Cerita Chef Rendi 'ARTOTEL' yang Pilih Berkarir di Dapur Hotel Lifestyle

Cerita Chef Rendi 'ARTOTEL' yang Pilih Berkarir di Dapur Hotel Lifestyle

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Senin, 03 Apr 2023 15:30 WIB
Cerita Chef Rendi ARTOTEL yang Pilih Berkarir di Dapur Hotel Lifestyle
Foto: detikfood
Jakarta -

Chef Rendiputra P. Saroengallo atau akrab disapa chef Rendi awalnya tak tertarik berkiprah di dapur hotel, namun yang kini terjadi malah sebaliknya. Ia menjadi Corporate Executive Chef ARTOTEL Group sejak 2019. Begini kisahnya.

Menjadi chef di dapur restoran dan hotel terbilang berbeda. Tak sedikit chef yang enggan berkarir di hotel karena dianggap konvensional, kurang menantang, dan tidak bisa berkembang.

Hal inilah yang sempat dirasakan chef Rendi. Berbincang bersama detikfood (21/3), pria bertato ini mengatakan tadinya tidak tertarik sama sekali menjadi chef hotel. Karirnya selama ini lebih banyak di dapur restoran independen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun konsep berbeda yang ditawarkan ARTOTEL membuat ia berubah pikiran. "Saya tertarik ARTOTEL karena dia style restorannya itu independen, bukan yang restoran hotel kayak casual dining," tuturnya.

Chef Rendi menekankan kalau konsep 'lifestyle' memungkinkan ia lebih bebas berkreasi di dapur. "Konsepnya lebih bebas. Kalau hotel konvensional itu kan lebih kaku," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Kebebasan itu juga terlihat pada gaya dan penampilan chef Rendi yang tak seperti chef-chef hotel kebanyakan. Tangannya dipenuhi tato dan telinganya juga dihiasi anting yang bagi sebagian besar orang mungkin terkesan urakan.

Ia pun tak sendirian. Anak buahnya juga berpenampilan bebas. "Anak buah saya lihat aja tuh, rambutnya gondrong. Yang penting kan rapi. Pakai anting atau tindik juga nggak masalah, itu kan nggak ada hubungannya sama hygiene. Yang penting di dapur balik ke performance. Yang penting kena budget, selama nggak ada complain, yaudah," tutur chef ramah ini.

Chef Rendi menambahkan sejatinya performa seorang chef dilihat dari hasil akhir kerjanya. "Buat kita yang penting kan end-result nya. Karena tiap orang punya gayanya masing-masing, ada yang di dapur gayanya galak, ada yang diem-diem doang," ujarnya.

Sosok chef Rendi dinilai seorang pegawainya galak dan tegas ketika bekerja, namun ia tak menolak anggapan tersebut. Ia mengatakan, "Anak kitchen tuh sebenarnya semuanya galak dan tegas. Cuma kalau udah keluar dapur, lepas apron, yaudah teman biasa."

Ia menambahkan kalau di dapur ARTOTEL, hubungan kerja antara dirinya dan pegawai dapur lain terbilang kasual. "Enaknya ARTOTEL karena lifestyle tadi, yaudah nyantai. Kalau salah ya salah, tegur," sambungnya.

Lulusan sekolah manajemen hotel di Swiss yang berkarir di Jakarta dan Bali

Cerita Chef Rendi 'ARTOTEL' yang Pilih Berkarir di Dapur Hotel LifestyleChef Rendi saat membagikan resep ayam goreng serundeng bersama detikfood (21/3) di Pantry Magic, Kemang.Foto: detikfood

Menilik perjalanan chef Rendi, karirnya sebagai chef ternyata bukan diawali dari sekolah kuliner, melainkan sekolah manajemen hotel di Swiss. Ia menempuh pendidikan di International Hotel Management Institute Luzern, Switzerland.

Jenjang pendidikan ini ia tempuh tahun 2002, langsung setelah dirinya lulus SMA. Namun meski ia menyukai dunia dapur dan kuliner, chef Rendi tidak mengambil jurusan kuliner di sekolah tersebut. Atas saran orang-orang terdekatnya, ia mengambil jurusan manajemen.

"Sempat mikir mau pindah pure ke culinary, cuma teman segala macam bilang ke manajemen aja. Jadi kalau bosan, mau pindah departemen, gampang," kata chef Rendi. Ia pun menyelesaikan pendidikannya dalam waktu sekitar 3,5 tahun saja.

Meski begitu, untuk setiap training yang diadakan sekolahnya, chef Rendi lebih memilih bekerja di bagian dapur. "Karena saya memang interest-nya di kitchen, bukan service atau bar. Sebenarnya kalau kitchen itu yang lebih penting pengalaman bukan title-nya," ujarnya.

Ia menambahkan, "Karena saya ambil semua training kitchen (semasa kuliah), maka pas balik, saya kerja langsung jadi junior sous chef. Tidak melewati level di bawahnya. Itu kalau di dapur kira-kira level ketiganya."

Saat kembali ke Indonesia, chef Rendi banyak berkarir di Bali. Ia pun bolak-balik antara Jakarta dan Bali. Karir pertamanya di dapur adalah grup Ocean Beach di Bali sekitar tahun 2006-2007. Saat itu ia menjadi junior sous chef.

Perjalanannya tak berhenti di situ. Ia juga sempat bekerja di Karma Kafe Bali, Brewers Bali, Eastern Promise di Kemang, hingga lanjut ke The Prohibition. "Dari situ ke Boga Group, set up Putu Made sama chef Mandif Warokka. Habis dari itu ke Ismaya, megang Publik Markette karena waktu itu belum ada chefnya. Ini sekitar tahun 2017 atau 2018," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.



Simak Video "Soto Ayam Kesuna Cekuh, Hangat dan Bergizi untuk Berbuka Puasa "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads