Pasar Kebayoran Lama memiliki sejarah panjang karena sudah ada sejak sebelum 1850. Sampai sekarang, pasar ini masih eksis menjadi pusat perdagangan di kalangan warga area Kebayoran Lama dan sekitarnya.
Pasar Kebayoran Lama menjadi salah satu pasar tradisional yang ramai dikunjungi di selatan Jakarta. Pasar yang berlokasi di Jalan Arteri Pondok Indah ini menempati lokasi strategis. Pembangunan transportasi di sekitarnya juga terus disempurnakan.
Untuk diketahui, bakal diresmikan skywalk yang menghubungkan halte Transjakarta Velbak Koridor 13, Halte Pasar Kebayoran Koridor 8, dan Stasiun Kereta Kebayoran Lama dalam waktu dekat. Akses ke sini pun menjadi lebih mudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menilik sejarahnya, Pasar Kebayoran Lama konon sudah sejak ratusan tahun lalu. Mengutip detiktravel (3/6/2022), Achmad Sofiyan dan Reyhan Biadillah dari tim Ngopi Jakarta yang mengadakan tur jalan kaki edisi Kebayoran, Pasar Kebayoran Lama diperkirakan sudah ada sejak sebelum 1850.
Pada masa itu, pusat aktivitas masyarakat di daerah pedalaman Jakarta berada di Kebayoran. Tidak hanya itu, sebelum berkembangnya transportasi darat, Kebayoran menjadi salah satu wilayah yang dilewati oleh alur pengiriman hasil komoditas yang melalui sungai Pesanggrahan dan Grogol.
Dalam perkembangannya, Pasar Kebayoran Lama kemudian dikelola oleh PD. Pasar Jaya. Pasar ini didirikan tahun 1987. Para pedagang yang tadinya tidak terkonsentrasi di satu titik akhirnya berkumpul untuk berjualan di kawasan yang sama.
Makanan segar hingga makanan kemasan ada di sini
![]() |
Pantauan detikfood (21/1/2022) saat menyusuri Pasar Kebayoran Lama, tepat di sebelah gedung utamanya, ada jalanan yang ramai menjual bahan makanan segar. Area ini memudahkan masyarakat yang ingin belanja, namun tidak masuk ke bangunan utama pasar.
Penjual aneka rempah, bumbu dapur, ikan, ayam, bahkan daging sapi bisa ditemukan. Bahan makanan mentah yang mereka tawarkan tampak cukup berkualitas dan segar-segar.
Di lapak seorang penjual ayam potong, dipajang ayam sate alias ayam tua berukuran super besar. Ayam yang dibanderol Rp 140.000 per ekor ini dipromosikan penjual enak diolah menjadi ragam olahan ayam.
Di lapak sebelahnya, penjual menawarkan ikan bandeng berukuran besar. Banyak pengunjung pasar tertarik membeli mengingat ketika kami datang, Imlek segera tiba. Bandeng memang jadi buruan untuk tahun baru China karena melambangkan keberuntungan.
Harga bandeng bervariasi, mulai dari Rp 125.000 per ekor. Untuk bandeng ukuran jumbo bahkan dibanderol sampai Rp 200.000!
Belok kiri menyusuri lorong Pasar Kebayoran Lama, kami juga menemukan banyak penjual makanan beku (frozen food) dan makanan kemasan dan ringan (snack). Tak ketinggalan aneka sayur dan bumbu jadi untuk mengolah beragam hidangan.
Seorang penjual bumbu dapur bercerita pada detikfood, ia telah berjualan selama 25 tahun. Semua racikan bumbunya laris, seperti untuk opor, rendang, hingga gulai. Harganya terjangkau, mulai dari Rp 3.000 saja!
Di area ini juga dipajang keterangan bahwa pembeli bisa membayarnontunai viaQris. Hal ini merupakan salah satu terobosan yang ada di lingkup pasar tradisional, hasil kerja sama PD. Pasar Jaya dengan BankDKI.
Kios daging sapi dan ayam kampung ada di lantai 2
![]() |
Naik ke lantai 2, detikfood melihat kumpulan kios pedagan daging sapi segar. Menyambangi salah satu penjualnya, Bapak Ramdani, ia mengatakan total kios penjual daging sapi mencapai sekitar 60.
Rata-rata merupakan 'pemain lama' yang sudah berjualan sebelum 1987 ketika bangunan Pasar Kebayoran Lama didirikan. Ramdani berujar penjualan pasca Covid-19 belum sepenuhnya normal seperti sebelum pandemi. Saat ini masih sekitar 50%.
Dahulu sebelum pandemi Covid-19, ia bisa menjual 1 ekor sapi, tapi kini masih setengah ekor saja. Sapi didatangkan dari Jawa Tengah dengan harga jual sekitar Rp 130.000-140.000 per kilogram.
Daging sapi di tempatnya jadi buruan para tukang sayur yang hendak menjualnya kembali dan pihak rumah makan yang akan memasaknya jadi hidangan lezat. Ramdani pun masih setia berjualan di pasar ini setelah puluhan tahun berlalu.
Di belakang kios daging sapi, tim detikfood mendapati para penjual ayam potong dan ayam kampung. Ayam kampung bahkan masih ada di dalam kandang dan siap dipotong jika ada yang membelinya.
Area kantin mini yang ramai disinggahi pengunjung pasar
![]() |
Masih di lantai 2, Pasar Kebayoran Lama juga menghadirkan area kantin mini yang bisa disambangi para pengunjung maupun penjual pasar. Area ini bergeliat sejak malam hingga siang untuk mengisi perut para peminatnya.
Kios makanan yang tersedia tak banyak, sekitar 6 saja. Ada soto ayam, sop dan gorengan kambing khas Betawi, ketupat sayur Padang, dan masakan rumahan serupa Warteg di sini.
Salah satu yang ramai dikunjungi adalah Soto Ayam Pakdhe yang merupakan penjual legendaris di area Pasar Kebayoran Lama. Sudah berjualan sejak 1987, Pakdhe, sapaan akrab sang penjual, sudah memiliki banyak pelanggan setia.
Ia menawarkan semangkuk nasi soto ayam seharga Rp 15.000. Porsinya besar dan isiannya juga royal, bahkan pembeli bisa meminta tulangan ayam untuk digerogoti. Menikmatinya dengan kuah soto kuning nan bening terasa nikmat.
Jajan martabak dan melihat pasar loak di sekitar Pasar Kebayoran Lama
![]() |
Seperti halnya di pasar-pasar tradisional lain, area sekitar pasar juga dipenuhi beragam tukang jajanan enak. Salah satunya martabak kampung yang menawarkan seloyang martabak Rp 10.000 saja.
Pilihan menunya ada dua, kacang cokelat dan ketan hitam. Menu terlarisnya, martabak isi ketan hitam. Isian ini juga dipadukan gula pasir dan parutan kelapa sehingga menciptakan rasa manis gurih yang puaskan selera.
Ada juga tukang kue cubit dan gorengan yang laris manis. Semua disiapkan hangat-hangat sehingga bisa puaskan selera pembeli.
Oh ya, membicarakan Pasar Kebayoran Lama juga tak lepas dari pasar loak yang berada tak jauh dari bangunan utama pasar. Lokasi persisnya lebih dekat ke arah Stasiun Kebayoran Lama. Bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 10 menit.
Di sepanjang jalan ini dijual aneka barang loak, mulai dari alat elektronik, mesin tik, tas, baju, sepatu, hingga pajangan mainan. Barang-barang yang ditawarkan akan digelar di bawah atau digantung-gantung di pagar. Bagi para pencinta barang vintage, area pasar loak di sini memang kerap jadi tujuan berkunjung.
(raf/odi)