Makanan khas Palembang ternyata tak hanya pempek saja, tapi ada juga mie celor yang disebut mirip spaghetti carbonara. Menu ini ada di Mie Celor 26 Ilir.
Jika merasa pempek sudah biasa, mie celor juga bisa menjadi pilihan saat kulineran di Palembang. Saat singgah ke Palembang dalam rangkaian Ekspedisi Oto Jalur Mudik Jakarta-Padang bersama New Honda BR-V N7X Edition, detikFood mengunjungi warung makan mie celor legendaris.
Mie Celor 26 Ilir disebut menjadi pelopor sajian mie celor di Palembang. Warung mie celor ini sudah ada sejak tahun 1953, pemiliknya adalah HM Syafei zX.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini Mie Celor 26 Ilir sudah beroperasi selama 71 tahun. Pusatnya berlokasi di Jalan 26 Ilir, oleh karenanya warung ini memiliki sebutan yang berkaitan dengan nama jalan di sana.
![]() |
Warung makan mie celor legendaris ini juga sudah tersohor. Cabangnya pun tersebar di seluruh penjuru Palembang, salah satunya berlokasi di seberang Hotel Santika Palembang.
Proses Pembuatan Mie Celor
![]() |
Nama mie celor sendiri ternyata berasal dari bahasa Palembang. Artinya mie yang dicelup atau diseduh menggunakan air panas untuk proses merebus sampai matang.
Selain mie, sajiannya juga ditambahkan tauge. Setelah direbus bersamaan, mie dan tauge ini ditiriskan lalu dituangkan ke atas piring.
Setelah itu, mie celor disiramkan kuah creamy dari bahan dasar santan yang kental. Toppingnya berupa irisan telur rebus dan daging udang cincang.
Creamy Gurih Mie Celor
![]() |
Mie celor (Rp 25.000) di warung ini menggunakan mie yang diproduksi sendiri. Oleh sebab itu, mie yang digunakan bertekstur kenyal. Sekilas bentuknya mirip udon saat sudah direbus.
Tentunya kami mencoba kuah creamy terlebih dahulu. Kami cukup terkejut, karena rasa gurih dari santannya langsung menyergap lidah.
Bagi yang tak terbiasa dengan sajian mie berkuah kental, pasti akan sulit menerima rasanya. Rasa creamy-nya bukan seperti saus carbonara yang milky, melainkan lebih medok dan berbumbu.
Paling enak kalau saat menyeruput mie celor terkena cincangan daging udangnya yang kecil-kecil. Kalau suka pedas, jangan lupa tambahkan sambalnya.
Selain mie celor, warung makan ini juga menyediakan menu model laksan (Rp 25.000). Model ini terbuat dari adonan mirip pempek yang dipotong memanjang dan tak digoreng.
![]() |
Penyajiannya menggunakan kuah laksan, yang lebih berbumbu medok. Sayangnya, saat kami mencicipi model laksan di sini terlalu asin. Sehingga tak memuaskan selera kami saat menyantapnya.
Es kacang merah lagi-lagi menutup santapan kuliner khas Palembang. Es kacang di sini lebih dominan rasa susu cokelat kental manisnya.
(yms/odi)