Tahu lontong di Blitar ini istimewa. Namanya Tahu Lontong Mbah Marno yang dijual terbatas, hanya 60 porsi per hari. Resep tradisionalnya masih dipertahankan lho!
Mengunjungi Blitar, ada banyak makanan legendaris yang bisa dicoba. Salah satunya Tahu Lontong Mbah Marno yang beralamat di Jalan Melati No.112, Kepanjen Kidul. Lokasi tepatnya di depan SMPN 2 Kota Blitar.
Tempat makan ini buka setiap hari pukul 17.00, tapi kepulan asapnya sudah mulai menyeruak tiap pukul 16.45. Mbah Marno memang tergolong penjual yang disiplin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antrean pengunjung akan mengular, terutama saat libur akhir pekan. Yang datang tak hanya warga lokal, tapi juga dari luar Blitar.
"Hahaha... antrenya lumayan lama. Tapi terbayar juga sama rasa tahu lontong di sini yang memang enak ya. Porsinya cukup mengenyangkan, rasanya gurih manis pedas menyatu. Tapi ini rasa tradisional banget, kaya gak ada MSG-nya," ujar Silvi, pembeli dari Jakarta yang mudik ke Blitar, Rabu (5/7/2023).
Yosep Sumarno memang mempertahankan keaslian dagangannya. Mulai dari anglo arang untuk menggoreng tahu, lontong dibuat sendiri dengan proses memasak berjam-jam, hingga bumbu tahu lontong yang medok.
Tak lupa, parutan kelapa rempah atau gebing untuk menambah cita rasa gurih masakannya. Mbah Marno juga menambahkan irisan acar timun agar tahu lontongnya terasa segar.
![]() |
Pria 76 tahun ini merupakan generasi ke-4 penerus jualan tahu lontong di Jalan Kenari Kota Blitar. Dia mulai menggantikan ibunya berjualan sekitar tahun 1990. Ceritanya, sejak zaman Belanda, buyutnya sudah berjualan tahu lontong. Dengan gerobak pikul, sang buyut berjalan keliling berjualan tahu lontong.
"Baru saat ibu saya itu jualan manggrok di perempatan Kawi. Dulu di situ ada gedung bioskop, jadi laris jualannya. Tapi di era Soeharto semua pedagang dioprak-oprak suruh pergi. Sampai seng atap kami jualan ikut diambil satpol PP," tutur Marno.
![]() |
Marno mengaku miris mengingat kejadian itu. Ibunya sampai menangis histeris karena ladang penghasilan mereka rusak berantakan. Lalu seorang tetangga melihatnya. Dia kemudian menawarkan mereka berjualan di pekarangan depan rumahnya yang cukup luas. Lokasinya tepat di depan SMPN 2 Kota Blitar.
"Akhirnya kami jualan terus di sini sampai sekarang. Saya baru menggantikan ibu saya jualan tahun 1990. Sampai anak saya lima lulus sekolah semua juga dari jualan tahu lontong ini," ungkapnya.
Satu porsi tahu lontong Mbah Marno seharga Rp 8.000. Pembeli bisa juga meminta tahu bumbu plus nasi. Dalam sehari, Mbah Marno hanya memasak beras 2 kilogram untuk nasi, 2 kilogram beras untuk lontong, dan 50 buah tahu untuk digoreng.
![]() |
Walaupun pembelinya tiap hari makin bertambah, tapi Mbah Marno tak serakah. Dia tetap menyiapkan sekitar 60 porsi tahu bumbu setiap hari. Katanya, selain usianya semakin renta, rupanya Mbah Marno sangat paham strategi marketing makanannya yang tergolong klasik dan otentik.
"Ya biar pada kangen dan menunggu dapat giliran makan di sini," pungkasnya terkekeh.
Artikel ini sudah tayang di detikjatim dengan judul Tahu Lontong Mbah Marno, Kuliner Legendaris Kota Blitar yang Bikin Kangen https://www.detik.com/jatim/kuliner/d-6806506/tahu-lontong-mbah-marno-kuliner-legendaris-kota-blitar-yang-bikin-kangen
(aqr/adr)