Dari tuak atau nira dari pohon lontar, masyarakat Desa Les bisa mengolahnya menjadi gula merah atau yang disebut juruh. Begini proses membuatnya.
Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali merupakan salah satu desa tertua di Bali. Masyarakatnya dikenal selalu menggunakan produk-produk lokal dan alami.
Chef Yudi, owner Dapur Bali Moela mengatakan kepada detikcom (10/10) bahwa masyarakat Desa Les sudah terbiasa menggunakan bahan-bahan pangan yang didapat dari daerah sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah satunya adalah penggunaan juruh. Juruh merupakan gula merah khas Desa Les. Biasanya gula merah terbuat terbuat dari nira pohon aren, tetapi juruh terbuat dari nira pohon lontar.
Desa Les memiliki perkebunan pohon lontar yang selama ini digunakan sebagai penghasil tuak atau nira dan menjadi olahan lainnya. Detikcom dalam Rangkaian Ekspedisi 3.000 Kilometer bersama Wuling diajak berkeliling perkebunan lontar.
"Luasnya sih gak pasti ya soalnya pohon lontarnya itu tumbuh menyebar-nyebar, gak hanya tumbuh di satu area," ujar Chef Yudi.
1. Jenis Tuak untuk Pembuatan Juruh
![]() |
Chef Yudi menjelaskan bahwa ada dua jenis tuak yang dihasilkan, yakni tuak wayah untuk pembuatan arak dan tuak manis untuk pembuatan juruh.
Untuk tuak manis biasanya disadap 2 x 24 jam untuk menghasilkan juruh. Proses penyadapan 2 kali dalam sehari dilakukan agar tuak tidak mengalami proses fermentasi yang terlalu banyak.
"Ya supaya dia gak berfermentasi terlalu banyak, jadi rasanya masih manis," ujarnya.
Biasanya masyarakat Desa Les menggunakan kulit pohon kosambi untuk media penyadapan. Berbeda dengan arak yang disadap menggunakan serabut kelapa.
Baca Juga: Chef Gede Yudiawan dengan 'Dapur Bali Moela' Bertahan Saat Pandemi
2. Proses Pembuatan Juruh
![]() |
Setelah disadap, tuak manis kemudian diproses dengan cara direbus sampai kadar air dalam tuak itu menguap. Pada proses itu, sari-sari tuak akan berubah menjadi karamel.
"Direbus dulu tu bisa sampai 5 jam. Nah karamel itulah nantinya jadi juruh," ujar Chef Yudi.
Proses pembuatan juruh di Desa Les juga masih sangat tradisional. Saat direbus menggunakan api dari tungku kayu bakar. Karenanya, selama direbus harus sambil diaduk agar tidak gosong.
"Diaduk terus pakai pengaduk dari kayu itu sampai mengental,"tuturnya.
3. Harga Juruh di Pasaran
![]() |
Setelah direbus, juruh harus didiamkan beberapa menit hingga jadi dingin. Hal itu untuk mencegah wadah kemasan pecah atau meleleh saat juruh dimasukkan.
"Jangan langsung dikemas dan jangan juga terlalu lama didiamkan agar tidak mengkristal," ujar Chef Yudi.
Juruh dikemas dalam wadah botol plastik 1 liter. Satu liter juruh tersebut dibanderol dengan harga Rp 135.000.
4. Untuk Pemanis Makanan dan Minuman
![]() |
Chef Yudi menjelaskan bahwa juruh ini bisa dijadikan bahan pemanis alami untuk makanan dan minuman. Ada bisa juga jadi topping makanan seperti pancake atau pisang goreng.
Atau bisa juga untuk minuman, seperti yang digunakan Chef Yudi saat membuat daluman atau es cincau. Es cincau tersebut dicampurkan juruh sebagai pemanis atau pengganti sirup.
Juruh dari tuak lontar ini warnanya cokelat gelap. Aroma dan rasanya manis, dan ada sedikit rasa asam dari hasil fermentasinya. Namun, rasa buahnya lebih menonjol.
Baca Juga: Nikmatnya Sarapan Blayag dan Bulung di Warung Tasik Buleleng di Pinggir Pantai
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)