Berkunjung ke Natuna belum lengkap jika tak membawa buah tangan khas pulau ini. Dari sekian banyak produk, kerupuk atom menjadi salah satu favorit wisatawan yang kerap dijadikan buah tangan.
Kerupuk atom merupakan kerupuk yang terbuat dari bahan utama ikan tongkol yang dicampur sagu dan bumbu penyedap. Bentuknya pun ada dua macam, yakni bulat kecil dan lonjong.
"Kerupuk atom itu adalah kerupuk yang dibuat dari bahan dasar ikan tongkol, kemudian dicampur dengan tepung sagu. Lalu ditambah dengan bahan-bahan lainnya seperti garam, gula, lada," kata Pemilik UMKM Kerupuk Atom 'Kembang Jadi' Natuna, Astika kepada detikcom belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk proses pembuatannya itu dari penyiangan ikan, kemudian digiling hingga halus, dipisahkan dari tulang-tulangnya.Kemudian, dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan lainnya seperti tepung, gula, garam. Terus diolah, diadon, dicetak. Kemudian setelah dicetak, digoreng," imbuhnya.
Untuk menambah varian rasa, Astika juga menyediakan kerupuk atom rasa lada hitam. Harganya pun bermacam-macam mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 50.000.
"Jadi produk atomnya ada dua rasa, ada yang original sama yang lada hitam. Nah untuk varian bentuknya itu ada yang bulat dan ada yang panjang. Harganya untuk yang 80 gram itu Rp 10.000, yang 160 gram Rp 20.000, dan 500 gram Rp 35.000," paparnya.
![]() |
Meski terbuat dari ikan tongkol, rasa kerupuk atom original tak kalah gurih dari kerupuk tenggiri. Saat digigit, perpaduan gurihnya ikan dipadukan dengan tekstur kerupuk yang renyah sangat nikmat saat disantap, bahkan sebagai camilan sekalipun. Sementara varian lada hitam cocok disantap bagi pencinta makanan pedas.
Saking gurihnya, kerupuk atom produksi Kembang Jadi ini sering mendapat orderan dari luar daerah. Astika mengatakan biasanya para konsumen memesan secara online melalui WhatsApp. Oleh karena itu, ia sangat mengandalkan akses internet dalam berjualan.
"Kalau dijual itu di sekitar-sekitar sini. Terus kalau untuk di luar kotanya itu ada di Tanjung Pinang, Batam, terus Pontianak sih. Banyaknya itu ke Pontianak," jelasnya.
"Jadi kita udah mulai jualan online di WhatsApp, Instagram dan sekarang lagi pengembangan di Shopee. Alhamdulillah dengan adanya akses internet proses pemasarannya jadi lebih mudah. Jadi bisa lebih gampang gitu dijangkau dimana-mana gitu," sambungnya.
![]() |
Seperti diketahui, lancarnya akses internet di Natuna tak lepas dari hadirnya proyek Palapa Ring Barat yang dibangun pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti Kominfo). Mulai beroperasi pada 2 Maret 2018, proyek ini mendorong berbagai sektor di Natuna mulai dari pendidikan, pariwisata hingga ekonomi.
PM Palapa Ring Eksisting Bakti Kominfo Ahmad Aliyul menjelaskan Natuna berada pada Proyek 2 Palapa Ring Paket Barat. Jaringan serat Optik Palapa Ring Barat yang didalamnya terdapat Natuna, dibangun dengan jaringan Passive Fiber Optik standar ITU G654B sepanjang 2.124 Km dan dihubungkan dengan Perangkat Transmisi DWDM.
"Palapa Ring mendukung pertumbuhan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata. Dengan adanya Palapa Ring penetrasi dan penggunaan internet bertumbuh," jelas Aliyul.
"(Saat ini) terdapat 6 operator di proyek 2 (yang terkait dengan Natuna) dan saat ini pemanfaatan di proyek ini telah mencapai 64Gbps," pungkasnya.
detikcom bersama Bakti Kominfo mengadakan program Tapal Batas mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, wisata, dan teknologi di wilayah 3T setelah adanya jaringan internet di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(ncm/ega)