Camilan bernama co'ri ini mirip sirup gula aren. Kental cokelat kemerahan dan disimpan dalam buluh bambu. Legit manis dengan aroma karamel yang enak.
Masyarakat di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) memiliki camilan khas bernama co'ri. Camilan tradisional dengan sensasi rasa karamel ini terbilang unik karena disajikan dalam potongan bambu berukuran kecil.
Camilan ini dapat dijumpai di Desa Riso, Kecamatan Tapango. Umumnya camilan ini dibuat para pengrajin gula aren.
Proses pembuatan co'ri terbilang sangat mudah. Nira yang disadap dari pohon aren dimasak menggunakan wajan di atas tungku tanah. Proses memasak berlangsung beberapa jam, mengandalkan kayu sebagai bahan bakar.
![]() |
Nira aren dimasak hingga mendidih dan menyusut. Sebelum teksturnya berubah menjadi lebih padat, nira aren lalu dimasukkan ke dalam potongan bambu.
Selain memberi cita rasa, penggunaan potongan bambu ini bertujuan agar camilan mirip karamel ini lebih tahan lama.
"Pokoknya rasanya mantap banget, karena kenapa, ada rasa khas tersendiri, mungkin karena dimasukkan ke dalam bambu, sehingga ada aroma khas," kata salah satu warga, Risma kepada detikSulSel, Kamis (26/1/2023).
Diakui Risma, menikmati co'ri dari potongan bambu juga memberi sensasi tersendiri. Apalagi, co'ri yang telah dingin terasa lebih lengket saat berada di mulut.
![]() |
"Pokoknya enak, ada sensasi-sensasinya karena terasa lengket, apalagi saat co'ri dalam bambu dituang ke dalam mulut, saya betul-betul baru menikmati yang seperti ini, rasanya beda," tandas Risma.
Sementara warga setempat bernama Arif menuturkan, co'ri adalah gula aren yang belum sepenuhnya matang atau setengah jadi.
"Sejenis gula aren, yang istilahnya ketika diproses masih muda, belum masak sempurna," ungkap Arif di tempat sama.
Arif mengungkapkan, camilan co'ri tercipta dari kebiasaan para orang tua ketika hendak membawa pulang nira aren yang mereka kumpulkan di hutan.
"Adanya makanan ini berasal dari kebiasaan para orang tua kita dulu, ketika mereka masuk hutan untuk membuat gula, karena pada saat itu belum ada wadah khusus, mereka menggunakan bambu untuk menampung nira aren yang belum sepenuhnya masak," terangnya.
Hanya saja menurut Arif, pengolahan nira aren menjadi camilan co'ri sudah jarang dijumpai. Apalagi, sebagian besar warga memilih mengolah nira aren menjadi gula batok karena peminatnya lebih banyak dan dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Sekarang (co'ri) sudah jarang dijumpai, mungkin karena anak-anak sekarang tidak banyak yang tahu sehingga peminatnya kurang," ucapnya.
Cara membuat co'ri khas Polewali mandar bisa dilihat di halaman berikut ini.
Simak Video "Menyantap Nasu Kadundung Kuliner Khas Polman "
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)