Perusahaan fried chicken lokal, d'BestO group akan memberikan donasi ambulans untuk mendukung saudara-saudara umat Islam di Palestina, yang tengah berkonflik dengan Israel. Inisiatif ini dilakukan melalui kolaborasi dengan salah satu NGO di Indonesia.
CEO d'BestO EBM Wildan menyatakan komitmennya untuk terus memberikan dukungan dengan merencanakan program-program berkelanjutan dalam misi kemanusiaan di Palestina.
"Perusahaan juga merencanakan program yang berkelanjutan kepada semua komponen stakeholder dengan memberikan maslahat kebaikan untuk membantu ikut serta berperan dalam misi kemanusiaan di Palestina," ujar CEO d'BestO EBM Wildan dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, d'BestO juga akan mendonasikan 100% keuntungan dari Paket Sadas periode penjualan 16 Oktober - 15 November untuk membantu masyarakat Palestina. d'BestO juga mendukung kegiatan kemanusiaan seperti terlibat dalam aksi bela Palestina yang telah berlangsung di Monas, Jakarta, pada (5/11) lalu.
Dalam rangka mendukung agenda tersebut, d'BestO Group memberikan 1.000 paket bantuan kepada peserta kegiatan tersebut. Upaya kemanusiaan ini merupakan bagian dari kontribusi CSR (Corporate Social Responsibility) d'BestO, yang telah menjadi bagian dari perjalanan mereka selama hampir tiga dekade dalam industri makanan dan minuman cepat saji.
Wildan juga menyebutkan perusahaan berkomitmen untuk dapat memberikan produk terbaik dan menjangkau seluas mungkin bagi masyarakat, serta berkontribusi dalam pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman cepat saji di Indonesia.
Meluasnya pasar makanan cepat saji tersebut sekaligus memperlebar serapan tenaga kerja. Hingga kini, perusahaan telah mempekerjakan ribuan karyawan untuk membantu operasional produksi.
"Capaian ini merupakan kebanggaan bagi kami. Tentunya kami akan terus mengembangkan kapasitas dan kapabilitas bisnis kami untuk dapat menjadi brand makanan dan minuman cepat saji lokal kebanggaan Indonesia," katanya.
Berbeda dengan para pemain besar yang mengedepankan konsep restoran, d'BestO menyasar masyarakat di berbagai daerah dengan membuka gerai toko di tengah masyarakat. Strategi ini diklaim cukup jitu menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi produk d'BestO.
"Kami ingin membuat makanan cepat saji ini lebih terjangkau dan dapat dinikmati lebih banyak kalangan, dan Alhamdulillah diterima masyarakat," imbuhnya.
Diketahui, brand lokal d'BestO grup tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, mencakup Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Padang, Jambi, Riau, Medan, Palembang, Surabaya, Makassar hingga di ujung timur Indonesia yakni Papua.
Awal Mula d'BestO
Adapun, cikal bakal d'BestO dimulai pada 1994. Duo petugas kesehatan yakni drh. Evalinda dan drh. Setyajid merintis usaha fried chicken dengan format kaki lima dengan nama Kentuku Fried Chicken.
Produk dan format yang ditawarkan KuFC ternyata cukup diminati, ditandai dengan ekspansi ke berbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Padang, Bandung, Bogor dan Tangerang.
Namun, perjalanannya tidak begitu mulus. Peralihan pada 1998 cukup memukul kondisi usaha KuFC, hingga mengakibatkan penutupan hampir seluruh gerai kecuali beberapa yang bertahan di Bandung.
Kendati demikian, KuFC terus berinovasi dalam industri QSR (Quick Service Restaurant) dengan segmentasi menengah. Hasilnya dapat dilihat pada 2010 saat perusahaan memulai langkah baru dengan mengusung merek lebih modern bernama d'BestO.
"Perluasan pasar kian masif, sehingga para investor juga berbondong-bondong menjalin berbagai kerja sama," tuturnya.
Sementara itu, Advisor d'BestO EBM Purwanto Yusdarmanto menambahkan perubahan ini juga diikuti dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu (d'Besto Total Quality Management), yang meliputi aspek Sistem dan Sumber Daya Manusia. Proses sertifikasi ISO 9001:2015 di d'Besto EBM menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran mutu bagi setiap karyawan d'Besto.
(akn/ega)