Unik! Kopi Golodog Ini Harus Diminum Sambil Ngunyah Biji Kopi

Unik! Kopi Golodog Ini Harus Diminum Sambil Ngunyah Biji Kopi

Dadang Hermansyah - detikFood
Selasa, 30 Jul 2024 15:00 WIB
Penampakan Kopi Godog atau Kopi Golodog Khas Sukadana Ciamis.
Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar
Ciamis -

Tidak memakai kopi bubuk, racikan kopi golodog dari Ciamis ada sejak abad 17. Diracik dari gula kawung dan santan dan diseruput sambil mengunyah biji kopi.

Kopi Golodog atau disebut juga Kopi Godog merupakan minuman khas dari daerah Sukadana, Kabupaten Ciamis. Istimewanya, kopi ini tidak bisa setiap hari disajikan tapi hanya pada waktu ada acara tertentu.

Seperti di acara Hajat Bumi Cariu, Desa Sukadana, Kecamatan Sukadana. Kopi Golodog ini bisa dinikmati oleh para pengunjung atau masyarakat yang hadir. Kopi ini memiliki rasa yang manis dan gurih. Dari kopi Golodog itu ada sensasi pahit dari biji kopi yang masih berbentuk biji yang harus dikunyah di waktu menyeruputnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut cerita masyarakat, Kopi Golodog ada sejak abad ke-17. Pada masa Kanjeng Dalem Cakradita yang merupakan pemimpin di wilayah Sukadana pada masa itu. Kopi Golodog ini kesukaan dari Kanjeng Dalem Cakradira. Makam Cakradita berada di Situs Keramat Lengkong Sukadana.

"Untuk tepatnya kapan belum diketahui pasti, namun cerita dari masyarakat, Kopi Golodog atau Kopi Godog ini sudah ada sejak abad ke -17," ujar Ahmad Rizki Fauzi, Pegiat Sejarah dan Budaya dari Komunitas Cakra Mangsa yang bergerak di Bidang Pengembangan Budaya di Sukadana, Minggu (28/7/2024).

ADVERTISEMENT
Penampakan Kopi Godog atau Kopi Golodog Khas Sukadana Ciamis.Penampakan Kopi Godog atau Kopi Golodog Khas Sukadana Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Fauzi menjelaskan proses pembuatan Kopi Godog. Pertama membuat cipati, atau campuran dari gula Kawung dengan santan dengan komposisi tertentu. Cipati tersebut dimasak hingga mendidih. Kemudian biji kopi disangrai sampai kehitaman.

"Kopi yang sudah menghitam itu kemudian dimasukan ke dalam Cipati yang mendidih. Kopi Godog siap disajikan saat masih panas," katanya.

Fauzi menuturkan, rasa Kopi Godog ini lebih mirip bajigur tapi lebih pekat. Kemudian ada sensasi pahit dari biji kopi yang harus dikunyah di dalam mulut. Namun bagi yang perutnya tidak kuat, sebaiknya tidak meminum terlalu banyak karena akan membuat perut tidak nyaman.

"Kopi Godog ini didesain supaya diminum tidak terlalu banyak dan semua bisa kebagian," jelasnya.

Untuk di setiap tradisi atau acara perkumpulan masyarakat, kopi golodog ini disajikan seperti minuman lainnya. Seperti pada hajatan, sunatan atau malam towong dan hajat bumi. Tapi khusus di Situs Keramat Lengkong ada ritual tersendiri dan disajikan hanya setiap Tradisi Mupunjung di bulan Muharram.

Kopi Golodog itu dibawa ke keramat sebagai sesaji. Kemudian masyarakat melaksanakan tawasul bersama-sama, setelah itu disalar. Di mana kopi godog beserta makanan sesaji lainnya dibawa ke luar untuk kemudian dimakan diminum bersama-sama.

"Sebetulnya yang buat kopi godog bisa siapa saja, tapi sekarang memang yang bisa membuatnya hanya Kuncen Lengkong," ungkapnya.

Menurut Fauzi, dulu kopi golodog ini juga biasa disajikan pada saat ada panen yang dibuat oleh pemilik lahan. Jadi kopi itu dibuat pada malam harinya lalu disuguhkan pada saat panen berlangsung.

Menurutnya, ada dua versi nama untuk kopi tersebut. Pertama disebut Kopi Godog karena dibuatnya di air yang mendidih atau dalam bahasa Sunda adalah godog. Sedangkan disebut Kopi Golodog karena yang disajikan berupa biji kopi yang belum ditumbuk, atau dalam bentuk golodogan.

"Tapi untuk lebih memudahkan, biasanya disebut Kopi Godog karena hanya dua suku kata," pungkasnya.

Artikel ini ditayangkan di detikJabar, selengkapnya ada di sini !




(raf/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads