Oleh-oleh Wajib! Karak Brantan Solo yang Renyah Favorit Presiden Soeharto

Oleh-oleh Wajib! Karak Brantan Solo yang Renyah Favorit Presiden Soeharto

Ari Purnomo - detikFood
Minggu, 08 Mei 2022 13:36 WIB
kerupuk karak
Foto: Istimewa
Jakarta -

Sebelum meninggalkan kota Solo, kamu wajib beli oleh-oleh ini. Namanya karak Brantan yang renyah gurih. Murah meriah dan enak buat lauk nasi.

Selain intip goreng dengan rasa asin atau dengan kucuran gula merah, ada makanan yang dibuat dari nasi. Dikenal dengan nama karak atau kerupuk karak. Bentuknya segi empat panjang, warnanya kecokelatan dengan rasa renyah gurih.

Makanan murah meriah bisa ditemukan dengan mudah di pasar tradisional. Salah satu yang cukup terkenal adalah karak bikinan produsen di Kampung Bratan, Kecamatan Laweyan, Solo. Ada beberapa produsen karak di kampung ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya produk kerupuk karak yang dirintis Mitro Raharjo, puluhan tahun silam. Usaha ini sudah dilakukan turun temurun hingga tiga generasi.

"Awalnya dibuat oleh kakek kami Mbah Mitro Raharjo, kemudian diteruskan Pak Ismu dan sekarang dikelola istri dan saya sebagai menantu," kata Hartono kepada detikJateng saat ditemui di rumahnya di Bratan RT 1/RW 6, Sabtu (7/5/2022).

ADVERTISEMENT
Pelaku UMKM produk marning, karak dan lempeng di Boyolali terdampak minyak goreng mahal, Jumat (25/3/2022).Pelaku UMKM produk marning, karak dan lempeng di Boyolali terdampak minyak goreng mahal, Jumat (25/3/2022). Foto: Jarmaji/detikJateng

Proses pembuatan karak ini sangat sederhana. Bahannya berupa nasi yang dikukus dengan sejumlah bumbu seperti bawang dan garam. Semua bahan itu ditumbuk hingga halus hingga menjadi adonan kenyal kemudian diiris tipis-tipis.

Irisan karak lalu dijemur hingga benar-benar kering. Saat akan dimakan, karak digoreng hingga mengembang kering. Rasanya seperti kerupuk umumnya. Gurih renyah, ada sedikit tektur nasi yang kriuk enak.

Karak Bratan, salah satu makanan khas Kota Solo.Karak Bratan, salah satu makanan khas Kota Solo. Foto: Ari Purnomo/detikJateng

Dahulu kerupuk karak dikenal sebagai makanan kelas bawah. Ini karena awalnya memang dibuat dari karak atau sisa nasi yang dikeringkan. Kini karak banyak dicari orang.

Bahkan menurut Hartono di masa lebaran ini permintaan karak produksinya sangat tinggi. Hanya saja, karena keterbatasan karyawan ia tidak bisa melayani semua permintaan pelanggannya.

"Kalau dulu produksi bisa sampai 100 kilogram per harinya. Kalau setelah pandemi ini, hanya 70 kilogram saja. Itu sudah maksimal, sebenarnya permintaan banyak hanya kami tidak bisa melayaninya," urainya.

Pembeli karak Bratan kebanyakan adalah pelanggan yang sudah rutin membeli karaknya. Tidak hanya dari Solo tetapi juga banyak yang dari luar kota. Harga karak buatannya juga cukup murah, Rp 65 ribu per kilogram.

Karak Bratan, salah satu makanan khas Kota Solo.Karak Bratan, salah satu makanan khas Kota Solo. Foto: Ari Purnomo/detikJateng

"Pemudik yang sudah langganan karak sini pasti datang untuk membeli. Reseller juga banyak, kami jual tanpa merek, mereka yang membuat mereknya sendiri," ucapnya.

Pembelinya bukan hanya masyarakat kelas bawah. Karak sudah menjadi makanan bagi semua kalangan. Bahkan menurut Hartono pada masa lalu, keluarga Presiden Soeharto juga sering memesan karak di tempatnya saat singgah di Solo.

"Pak Harto (presiden) juga langganan karak di sini, biasanya yang memesan dari ajudan di Ndalem Kalitan," katanya.

Karak atau kerupuk karak bisa dimakan dengan pecel, sambal brambang asem, soto atau pelengkap lauk. Dimakan begitu saja dengan nasi juga enak karena rasanya yang renyah gurih.

Baca artikel detikjateng, "Karak Bratan Solo, Makanan 'Kriuk' Teman Bersantap Nasi" selengkapnya




(yms/odi)

Hide Ads