Tren croissant sebagai pendamping minum kopi populer sejak pandemi merebak. Tetapi apakah kue tradisional Indonesia mampu bersaing menjadi pendamping kopi?
Tak hanya pergeseran aktivitas, menurut para pengamat kuliner, tren makanan juga banyak berubah semenjak pandemi covid-19 merebak. Salah satunya perkembangan tren pastry asal Eropa yang populer di Indonesia.
Croissant menjadi salah satu jenis pastry yang digemari oleh orang Indonesia. Frelon Drijono selaku narasumber Daulat Kuliner Lokal untuk kelas Kopi Tanpa Kwasong memantik para peserta diskusi yang hadir dengan pertanyaan 'Kapan terakhir kali minum kopi dengan jajanan pasar Indonesia?'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama Ronald Prasanto dan Natalia Tanyadji, Ruang Beras di Lantai 5 FX Sudirman yang menjadi tempat diskusi ini terasa legit. Menurut Frelon, popularitas croissant berawal dari munculnya banyak kafe bergaya Eropa di Bali.
![]() |
Natalia Tanyadji, pemilik Toko Kue Mama Makassar, memulai diskusi dengan membagikan budaya menyantap kue di Makassar. Ia mengatakan sebenarnya budaya menyajikan jajanan pasar yang manis dan legit sudah menjadi hal turun temurun di Makassar.
"Tradisi orang lokal (Makassar) wajib menyajikan jajanan pasar yang legit dan manis pada acara kebesaran. Misalnya kawinan dan upacara daerah. Jadi legit dan mengikat itu diharapkan perkawinannya itu mengikat satu sama lain dan manis," ungkap Natalia Tanyadji.
Dalam sesi talkshow, Natalia turut memperkenalkan kue-kue khas Makassar yang bisa jadi ide pendamping kopi. Toloba, cucuru bayao, dan putu pesse yang manis legit ternyata cocok dipadukan minuman berkafein itu..
Toloba sendiri dibuat dari kuning telur sehingga warna kuningnya mencolok'. Lalu ada cucuru bayao yang dibuat dengan paduan banyak telur, gula pasir, dan kacang kenari dengan rasa manis 'nutty'. Tak ketinggalan putu pesse yang ikonik. Natalia menjelaskan putu pesse dibuat dari gula merah, tepung beras, dan tepung beras ketan.
Menanggapi pernyataan tersebut Ronald Prasanto, konsultan kuliner sekaligus pemilik Kopi Pak Wawan mengatakan adanya tren menyantap camilan dengan kopi. Beliau mengatakan biasanya minuman yang ringan dipadukan dengan makanan berat, dan sebaliknya.
Berbeda dengan orang Eropa, Ronald Prasanto menyebutkan orang Indonesia tidak banyak yang suka mengeksplor rasa. Karenanya hanya beberapa jajanan pasar yang populer dipilih untuk menemani kopi.
Baca juga: Sedep! Ketupat Sayur Betawi Berlauk Empal di Warung Legendaris Bang Iis
![]() |
Salah satu peserta, Michael, juga membagikan pengalamannya untuk memadukan kopi dan jajanan pasar. Ada trik yang menurutnya wajib diperhatikan jika ingin memilih jajanan pasar sebagai pendamping kopi.
"Penting untuk mengenali dulu karakter yang ada pada setiap bahan makanan dan kopinya untuk dapat melengkapi rasa satu sama lain (kopi dan jajanan pasar)," ungkap peserta tersebut.
Salah satu contoh yang diberikan oleh Michael adalah perpaduan lemper dan biji kopi asal Sumatra. Menurutnya perpaduan antara potongan daging ayam dan ketan akan cocok dengan rasa kopi Sumatra yang khas.
Merangkum pembicaraan dari Natalia Tanyadji dan Ronald Prasanto, ada banyak kudapan jajanan pasar Nusantara yang dapat dipadukan dengan jenis-jenis kopi tertentu. Baik arabika maupun robusta semuanya dapat dinikmati dengan jajanan pasar yang tepat.
Jadi, sudah penasaran untuk mencoba paduan kopi dan jajanan pasar?
(dfl/adr)