Senyum merekah di bibir pria asal Australia yang kerap disapa Michael, saat menyambut kedatangan detikfood di Crema Cafe yang terletak di Oakwood Apartment, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Tubuhnya yang tinggi kekar, dibalaut baju dan celana serba hitam. Matanya yang cokelat susu bak cappuccino pun langsung berbinar saat menyambut kami dengan hangat.
Meskipun terkesan mungil, Crema Cafe yang berada di bawah naungan Illy, sebuah merk kopi asal Italia ini cukup ramai oleh pengunjung. Sengaja kami mengambil tempat di bangku kayu bagian dalam cafe yang lebih sepi pengunjung. Sambil menyeruput secangkir mungil cappuccino hazelnut yang mengepul panas acara bincang-bincang dengan Micheal pun terasa semakin hangat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Michael, kopi sama indah dan menariknya dengan wine dan makanan. Tak heran jika akhirnya ia jatuh hati pada kopi. Tak hanya belajar meracik kopi dengan benar tetapi segala hal yang bertalian dengan kopipun dipelajari dengan cermat. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menekuni kopi sebagain bagian dari karirnya bergabung dengan Illy. "Australia dan Italia merupakan negara yang sangat bagus dalam roasting dan blending kopi, meskipun Australia bukanlah negara penghasil kopi seperti Indonesia yang hebat," jelasnya.
Kini Michael menjabat sebagai Brand & Business Development Manager, PT. Bahana Genta Viktory yang merupakan perusahaan distributor untuk Illy Coffee, Coffex, Sonentor Tea dan berbagai merk mesin kopi seperti La Cimbali dan Promac.
Sebagai barista, Michael banyak meluangkan waktu untuk mengajari para staf membuat kopi yang tepat dan enak. "Saya memiliki guru yang hebat di bidang kopi dan saya ingin membaginya dengan banyak orang. Bagi saya dengan mengajari banyak orang saya juga belajar banyak hal," terangnya panjang lebar.
Saat ditanya apa arti kopi bagi dirinya. Pria yang sedang menanti kelahiran anak pertama dari istri keduanya ini berujar, "Membuat kopi bukanlah sekedar mencampurkan air panas dengan kopi saja. Namun kopi harus dibuat dengan cinta dan juga passion agar kita bisa menghasilkan kopi yang baik." Karena itu pula saat memberi pelatihan, ia selalu menekankan unsur cinta dalam tiap seduhan kopi.
Tidak hanya sampai di situ para staf pun dilatih untuk menyajikan kopi dengan senyuman dan hati riang. "Ini supaya kopi yang dinikmati jadi enak karena memakai sentuhan hati saat membuatnya," tutur pria yang suka memasak makanan Thailand ini.
Kemudahannya dalam berinteraksi dengan orang lain membuat Michael mudah beradaptasi. Buktinya meskipun baru tinggal di Indonesia selama 18 bulan, ia pun sempat menyambangi beberapa kota dan mencicipi aneka kopi tradisional Indonesia. Bahkan ayam goreng dan daging rendang Rumah Makan Pondok Jaya sudah berhasil mencuri hatinya.
"If you want to make a good coffee, make it with love!" demikianlah prinsipnya dalam menyajikan kopi.
Bagi pencinta kopi, Michael pun berbagi resep Mocha andalannya yang mudah dibuat di rumah.
Mocha
Michael J Gibbons
Bahan:
30 ml Espresso (air kopi kental)
30 g cokelat bubuk
150 ml fresh milk/susu sapi segar (Indomilk)
Cara Membuat:
- Panaskan susu segar hingga mencapai suhu tak lebih dari 65 C (jika terlalu panas rasa krim susu menjadi kurang enak).
- Campurkan espresso dan cokelat, aduk dan biarkan bergumpal kecil.
- Tuangi susu panas lalu aduk rata.
- Tuang ke dalam cangkir.
- Sajikan hangat.
- Espresso merupakan larutan kopi bubuk dan air pada suhu tertentu sehingga menghasilkan air kopi yang enak.
- Untuk membuat air kopi yang cukup kentalnya, larutkan 6 g kopi bubuk dalam 30 ml air panas (bersuhu 90 C) lalu diamkan beberapa saat.
- Untuk mendapatkan air kopi yang enak harus memakai biji kopi berkualitas, yang disangrai dengan tepat dan digiling saat akan diseduh.
- Espresso ini bisa menjadi bahan campuran minuman kopi yang lain.