Di kelas kopi terbaru bersama Indonesia Coffee Academy dan detikFood, peserta bisa belajar hal dasar tentang kopi. Khususnya teknik latte art serta manual brew.
Coffee experience Vol.2 dari komunitas 'Ngopi Yuk' detikFood bersama Indonesia Coffee Academy (ICA) sukses digelar pada Minggu, (14/9/2025). Gedung Indonesia Coffee Academy berlokasi di Jl Jalan RS Fatmawati Raya No.15, Jakarta Selatan dipenuhi para peserta yang antusias.
Sesi kedua coffee experience ini tak kalah seru. Sebanyak 25 peserta ikut serta dalam kelas basic espresso dan latte art serta manual brew.
Dalam kelas kopi ini, para peserta di setiap kelas diajarkan dari awal terkait kopi, mulai dari apa saja jenis kopi, bagaimana profil roasting kopi, serta jenis penyeduhan manual brew dan espresso.
Trainer Rizky dan Rival dari Indonesia Coffee Academy menjelaskan dengan cukup detail terkait kopi ini. Mereka juga dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan peserta.
Begini keseruan Coffee Experience Vol.2 hari ini!
1. Manual brew, kopi yang mudah diseduh di rumah
Kelas manual brew dihadiri oleh peserta yang ingin meracik kopi hitam enak sendiri di rumah. Pasalnya teknik ini mencakup bagaimana cara membuat kopi secara manual, tanpa menggunakan mesin espresso.
Dalam kelas ini, trainer Rizky mengawalinya dengan menjelaskan basis kopi dari nol, mulai dari jenis-jenis kopi, profil roasting kopi, alat seduh, hingga teknik menyeduh.
Untuk membuat manual brew sendiri, menurut Rizky paling cocok menggunakan biji kopi Arabika dengan tingkatan roasting medium-roasted (biji kopi dipanggang sedang). Pilihan ini paling pas karena bisa menciptakan secangkir kopi yang kaya rasa dan seimbang, ada asam, manis, bahkan gurih.
Peserta yang hadir dalam kelas ini juga diajarkan cara menyeduh manual brew dengan 3 jenis alat, yaitu V60, Aero Pres, dan Hario Switch (hybrid). Teknik penyeduhan yang diajarkan ada dua macam, yaitu imersi, cara seduh dengan cara merendam kopi sampai waktu yang ditentukan dan perkolasi, pelarutan dengan mengalirkan pelarut (air panas) melalui bubuk kopi yang berada dalam filter.
Para peserta dipersilahkan mencoba kedua jenis teknik. Namun untuk para pemula, Rizky menjelaskan akan lebih aman menggunakan teknik seduh imersi.
"Lebih aman imersi karena tekniknya jauh lebih simpel. Kalau perkulasi variabelnya jauh lebih banyak. Memang dari segi rasa jauh lebih enak perkulasi, tapi kalau mau aman lebih baik imersi," jelas Rizky.
Setelah bergantian meracik kopi manual brew, kopi mereka dicicip oleh trainer Rizky. Sebagian besar peserta sudah bisa menyeduh kopi manual brew dengan baik karena rasanya seimbang antara manis, asam, pahit.
Bahkan ada peserta yang dipersilahkan menyeduhnya dengan biji kopi yang dibawa sendiri. Hal ini dilakukan oleh Pak Dansus, yang membawa biji kopi dari Bandung Barat. Karena setiap biji kopi menghasilkan rasa berbeda, kopi pak Dansus pun terasa lebih bold dan pahit.
Peserta yang masih belum berhasil tidak gampang menyerah. Mereka mencoba lagi bersama-sama sampai menghasilkan rasa sempurna.
2. Pengalaman membuat latte art dengan mudah
Selain kelas manual brew, ada juga peserta yang belajar membuat latte art. Diawali dengan Rival yang menjelaskan terkait hal dasar dari espresso. Pasalnya, latte art ditentukan dari hasil seduhan espresso yang enak.
Untuk pembuatan espresso, jenis kopi yang lebih cocok dipakai yaitu robusta, dengan profil rasa cenderung pahit dan manis.
Para peserta pemula tidak perlu takut gagal, karena akan diarahkan oleh Rival. Beberapa peserta juga sempat bertanya tentang crema seperti apa yang bagus untuk hasil racikan espresso.
Rival menjawab, "Crema yang bagus itu meski tipis tetep solid. Artinya, meski digoyang gak pecah."
Setelah racikan espressonya sempurna, bisa lanjut membuat latte art dengan menggunakan fresh milk. Rival tidak menyarankan menggunakan susu UHT.
Rival juga mengarahkan bagaimana cara memegang dan memposisilan milk jug (cangkir susu) saat susunya hendak disteam.
Karena posisi steam wand menyebabkan bubble, sehingga steam wand tidak boleh diposisikan di bagian tengah jug, harus miring.
Setelah selesai membuat susu steam, harus langsung dieksekusi di atas espresso. Jika terlalu lama, bagian cairan susu dan busa akan pisah, sehingga hasil latte art juga tidak akan bagus.
Trainer Rival juga menjelaskan tiga dasar utama pola latte art, yaitu heart (hati), tulip, dan roseta. Dari ketiga pola dasar ini, latte artnya bisa dikreasilan lebih beragam. Misalnya dari gambar dasar tulip, bisa dibuat menjadi swan (angsa).
Simak Video "Belajar Identifikasi Aroma dan Rasa Kopi"
(aqr/adr)