Siang itu, Sabtu (14/09/13), Chef Fernando Sindu dan Chef Ivan Wibowo dari G48 (Good for Eats) mengerjakan sesuatu yang berbeda. Jika biasanya duo chef ini melakukan demo masak, kini mereka akan mengajak peserta terjun langsung mengolah sampai menata hidangan.
Tema kelas memasak kali ini adalah hidangan Barat dengan teknik a la restoran fine dining. Bahan dan alat untuk membuat tiga resep - yakni caesar salad, steak and eggs, dan classic tiramisu - sudah disiapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya membuat caesar salad mudah. Tinggal campur selada, saus caesar salad, dan beberapa pelengkap lainnya. Namun, Chef Fernando dan Ivan sengaja memanggang seladanya sebentar untuk menambahkan rasa unik pada hidangan.
Selain itu, mereka berdua juga mengajarkan cara membuat saus caesar salad segar, bukan yang siap pakai seperti di supermarket. Bahan-bahan seperti kuning telur dan white wine vinegar dicampur sedikit demi sedikit dengan minyak zaitun. Langkah ini dilakukan sambil mengocok campuran tadi dengan whisk, hand blender, atau food processor hingga membentuk emulsi yang kental lembut.
"Aduh, pegal juga ya. Saya mau beli saus jadi saja deh," keluh Dedeh Kurnia, salah satu peserta, yang langsung diiyakan peserta lain. Ia mencoba mengocok campuran tadi memakai kocokan tangan dengan cepat agar jadi saus caesar salad. Chef Fernando dan Chef Ivan tertawa melihatnya.
"Saus buatan sendiri lebih baik karena tak menggunakan bahan-bahan tambahan. Rasanyapun bisa disesuaikan dengan selera. Saus salad ini bisa tahan seminggu kalau disimpan di kulkas," jelas Chef Fernando.
Kalau saat dikocok minyak dituangkan terlalu cepat, campuran bisa pecah dan gagal menjadi emulsi. Tipsnya, kocok kuning telur baru hingga mengembang di mangkuk lain, lalu tambahkan campuran yang gagal tadi.
Selanjutnya, Chef Ivan yang memandu pembuatan tiramisu klasik. "Resep ini tak memerlukan pemanggangan. Semua dilakukan dalam kondisi dingin, sehingga cocok untuk pemula atau anak-anak," katanya. Siapkan saja krim tiramisu yang terbuat dari telur, gula, keju mascarpone, dan krim segar.
Setelah jadi, tiramisu bisa disusun di wadah mulai dari lady finger biscuit (atau sponge cake) yang dicelupkan ke air kopi, lalu krim. Begitu seterusnya hingga ketinggian yang diinginkan dan diakhiri dengan krim. Taburi bagian atasnya dengan bubuk cokelat, lalu bekukan.
Terakhir, para peserta diajari memasak resep yang paling rumit, yakni steak and eggs. Chef Fernando dan Chef Ivan sudah menyiapkan daging sapi wagyu sirloin. Mereka memasaknya dengan dua cara sebagai perbandingan, yakni cara tradisional dengan dipanggang di wajan, serta teknik sous vide.
Dengan teknik sous vide, potongan daging yang sudah dibumbui dengan garam dan lada dimasukkan ke plastik khusus. Kemudian, minyak zaitun, mentega, dan rosemary juga dimasukkan ke dalamnya.
Plastik dibuat hampa udara dengan mesin, lalu dimasukkan ke wadah berisi air di mesin sous vide selama 45 menit dengan suhu 55 C. Setelah matang, daging dipanggang sebentar untuk memberikan warna kecokelatan.
"Hasilnya daging lebih empuk dan warnanya merata, sedangkan dengan cara tradisional dagingnya terasa agak kenyal," jelas Chef Ivan. Steakpun disajikan bersama kaldu daging, saus bernaise, kentang lumat, sayuran panggang, dan coleslaw.
Di kelas memasak ini, Chef Fernando dan Chef Ivan memperkenalkan 7 minutes egg, cara membuat telur rebus matang namun bagian kuningnya masih agak meleleh. Agar teksturnya lebih menarik, bagian luar telur yang sudah matang dibalur tepung roti lalu digoreng.
Tak terasa 4,5 jam sudah berlalu! Namun, para peserta tak mengantuk karena disediakan kopi dan teh dari Lucaffe. Di akhir acara, setiap peserta mendapatkan merchandise dari Detikfood dan berfoto bareng kedua chef.
Tertarik ikut kelas memasak private seperti para peserta ini? Ikuti terus informasi dari Detikfood dan aplikasi Masak Apa!
(fit/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN