa yang lebih light, tidak segelap varian green tea assamica.

"Kalau assamica memiliki karakteristik rasa yang beraroma kayu dan agak earthy. Sinensis justru rasanya lebih light dan lebih aromatik," jelas Ratna. Setelah diseduh, teh hijau 2Tang Classic terlihat jernih dengan warna kuning muda dengan sensasi aroma harum daun yang segar.

Teh Indonesia berasal dari tiga perkebunan. Ada dari PTPN, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat. Ketiganya menghasilkan produk yang berbeda. Kebanyakan menghasilkan teh hitam (black tea) dan teh hijau (green tea).

Teh hitam biasanya dibuat dengan dengan metode orthodox (masih berbentuk daun) dan CTC (crush, tear dan curl) serta teh hijau (green tea) yang dibuat dengan cara pan fried. Kemudian di oksidasi, drying, grading dan packing.

Selain teh hitam dan teh hijau, Indonesia juga memproduksi varian jenis teh lain seperti teh putih (white tea) serta teh oolong dalam jumlah yang sedikit. Indonesia sedikit yang membuat oolong, karena rata-rata masih mendatangkan master dari Taiwan untuk membuatnya.

Proses oksidasi oolong dilakukan sekitar 20-30 persen. Sehingga diperlukan teknik khusus dalam pembuatannya.

Selain mendapatkan ilmu, peserta juga dapat mampir ke booth teh perusahaan swasta Indonesia seperti Walini, Liki, Banten Tea dan Bangkit Wangi dari PT. Bukit Sari.

Ada banyak ilmu yang di dapat dari kelas teh Indonesia ini. "Dengan adanya kelas ini jadi lebih banyak jenis teh Indonesia yang kita ketahui. Tapi perlu ditambah waktunya dan mungkin bisa ada klasifikasi lebih spesifik seperti tea for beginner, tea for intermediate hingga advance," jelas Ronald Sitolang yang merupakan salah satu peserta sekaligus pemain di industri teh asal Surabaya.

Kusanto, peserta yang berasal dari Yogyakarta mengaku lebih banyak belajar dengan adanya kelas ini.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dosen asal Bandung. "Saya ini penggemar teh dan juga gemar mengoleksi tea cup unik. Acara ini sangat informatif sehingga mendapat pengetahuan yang lebih banyak mengenai jenis teh dan cara menyeduh teh yang benar," jelas Erlinda yang sangat gemar konsumsi green tea ini.

Diakhir acara ada empat peserta yang mendapatkan hadiah persembahan dari Teh 2Tang yaitu handphone Xiaomi Redmi 3 Pro dan tiga peserta lagi mendapatkan masing-masing satu set tea cup dari Royal Albert. Erlinda, Gladis, Ade Sari dan Fecacio Jusuf jadi salah satu yang beruntung mendapatkan pengundian tersebut.

Selain door prize, setiap peserta juga mendapat goodie bag berisi aneka jenis dari Tasseo Tea dan aneka teh dari 2Tang seperti green tea, vanilla tea, serta black tea.

Jadi tambah ilmu setelah mengikuti cooking event detikFood. Untuk itu jangan lewarkan cooking event kami selanjutnya! (lus/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads