Andre Buser: Jatuh Hati Pada Asia

Andre Buser: Jatuh Hati Pada Asia

- detikFood
Senin, 02 Feb 2009 14:09 WIB
Jakarta - Pria yang masih setia melajang ini sudah menapaki karir sejak usia 16 tahun. Swiss tempatnya lahir dan dibesarkan tak mampu menahan tapak karirnya. Negara-negara Asia yang disinggahinya bukan hanya membuat karirnya makin mantap tetapi juga memberinya banyak inspirasi. Lalu mengapa ia suka pada hal yang praktis dan realistis?

Kesan ramah dan bersahabat tak bisa disembunyikan dari sinar mata dan pipi kemerahan Andre Buser yang selalu berbinar. Seperti ketika sore itu ia menemui detikfood di Scusa, hotel Intercontinental Jakarta Midplaza, tempatnya bekerja sebagai Executive Chef. Iapun mulai bercerita soal keluarganya yang penuh kehangatan di Swiss dan lika-likunya menapaki karir.

Sebenarnya tak ada satupun dari keluarganya yang membimbingnya memilih karir sebagai chef. "Di sekolah saya termasuk anak badung dan nakal, sering membolos," cerita sang chef. Ibu dan neneknya merupakan wanita yang terampil memasak sehingga ia pun senang membantu dan berada dekat mereka saat di dapur. Dari situlah Andre mulai mengenal makanan dan memasak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di usia yang masih belia, 16 tahun, Andre justru mulai bekerja magang di Hotel Schiff, Rheinfelden, Swiss. Di situlah ia belajar selama 3 tahun mulai dari dasar soal makanan Prancis, cara menyiapkan bahan dan memasak hingga membuat kalkulasi harga dan biaya. Di saat yang sama ia menjalani kuliah di sekolah chef professional di Baden, Swiss.

Tak lebih dari 10 hotel di berbagai tempat di Swiss dijelajahi Andre untuk memantapkan karirnya. Dari jabatan rendah hingga menjadi Chef de Partie dan Sous Chef. Seperti lazimnya di hari libur atau cuti panjang Andre pun melakukan perjalanan ke luar negeri. Tahun 1994 ia memilih negara-negara Asia sebagai tujuannya. Bukan hanya liburan menyenangkan saja yang ia dapatkan tetapi justru liburan selama 4 bulan itu membuatnya tak bisa melupakan keelokan negeri-negeri tropis.

Itulah sebabnya ia memutuskan untuk memperluas wawasan dan pengalaman dengan menjadi Chef de Cuisine di Grand Hyatt Hongkong. Dua tahun setelah berada di Hongkong, Andre untuk pertama kalinya bekerja di Jakarta di Hotel Aryaduta Jakarta dengan jabatan yang sama. Jakarta pun tak bisa mengobati dahaganya akan pengalaman baru.

Setelah Singapura, Bangkok akhirnya mengukuhkan dirinya menjadi Executive Chef. Di negeri gajah putih inilah, saat bekerja di Oriental Hotel ia mendapat pengalaman istimewa melayani keluarga kerajaan. "Di situlah saya belajar banyak tentang makanan Thai, dari bahan, bumbu hingga cara memasaknya. Bahan-bahannya sangat mempesona," demikian tutur chef yang senang menghabiskan waktu luangnya di lapangan golf.

Di Thailand pun Andre sempat berpindah ke beberapa hotel hingga akhirnya menjajal karir di hotel Four Seasons Cairo. Karena tak bertahan lama, akhirnya pulau dewata Bali memikatnya kembali. Di sebuah hotel di Nusa Dua, Andre mengasah kembali kemampuannya memahami kuliner Asia yang beberapa tahun kemudian dilanjutkan di Vietnam.

Mengapa Asia begitu memikat perhatiannya hingga sepuluh kali ia berpindah tempat bekerja untuk menggali ilmu kulinernya? "Asia jauh lebih memikat, menantang dan menarik. Banyak memiliki 'style of cooking'. Belum lagi bahan-bahan dan bumbunya sangat menarik. Tak hanya jenisnya tetapi aroma dan teksturnya sangat luar biasa," tuturnya dengan mata berbinar bagai sedang jatuh cinta.

Sibuk berkelana ke berbagai negeri membuat Andre Buser jadi betah dengan status lajangnya meskipun usianya menginjak 40-an. Buat dirinya, pekerjaan sebagai chef harus dilakukan dengan sepenuh hati "My home is in the kitchen"- demikian prinsipnya. Karena itu buatnya tak ada tempat lebih nyaman dan indah di dunia ini kecuali dapur yang nyaman sehingga ia bisa bekerja dan berkreasi.

Berikut ini Chef Andre membagi satu resep dessert yang unik rasanya. Perpaduan antara merica dan cokelat putih dan basil yang sangat eksotik!

Basil White Chocolate Mousse with Strawberry Jelly

Bahan:
Sable with red pepper corn:
120 g mentega tawar
120 g gula bubuk, ayak
60 g kuning telur ayam
3 g res pepper corn, memarkan
170 g tepung terigu serba guna
7 g baking powder
Strawberry Jelly:
200 g strawberry pure
100 g gula pasir
8 g gelatine lembaran
3 g jahe segar
White Chocolate Basil:
250 hg krim kental
20 g daun basil segar
410 g white chocolate
12 g gelatine lembaran
500 g krim kental, kocok kaku

Cara membuat:
  • Sable with red pepper corn: Kocok mentega, gula dan pepper hingga rata.
  • Tambahkan kuning telur, kocok rata.
  • Masukkan tepung terigu dan baking powder, aduk rata. Simpan dalam lemari es.
  • Gilas adonan setebal 1 cm lalu panggang dalam oven 180 C hingga matang dan kecokelatan. Angkat dan dinginkan.
  • Strawberry Jelly: Rebus strawberry pure, gula dan jahe hingga mendidih. Biarkan selama 30 menit. Saring, campur dengan gelatine.
  • Tuang ke dalam loyang dan bekukan.
  • White Chocolate Basil: Rebus krim dan masukkan basil, biarkan terendam selama 1 jam. Saring dan didihkan kembali.
  • Tambahkan cokelat putih dan gelatine, aduk hingga lumer.
  • Tambahkan krim kocok, aduk rata.
  • Penyelesaian: Tuang adonan White Chocolate Basil ke dalam loyang kecil hingga setengah bagian. Taruh Strawberry Jelly di tengahnya .
  • Tuangi lagi dengan adonan White Chocolate Basil dan tutup dengan sepotong Sable with red pepper corn. Bekukan.
  • Sajikan dengan hiasan strawberry, cokelat dan basil.
Untuk 6 buah
(dev/Odi)

Hide Ads