Murdi Putra, Pionir Colenak Khas Bandung Sejak 1930

Murdi Putra, Pionir Colenak Khas Bandung Sejak 1930

Cornelis Jonathan Sopamena - detikFood
Sabtu, 20 Agu 2022 14:30 WIB
Colenak Murdi Putra.
Foto: Cornelis Jonathan Sopamena/detikJabar
Bandung -

Colenak jadi salah satu makanan khas Bandung yang punya banyak penggemar, tapi tahukah kamu siapa penjual colenak pertama kali? Ternyata kuliner berbahan dasar peuyeum ini sudah dijajakan sejak 1930!

Colenak merupakan kepanjangan "dicocol enak" yang menunjukkan cara makan hidangan ini. Berupa tapai bakar berlumur kelapa parut yang dimakan dengan cocolan saus gula merah.

Colenak begitu identik sebagai makanan khas Bandung, namun belum banyak orang tahu asal-usul colenak. Ternyata pionirnya adalah Murdi yang sudah menjual camilan manis ini sejak 1930.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini nama usahanya Colenak Murdi Putra yang sudah berada di tangan generasi ketiga. Mahmud Saepudin (60), cucu Murdi, menyatakan ia sudah meneruskan dagangan turun-temurun itu sejak 2005.

"Saya udah generasi ketiga, Pak Murdi itu kakek. Saya di sini udah dari 2005. Sebelumnya (yang jual) ibu saya," ucap Mahmud kepada detikJabar di Pusat Colenak Murdi Putra, Jalan Ahmad Yani No. 733, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022).

ADVERTISEMENT

Baca Juga: 5 Kuliner Bandung yang Dapat Peringkat 'Wajib Coba' dari Netizen

ColenakColenak, kuliner khas Bandung berbahan tapai bakar dengan cocolan gula merah. Foto: iStock

Almarhum Murdi yang meninggal pada 1966, ternyata selalu berjualan di tempat itu. Namun, beliau dulu membakar peyeum itu dan menjualnya di pinggir jalan. Setelah terkumpul modal, baru beliau membeli tempat yang digunakan hingga sekarang ini.

"Awalnya di pinggir sih ya, emang di sini juga, tapi di pinggir kayak bapak ketupat gerobak ini. Terus beli di sini nih. Jadi kalau tempat ini mah udah dari zaman Pak Murdi," kata Mahmud.

Menawarkan colenak selama 92 tahun membuat Colenak Murdi Putra sudah terkenal ke berbagai penjuru daerah. Kini colenak turut dipasarkan di cabang lain, ke berbagai supermarket, hingga toko online.

"(Mulai dijual di supermarket) zaman saya, generasi ketiga. Karena istilahnya banyak dari yang jauh kepengen, saya inisiatif masukin ke Griya, Yogya, Borma dari 2005," tuturnya.

Tidak sendirian, kedua adik Mahmud pun mengelola cabang di Kosambi dan di Cibiru. Selain itu, adiknya pun memasukkan Colenak Murdi Putra ke berbagai gerai Indomaret.

"Adik baru berapa tahun yah, 2 tahun (atau) 3 tahun (masukin) ke Indomaret itu dari adik. Yang nerusin colenak di generasi ketiga cuma (kami) bertiga ini. Saya paling besar, sama adik-adik saya dua," ujar pria yang berdomisili di Antapani tersebut.

Jerih payahnya mengusahakan Colenak Murdi Putra untuk dapat turut dijual di berbagai supermarket dan minimarket pun berbuah manis. Menurutnya, Griya menjadi supermarket yang memberikan omzet paling besar bagi usaha colenaknya.

Selain itu, Colenak Murdi Putra juga tidak mau tertinggal di segi teknologi. Pasalnya, Mahmud dan keluarganya juga mendaftarkan Colenak Murdi Putra sebagai mitra restoran di aplikasi ojek online.

"Kalau Griya kan banyak ya, jadi secara omzet paling banyak itu dari Griya. Kalau ditotalin dari semua cabang adik kakak ini, Griya, Yogya, Borma, Indomaret mungkin sehari nyampe 800 (bungkus colenak terjual) mah ada. (Selain) nerima pesanan, Go-Jek Go-Food sekarang juga ada," ucap Mahmud.

Kini, Mahmud perlahan menurunkan usaha makanan legendaris ini kepada anaknya. Dirinya yang masih mengantarkan berbagai colenak ke supermarket ini merasa sebentar lagi usahanya akan turun ke anaknya yang berusia sekitar 30 tahun.

"Ini sih saya anter yang dekat-dekat saja, yang jauh mah sama anak saya, kayak daerah Cimahi situ lah. Sudah sampai ke generasi empat lah sebentar lagi juga. Anak umur 30-an sekarang," tuturnya.

Baca Juga: Daftar Makanan Khas Sunda yang Enak, Unik, dan Mendunia

Colenak Murdi Putra.Colenak Murdi Putra meraih penghargaan, termasuk dari pemerintah daerah. Foto: Cornelis Jonathan Sopamena/detikJabar

Mahmud merasa colenak kini sudah tidak lagi menjadi makanan yang terus-menerus diburu masyarakat, tetapi sudah menjadi makanan khas. Sebab, ia melihat persepsi orang terhadap colenak ini sudah tidak seistimewa dahulu kala.

Kendati demikian, ia tetap merasa bangga terhadap makanan khas Sunda ini. Colenak Murdi Putra sempat menerima piala penghargaan Anugerah Budaya Kota Bandung yang diserahkan almarhum Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada 2018 silam. Dirinya sangat bangga sebab colenak menjadi satu-satunya makanan yang berada di urutan 10 besar.

"Sekarang juga sudah banyak lah makanan yang enak-enak. Mungkin kalau dulu kan Konferensi Asia Afrika sendiri konsumsinya colenak. Mungkin kalau dulu colenak termasuk istimewa ya, kalau sekarang masuk kategori makanan khas Bandung lah," ujar Mahmud.

"Waktu sebelum Pak Oded meninggal kan makanannya itu cuman colenak yang dapat piala penghargaan. Dari 10 besar itu makanannya cuma colenak, yang lain itu dari kesenian, macam-macam lah yang membawa harum nama Kota Bandung," lanjutnya dengan bangga.

Sudah menjadi kuliner khas Bandung, colenak pun kerap dijual berbagai orang lainnya. Mahmud mengaku tidak mau ambil pusing jika ada penjual colenak lainnya yang turut menggunakan nama almarhum kakeknya sebagai merek jualannya.

"Ada aja (yang palsu) sih, A. Ya kan masing-masing yang bikin colenak kan istilahnya semua sama-sama usaha ya, nggak papa (apa-apa) lah, A," ucapnya pada wartawan.

Mahmud berharap colenak bersama kuliner legendaris Bandung lain bisa tetap lestari. Ia menginginkan agar pemerintah daerah ikut membantu mempromosikan kuliner ini.

Baca artikel selengkapnya DI SINI.

Baca Juga: Colenak Murdi Putra, si Legendaris yang Tak Ketinggalan Zaman




(adr/adr)

Hide Ads