Berbeda dengan asosiasi yang timbul ketika mendengar istilah sate bandeng, ini memang bukan potongan kecil daging bandeng dengan tusukan kecil sepanjang 20 senti, melainkan ikan bandeng utuh dengan tusukan besar. Istimewanya, bandeng utuh ini sudah tanpa duri karena daging dan tulangnya terlebih dulu dikeluarkan, lalu dicampur bumbu dan dimasukkan kembali ke dalam tubuh bandeng sebelum dibakar.
Cara mengeluarkan daging dan tulangnya ternyata tidak melalui prosedur pembedahan yang rumit. Di "pabrik" sate bandeng yang menjadi industri rumah tangga, kita dapat melihat bahwa di tangan pekerja-pekerja trampil proses ini ternyata sangat mudah dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena sudah dibumbui, sate bandeng ini sudah gurih rasanya dan tidak memerlukan saus atau cocolan. Tetapi, bila diingini, sambal kecap dapat dijadikan cocolan yang cocok.
Di Jawa Timur juga ada sajian yang mirip dengan sate bandeng dari Banten ini. Bedanya, daging bandeng yang sudah dihaluskan dan dicampur bumbu tidak dibubuhi santan kental. Bandeng yang sudah kembali utuh itu di lumuri kocokan telur ayam, lalu digoreng. Hasilnya adalah bandeng isi yang sungguh gurih. Nikmat disantap dengan sambal trasi atau sambal manis lainnya. Sajian ini di Jawa Timur β khususnya populer di Surabaya dan Gresik β disebut dengan nama otak-otak bandeng.
Di Sulawesi Selatan, sajian yang mirip otak-otak bandeng ini disebut bolu kambu. Dalam bahasa Makassar dan Bugis, ikan bandeng memang disebut ikan bolu. Sedangkan kambu adalah istilah untuk βisiβ, seperti kita lihat dalam sajian bolu kambu, paria kambu, tahu kambu, dan lain-lain.
Sekalipun sate bandeng merupakan hidangan yang sangat khas Banten, ternyata ada beberapa sajian Nusantara lain yang sangat mirip dengan masakan ini.
Untungnya lagi, sate bandeng telah menjadi item oleh-oleh yang populer dan tersedia luas, sehingga tidak dikhawatirkan akan segera punah. Mungkin daerah-daerah lain harus mulai memikirkan untuk melakukan revival kuliner pusaka dengan menyediakannya sebagai oleh-oleh yang populer bagi setiap pengunjung ke kota yang bersangkutan.
Bagi mereka yang enggan makan bandeng karena banyak duri halusnya, inilah cara pintar makan bandeng yang gurih itu tanpa repot menyisihkan duri dan tulang.
(dev/dev)