Kisah Pak Bakir Jualan Bubur Ayam Pakai Motor Tua di Simprug

Mantul! Bubur Ayam Kaki Lima

Kisah Pak Bakir Jualan Bubur Ayam Pakai Motor Tua di Simprug

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Sabtu, 11 Nov 2023 14:00 WIB
Jakarta -

Pak Bakir, penjual bubur ayam terkenal di Simprug. Sehari-hari ia berjualan di motor tua yang bagian belakangnya dimodifikasi sebagai gerobak. Begini kisahnya.

Di seberang Universitas Pertamina, tepatnya di Jl. Simprug Golf 2 No.8, Jakarta Selatan, ada bubur ayam Pak Bakir yang laris manis. Ia mulai mangkal berjualan pukul 05.30 pagi dan menunya biasanya sudah habis terjual sebelum pukul 8 pagi.

Pada bannernya tertulis 'Bubur Ayam Istimewa Simprug Pak Bakir'. Terdapat pula ilustrasi wajahnya yang jadi penanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subakir atau akrab disapa Pak Bakir adalah sosok perintis usaha bubur ayam bertopping soun goreng. Pak Bakir mengatakan sudah berjualan bubur ayam sejak 1996, tapi menempati lokasi sekarang pada 2017.

Uniknya Bubur Ayam Pak Bakir Pakai Suun Goreng, Ludes 2 Jam!Pak Bakir jualan bubur ayam di Simprug sejak 2017. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

"Awal berjualan di Gelora Bung Karno (GBK), pindah ke lokasi sekarang tahun 2017 waktu ada proyek ASIAN Games," kata pria 55 tahun ini mengawali cerita kepada detikfood (8/11/2023).

ADVERTISEMENT

Sejak dulu, ia memanfaatkan motor tua Suzuki Bravo miliknya. Di bagian belakang dimodifikasi menjadi gerobak bubur ayam.

"Dari awal saya jualan pakai gerobak motor. Jadi pelanggan saya yang nggak bisa dateng, kadang nyuruh security atau pegawai. (Mereka diberi tahu) ciri khasnya pakai gerobak motor katanya," ujar Pak Bakir.

Rupanya usaha bubur ayam bukan yang pertama dijalani ayah 2 anak ini. Ia memulainya dari jualan minuman kemasan pada 1980-an.

"Saya dulu awal dagang jualan minuman kemasan tahun 1980an, masih Gubernur Jakarta, Wiyogo Atmodarminto. Di daerah Senayan karena kan sering ada event bola dan lain-lain," katanya.

Pak Bakir juga sempat mencoba jualan bakwan Malang. Ia mengungkap, "Terus balik lagi, jualan minuman lagi. Terakhir jualan bubur, mulai tahun 1996."

Uniknya Bubur Ayam Pak Bakir Pakai Suun Goreng, Ludes 2 Jam!Pak Bakir mengatakan selalu mendengar kritikan pelanggan untuk menghasilkan racikan bubur yang enak. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur ini mengaku tidak mudah untuk berada di tahap sekarang dimana bubur ayamnya disukai banyak orang. "Puluhan tahun di Senayan, terus pindah ke sini kan berarti (mulai usaha) dari awal juga," katanya.

Ia mengatakan pada awal jualan sempat rugi besar. Pak Bakir bilang, "Awal modal taruhlah Rp 500-600 ribu, sehari tuh pernah nggak dapet omzet Rp 100 ribu. Nggak nutup."

Meski begitu, ia tak putus asa. Pak Bakir tetap sabar, hingga barulah pada bulan ke-6, buburnya mulai laku. Banyak orang mulai mengenali racikan buburnya yang unik dan enak.

Pak Bakir mengatakan jika kebanyakan penjual kesal jika dikritik, ia malah sebaliknya. "Saya kalau dikomplain malah senang, untuk memperbaiki kesalahan saya," ujarnya.

Hal ini ia terapkan saat mendapat kritik mengenai konsistensi buburnya. "Saya dulu awal bikin bubur tuh encer banget, tapi kemudian dikasih masukan rada kental. Begitu kental, pelanggan China bilang terlalu kental. Mereka rata-rata nggak mau. Makanya saya ambil di tengah-tengah tekstur buburnya," kata Pak Bakir.

Menurutnya, butuh waktu cukup lama untuk menemukan resep yang pas. Ia bahkan sempat mencoba beberapa racikan bubur terkenal sebagai cara mempelajari bagaimana menciptakan bubur yang enak.

Uniknya Bubur Ayam Pak Bakir Pakai Suun Goreng, Ludes 2 Jam!Seporsi bubur ayam Pak Bakir dibanderol mulai dari Rp 15 ribu. Foto: Andi Annisa DR/detikfood

Bubur ayam racikan Pak Bakir kini bisa dibilang sudah 'punya nama'. Pelangganya banyak pegawai kantor yang membeli bubur sekaligus banyak.

"Pelanggan kebanyakan orang kantoran. Biasanya pesan sekali banyak, 30-50 porsi, cuma bilangnya sudah dari malam. Yang suka datang ke sini, orang PUPR, DPR, DPD, pada datang 3-4 mobil," katanya.

Ia pun masih semangat berjualan di usianya yang sudah menginjak 55 tahun. "Harus semangat karena masih punya tanggung jawab. Anak kedua, baru semester 5 kuliah," pungkasnya.

(adr/odi)

Hide Ads