Gudeg Mbok Lindu menjadi ikon kuliner legendaris di Kota Jogjakarta. Warung gudeg ini sudah buka sejak 1940 dan kini telah diwariskan ke generasi kedua.
Warung Gudeg Mbok Lindu terletak di Jalan Sosrowijayan No 41-43, Sosromenduran, Gedong Tengen, Jogja. Pantauan detikJogja, Jumat (24/11/2023), warung ini tampak ramai pengunjung yang ingin menyantap gudeg legendaris ini.
Warung Gudeg Mbok Lindu tempatnya tak terlalu luas. Tampak beberapa pembeli menyantap pesanan sambil duduk di kursi dan meja yang tersedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Generasi kedua Gudeg Mbok Lindu sekaligus anak ketiga Mbok Lindu, Ratia (54 tahun) mengatakan awalnya Gudeg Mbok Lindu tidak memiliki tempat jualan yang menetap. Mbok Lindu dulunya hanya berjualan keliling dari rumah ke rumah untuk menawarkan dagangannya.
"Yo kalau dulu kan simbah dari tahun 1940 kan sudah jualan gudeg, dari rumah (di daerah UGM) sampai sini (Sosrowijayan) kan jalan kaki. Dulu keliling kayak gitu, tapi akhirnya di daerah sini," kata Ratia saat ditemui di warungnya.
Mbok Lindu Wafat di Tahun 2020
![]() |
Mbok Lindu tutup usia pada tahun 2020 lalu. Mbok Lindu meninggal di usianya yang ke-105 tahun.
"Simbah masih (ada) COVID itu, tengah-tengah (tahun pandemi) kalau nggak salah simbah meninggal, itu karena tua. Tahun 2020, COVID baru mulai tapi nggak kena, alhamdulillah," ucapnya.
"Meninggale (Mbok Lindu) (usia) 105 tahun," tambah Ratia.
Kini Gudeg Mbok Lindu sudah memiliki warung yang tetap untuk berjualan. Menurut Ratia, dia sempat berjualan di pinggir jalan sebelum akhirnya membuka warung.
"Kalau ini baru COVID itu aku pindah sini. Simbah masih tapi kan dulunya di daerah sana, di depan. Dulu kan cuma di lesehan gini pinggir ini nggak ada tokonya," tuturnya.
Pelanggan dari Jakarta-Bandung
![]() |
Ratia juga bercerita rata-rata konsumen Gudeg Mbok Lindu berasal dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.
"(Konsumen) Dari luar kota daerah Jakarta, Bandung gitu, wisatawan," tambah Ratia.
Untuk jam operasional warung, Gudeg Mbok Lindu buka dari jam 06.00 WIB pagi. Ratia tetap harus menutup warung jika sudah jam 12.00 siang meskipun gudegnya belum habis terjual.
"Jam 06.00 WIB sampai jam segini jam 12.00 WIB, yo habis nggak habis jam segini harus tutup," ucapnya.
Di hari-hari biasa, kondisi warung Gudeg Mbok Lindu ramai pembeli. Namun, akan bertambah ramai saat akhir pekan tiba.
"Yo tiap hari antre tapi kalau ramai betul-betul ramai Sabtu-Minggu mesti antre panjang," terang anak ketiga Mbok Lindu tersebut.
Ratia mengaku memasak sendiri gudeg yang bakal dijual. Dia mengolahnya tanpa bantuan karyawan.
"Nggak ada aku masak sendiri, jual sendiri," ujarnya sambil tertawa.
Menu Gudeg Mbok Lindu
Menu yang ditawarkan di warung Gudeg Mbok Lindu cukup beragam. Menu utamanya terdiri dari paketan nasi atau bubur gudeg dan krecek ditambah lauk yang bisa dipilih pembeli.
"Heem (menunya sendiri-sendiri), tapi nek itu kan cuma lauknya beda tapi nek krecek sama gudeg ki mesti pakai, sudah satu paket, tapi cuma lauke mau ayam, opo telur itu," jelas Ratia.
Beberapa pilihan lauk di menu Gudeg Mbok Lindu di antaranya tempe, tahu, telur, ayam suwir, dada, paha, sayap, dan sebagainya. Harganya pun cukup terjangkau mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 55.000.
Ratia mengungkapkan ciri khas gudeg buatan Mbok Lindu adalah kreceknya. Dia menyebut gudeg buatannya tak terlalu manis seperti gudeg pada umumnya.
"Kalau gitu kadang yang tahu pembeli kadang ada yang bilang kalau di gudeg ini manis, di sini (tempat lain) tidak manis kadang bilang gitu, yang bilang gitu kan pembeli aku cuma dengar. Kalau di sini istimewanya krecek," ucap Ratia.
Proses Masak Pakai Kayu Bakar
Salah satu yang menjadi alasan warung ini langgeng selain tidak memiliki cabang, adalah proses memasaknya yang masih menggunakan kayu bakar. Hal ini menambah cita rasa dan membuatnya konsisten sejak dulu.
"Yo dipertahankan, mesti pakai kayu bakar nggak pakai gas, proses masaknya jadi lama. Jam 1 jam 2 (siang) mulai masak, magrib selesai udah. Jam 2 (pagi) bangun lagi manas-manasin," ungkapnya.
Di sisi lain, Ratia mengungkapkan keinginannya agar Gudeg Mbok Lindu semakin berkembang. Dia punya cita-cita bisa membuka cabang Gudeg Mbok Lindu.
"Insyaallah kalau ada rezeki mau yang lebih (berkembang), kalau (rencana) buka cabang itu nanti kita kan mesti harus banyak tenaga, mesti masaknya lebih to nanti mesti di (komplain) orang lain (kalau tidak sama dengan sebelumnya), cukup gini aja ndak lain-lain," pungkas Ratia.
(raf/odi)