Pijat dan Putar Adonan Pizza, Wouw..Seru!!

Pijat dan Putar Adonan Pizza, Wouw..Seru!!

- detikFood
Senin, 22 Feb 2010 11:09 WIB
Jakarta - Chef Antonio tak hanya memberikan trik mengaduk adonan tetapi tiap peserta dibimbing membulatkan adonan, memijit adonan plus memutarnya. Hasilnya, kulit pizza yang kres..kres kriuk! Mulutpun tak berhenti mengunyah pizza mengepul dari oven berlelehan keju. Hmm... mamma mia!

Inilah cooking class yang asyik dan seru. Betapa tidak? Di tengah mendung yang menggayuti Jakarta, Sabtu pagi kemarin tepat pukul 10.00, peserta sudah bersiap di open kitchen Scusa Italian Restaurant yang berlokasi di lantai 2 Hotel Intercontinental Jakarta MidPlaza. Chef Antonio Massaglipun sudah ramah menebar seneyum plus menyapa tiap peserta. Suasana hangat dan akrabpun langsung terasa.

Sesi pertama dibuka chef Antonio dengan peragaan membuat adonan pizza. "Yang akan saya buat adalah pizza Itlaia, bukan pizza yang lain," demikian tegas chef yang senang bergurau ini. Dengan cekatan ia mencampur tepung terigu, air, yeast, minyak olive dan garam. "Saya akan pakai cara tradisional, mengaduk dengan tangan, tetapi kalau mau bisa dengan mikser," tuturnya.

Setelah adonan rata, sang chef mempersilakan peserta mencolek adonan untuk mengetahui kekalisannya. "Dalam memasak semua indera bisa dipakai, mata, hidung, dan lidah. Tetapi yang terpenting adalah tangan. Jangan lupa gunakan jari-jari buat menyentuh agar tekstur, dan suhunya terdeteksi dengan benar," demikian jelasnya sambil mengedarkan adonan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adonan yang baru diaduk dan belum difermentasi langsung dibandingkan dengan adonan yang siap dibentuk. "Sekarang coba bandingkan dengan adonan yang sudah saya buat kemarin dan disimpan dalam lemari es ini," tutur sang chef. Tips membekukan adonan kulit pizza dan menyimpan dalam kulkaspun diberikan komplet. Pesertapun makin antusias mengajukan pertanyaan pada sang chef.

Acarapun dilanjutkan dengan praktek menggilas adonan. "Adonan bisa digilas dengan gilingan kayu, dicetak dengan loyang pizza atau digilas dengan tangan dan dicetak tanpa loyang."jelas sang chef sambil membagikan adonan untuk tiap peserta.

Setelah meja ditaburi terigu, mulailah tiap peserta mengikuti gerakan chef Antonio. Mulai dari membulatkan adonan dengan gerakan mengunci dengan jari-jari sampai adonan jadi bulat. "Ingat bagian yang atas menghadap ke kita," demikian pesannya sambil memipihkan adonan. Ternyata, tidak mudah. Gerakan memijit adonan berkeliling harus dilakukan dengan ujung-ujung jari sehingga hasilnya adonan pipih kelilingnya tetapi bagian tengahnya membukit.

"Wah kayaknya tadi gampang ya..ternyata perlu tenaga juga," komentar seorang peserta yang sibuk memijat kencang adonannya. Tahap akhir justru paling mengasyikan. "Lihat ya, tekan dengan satu tangan dan tarik dengan tangan yang lain," dengan cekatan chef Antonio menipiskan adonan. Tekan, tarik, tekan, tarik... wouw..pesertapun makin semangat menipiskan adonan.

Hasilnya? Hmm..tak semuanya sukses. Ada yang berlubang, ada yang oval, ada yang tipis tebal tak keruan. Dengan senyum lebar, chef Antonio memberi 'pertolongan' untuk adonan yang belum sempurna. "Wouw...ini mau bikin pizza oval ya," demikian candanya diiringi gelak tawa peserta. Adonan yang berlubangpun dengan sekali cubit dan gilas jadi mulus kembali. Tepuk tangan pun mengiringi aksi atraktif sang chef.

Urusan topping pun tak kalah memikat. Rahasia membuat saus tomat asli Italia, mengoleskan ke atas adonan dan jenis-jenis kejupun dibeberkan lengkap. Diawali dengan cerita soal sejarah Pizza Margherita, pizza tradisional tertua di Italia yang dibuat khusus untuk ratu Margherita. Pizza ini toppingnya tomat, basil dan keju mozzarella.

Dalam sekejap, pizza ini siap diangkat dengan sendok khusus yang mirip dayung dan dimasukkan ke dalam tungku pizza yang bersuhu 300 C. Dalam hitungan menit sudah tercium aroma wangi roti dan keju. Benar juga, pizzapun dikeluarkan dari oven, pinggirnya menggelembung sedikit gosong, diiringi lelehan keju yang masih meletup-letup. Pesertapun nyaris tak sabar ingin segera mencicipi.

Pizza pertama yang panas mengepul inipun dalam sekejap licin tandas. "Aduh renyah banget ya kulitnya, enak lagi," komentar peserta sambil sibuk mengunyah pizza. Pembuatan pizza 4 Formaggi berlangsung seru. Empat jenis keju ditaburkan di atas adonan, keju mozarella, gorgonzola, fontina, dan taleggio. "Ingat pizza yang ini tidak memakai saus tomat ya," tutur sang chef.

Pizza yang berlelehan keju inipun dalam hitungan menit sudah matang. Melihat lelehan keju pesertapun tak sabar...hap..hap..pizza gurih renyah inipun ludes!. Hal yang sama juga terjadi saat chef membuat Pizza Di Mare yang memakai seafood (udang, scallop dan kerang) dan pizza Scusa. "Untuk topping sebenarnya terserah selera dan kreativitas, mau ditaruh tofu, keju ricotta, sayuran lain boleh saja," demikian pesan sang chef.

Pembuatan pizza Calzonepun sangat menarik. Karena pizza ini berbentuk seperti 'saku celana' atau lebih tepat mirip pastel dalam ukuran besar. Isinya keju ricotta, mozarella, smoked beef, keju parmesan plus arugula. Dilipat dua dan dipilin kelilingnya lalu dipanggang. Pastel raksasa inipun menebarkan aroma wangi yang menusuk hidung. Saat dipotong lelehan kejunya membuat peserta tak bisa menahan titikny air liur. Hmm..dalam beberapa detik pizza inipun tuntas! Nyam..nyam..mamma mia!

Dalam hitungan menit sebelum ditutup, chef Antonio memberikan satu bonus resep, pitta bread. Adonan pizza yang dipanggang dalam 3 menit, dikeluarkan dalam keadaan menggembung dans edikit gosong. Pitta bread inipun diisi dengan keju, smoked chicken dan daun arugula lalu dipanggang beberapa detik. Roti inipun nasibnya sama, ludes dalam beberapa detik!

Acara akhirnya benar-benar ditutup dengan menyantap 5 jenis pizza yang juga hangat mengepul dari oven, disiapkan langsung oleh sang chef. Masih ditambah Caesar Salad dan tiramisu sebagai penutup. O,ya peserta yang beruntung membawa pulang voucher makan adalah Avi dan Danti! Sampai jumpa di cooking class bulan depan ya!

(eka/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads