Spring roll atau lumpia dari Vietnam menjadi camilan populer di banyak negara Asia, termasuk Indonesia. Lumpia Vietnam terdiri dari 2 macam sajian, ada yang segar maupun goreng.
Spring roll ini dikenal dengan sebutan goi cuon. Namun di vietnam utara, spring roll segar disebut nem cuon. Adapun yang membedakan lumpia vietnam dengan lumpia lainnya terletak di penggunaan bahan kulit berupa banh trang (rice paper) dari tepung beras. Kulit tipis yang berwarna putih transparan tersebut dibasahi oleh air, kemudian diisi dengan berbagai macam sayuran, seperti wortel, selada, kol ungu hingga bawang bombay.
Biasanya, goi cuon disajikan dalam suhu ruang bersama saus cocolan, yakni nuoc cham (saus kecap ikan) atau saus hoisin kacang. Lezat! Tak hanya rasanya yang enak, lumpia vietnam juga kerap menjadi pilihan menu diet, loh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah buat warga Lampung yang ingin mencicipi kelezatan lumpia dari Vietnam bisa kunjungi laman Instagram @dapur.mama.mimi. Dapur Mama Mimi menyediakan 3 varian topping spring roll, yakni smoked beef, crab stick, serta ayam. Dengan hanya Rp 25 ribu saja, kamu sudah bisa mendapatkan 1 pack vietnamese spring roll, dan sudah termasuk saus wijen sangrai dan mayo.
Ira Maria selaku owner Dapur Mama Mimi menyebut vietnamese roll buatannya diolah dari sayuran organik yang segar, karena dibeli dan langsung digunakan di waktu yang sama.
"Yang membuat spesial lagi adalah saus yang digunakan, kami menggunakan saus wijen sangrai yang kami padukan dengan saus mayo yang kami racik sendiri. Sehingga sesuai dengan rasa dan lidah masyarakat indonesia, ada asam pedas dan manisnya," ujarnya kepada detikcom, Selasa (31/5/2022).
Dia mengatakan dalam sebulan setidaknya ada 100 hingga 200 pack lumpia Vietnam yang terjual. Namun di samping spring roll, tokonya juga menyediakan aneka produk lain. Mulai dari spaghetti brulee, dimsum cake, hingga frozen food.
Lebih lanjut Ira menjelaskan usaha kuliner rumahannya ini ia mulai di tengah pandemi COVID-19. Ira yang berprofesi sebagai guru harus mengajar dari rumah. Sehingga dirinya memanfaatkan waktu luang di sela-sela mengajar untuk membuat hidangan bagi keluarga.
"Saya luangkan waktu untuk bereksplorasi dengan membuat kuliner yang awalnya saya konsumsi bersama keluarga di rumah. (Kemudian) saya bagikan kepada kerabat dekat. Alhamdulillah hasil karya saya mendapatkan masukan yang positif dan mereka menyemangati saya untuk mencoba menjualnya. Alhamdulillah usaha ini sudah berjalan selama dua tahun," tuturnya.
Diakui Ira, adanya pandemi tidak terlalu memberikan dampak signifikan bagi usahanya. Malah selama pandemi dalam sebulan ia bisa meraup omzet jutaan. Hal ini mengingat Ira yang lebih banyak memanfaatkan platform online untuk berjualan.
"Karena usaha kami dimulai dari rumah dan hanya menggunakan pengiriman online untuk pemesanan dan tidak melayani makan di tempat. Bahan bahan pokok yang kami gunakan juga bisa kami dapatkan dengan cara membeli online," terangnya.
Meski begitu, Ira tetap melakukan upaya dalam mendorong kemajuan bisnis Dapur Mama Mimi. Misalnya saja dengan ikut serta dalam program 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari Kraft Heinz Food Service bersama detikcom. Harapannya ke depan semakin banyak orang yang mengenal Dapur Mama Mimi.
"Program ini sangat menarik memberikan kesempatan luar biasa kepada pengusaha UMKM untuk dapat lebih luas berkembang," tandasnya.
(ads/ads)