37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni

37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni

Riska Fitria - detikFood
Selasa, 19 Okt 2021 16:30 WIB
37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni
Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Yogyakarta -

Suwarni selama berjualan sate kere di Pasar Beringharjo penuh dengan suka duka. Pernah sampai diusir hingga kini satenya jadi incaran wisatawan.

Sate Kere Mbah Suwarni merupakan salah satu destinasi kuliner yang terkenal di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Lokasinya ada di pintu selatan Pasar Beringharjo, tepatnya di bawah jembatan.

Tidak ada payung atau tenda, Suwarni hanya berjualan mengemper dengan bakul dan alat bakaran seadanya. Tempat dagangnya hanya ditandai dengan banner berwarna kuning dan bertuliskan 'Sate Kere Mbah Suwarni'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun hanya mengemper, tetapi Sate Kere Mbah Suwarni ini selalu menjadi incaran para wisatawan. Tim detikcom bersama Wuling Almaz mencicipi sate kerenya dalam rangkaian Ekpedisi 3.000 km (07/10).

Meski usianya sudah menginjak 71 tahun, tetapi Suwarni tetap cekatan saat melayani pembeli. Terkenal legendaris puluhan tahun, Suwarni menceritakan bahwa selama berjualan sate kere penuh dengan suka duka.

ADVERTISEMENT

1. Sate Kere Mbah Suwarni sejak 1984

37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Sate Kere Mbah Suwarni dikenal legendaris, karena usahanya sudah dirintis sejak tahun 1984 silam. Kepada detikcom, Suwarni menceritakan bahwa sate kere miliknya tidak memiliki cabang.

"Cuma satu ini dari dulu ya di sini," tutur Suwarni.

Lebih lanjut, Suwarni mengatakan bahwa ia meneruskan usaha sate kere milik keluarganya. Resep sate kere yang digunakan pun merupakan resep turun temurun, karenanya rasanya konsisten sejak dulu hingga sekarang.

Baca Juga: Jajan Modal Rp 20.000 di Pasar Beringharjo, Dapat Apa Saja?

2. Cita Rasa Sate Kere Mbah Suwarni

37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Sate kere merupakan sate yang terbuat dari koyor atau sandung lamur. Kata 'kere' diambil dari istilah 'wong cilik' atau 'miskin' untuk menggambarkan betapa susahnya kalangan bawah membeli setuju sate daging.

Mesi begitu, Suwarni juga menawarkan sate daging. Sate kere tersebut kemudian dibumbui dengan beberapa rempah-rempah sebelum dibakar. Saat dibakar satenya dilumuri dengan kecap.

Rasa bumbunya meresap dan tekstur kenyal pada sate kerenya membuat siapa saja ketagihan. Terbukti tim detikcom sampai nambah membeli sate kerenya.

Begitu juga dengan sate dagingnya yang empuk. Satu tusuk sate kere dibanderol seharga Rp 3.000 dan sate dagingnya seharga Rp 5.000. Namun, kamu juga bisa membeli satu porsi.

Untuk sate kere perporsinya Rp 10.000 berisi tiga tusuk sate dan bisa juga dilengkapi dengan lontong.

3. Sempat Diusir saat Berjualan

37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Berjualan selama puluhan tahun, Suwarni telah merasakan pahit manisnya saat menjajakan sate kere di Pasar Beringharjo. Dulu, ia pernah diusir dan tidak boleh berjualan di Pasar Beringharjo.

"Saya dulu itu pernah juga sempat diusir, dibilang gak boleh jualan di sini. Wong ditendang juga pernah soalnya kan gak punya kios cuma ngemper aja di sini," tuturnya.

Suwarni bersyukur ketika ia mendapatkan izin untuk berjualan di Pasar Beringharjo. Sebab, usahanya ini untuk menghidupi kedua anaknya kala itu. Dan kini kedua anaknya telah berkeluarga di Jakarta.

"Sekarang anak-anak udah di Jakarta semua dan berkeluarga juga. Saya sendiri, suami juga sudah meninggal," ujar Suwarni.

4. Berjualan Untuk Mengisi Hari Tua

37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Suwarni mengatakan kalau dirinya tinggal di rumah yang tak jauh dari Pasar Beringharjo. Meskipun anaknya telah berkeluarga tetapi Suwarni tidak ingin hanya bergantung hidup dari penghasilan kedua anaknya.

Karenanya meski usianya sudah tidak muda lagi, ia tetap ingin berjualan sate kere. Menurutnya berjualan sate kere ini bisa menjadi kegiatan untuk mengisi hari tuanya agar tidak berdiam diri di rumah.

Selain itu, berjualan sate kere juga dilakukan untuk memberi uang kepada cucunya dan juga untuk bersedekah. "Buat sedekah juga tho nanti di akhirat kepakai," ujarnya.

Suwarni juga sangat bersyukur masih diberi kenikmatan dan kelancaran dalam berjualan sate kere. Suwarni berharap agar dirinya terus diberi kesehatan.

"Minta Gusti Allah sehat aja," ujarnya.

5. Sate Kere Langganan Pejabat

Ikhtiar Suwarni selama ini pun membuahkan hasil. Usaha sate kerenya selalu ramai dan dicari banyak orang. Bahkan Sate Kere Mbah Suwarni ini merupakan langganan para pejabat.

Ia mengatakan bahwa mantan Wali Kota Yogyakarta R. Widagdo dan Wali Kota Yogyakarta saat ini Haryadi Suyuti sering memesan sate kere miliknya.

Bukan hanya itu, Suwarni juga sering mendapat pesanan untuk acara-acara penting yang dilaksanakan di balai kota. "Sering juga dapat pesanan ke balai kota atau di rumah dinas Wali Kota langsung," ujar Suwarni.

6. Terkena Dampak Pandemi COVID-19

37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni37 Tahun Berjualan Sate Kere di Pasar Beringharjo, Ini Perjuangan Mbah Suwarni Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Dampak pandemi COVID-19 turut dirasakan oleh Suwarni. Suwarni menceritakan bahwa pelanggannya kini tidak seramai sebelum pandemi COVID-19.

Dulu sebelum adanya aturan PPKM, Suwarni bisa menghabiskan 7 hingga 10 kilogram daging setiap harinya. Namun, saat pandemi kini hanya bisa menghabiskan 5 hingga 6 kilogram saja.

"Dulu itu kalo Sabtu-Minggu bisa bawa 10 kilogram. Kalau hari biasanya 7 kilogram. Sekarang sepi belum banyak yang datang ke sini jadi cuma bisa bawa 5-6 kilogram," tuturnya.

Baca Juga: Jajan Sate Kere yang Gurih Kenyal di Pasar Beringharjo

Halaman 4 dari 3


Simak Video "Pedagang Pasar Beringharjo Rayakan HUT ke-77 RI dengan Berdonasi"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)

Hide Ads