Berburu kuliner di Kota Salatiga bisa mampir ke Kampung Singkong. Kampung ini berawal dari mantan narapidana yang alih profesi jadi pengusaha singkong keju.
Berada di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, nama Kampung Singkong sebenarnya sudah ada sejak sekitar tahun 2018. Banyak warga di gang kampung itu mengolah Singkong menjadi berbagai kuliner antara lain Gethuk Kethek, Es krim Singkong, dan yang paling terkenal adalah Singkong Keju D-9.
"Kampung ini sudah ada sejak sekitar tahun 2018," kata Hardadi di Kampung Singkong usai menyambut kedatangan Menteri Pertanian, Selasa (12/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hardadi adalah pemilik Singkong Keju D-9, seorang mantan narapidana kasus narkoba yang membangkitkan Kampung Singkong menjadi destinasi wisata kuliner di Kota Salatiga. Ia menceritakan awal ia insaf dari kejahatan narkoba pasca ditahan di Lapas Surakarta.
![]() |
"Saya dulu ditahan di blok narkoba namanya blok D, nomor 9," ujar Hardadi mengawali cerita.
Tahun 2009 ia bebas dari Lapas dan memilih hijrah untuk memberikan rejeki ke anak istri. Berawal dari jualan nasi dan es, ia kemudian beralih ke olahan singkong karena Kampung tersebut sebelumnya sudah ada yang mengolah singkong jadi Gethuk Kethek.
"Kebetulan ada Gethuk Kethek ada stasiun TV meliput (ke kampungnya). Ingin buat juga tapi kok cuma ikut-ikutan. Akhirnya bikin sendiri, berinovasi. Awal jualan di rumah. Terus jualan di alun-alun Salatiga. Dari situ yang dirumah berkembang terus buka outlet," ujarnya.
![]() |
Produknya yang diberi nama sesuai blok Lapas itu ternyata makin terkenal dan dicari orang. Para tetangga pun ikut membuat Singkong Keju dan makin berinovasi juga dengan olahan Singkong sehingga terbentuklah Kampung Singkong.
"Kemudian banyak teman-teman bikin, terbentuk kampung ini," ujarnya.
Kampung Singkong lingkungannya cukup bersih walau ada di gang yang tidak terlalu lebar. Keberadaan Kampung tersebut menarik perhatian pemerintah hingga Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo datang untuk secara meresmikan nama "Kampung Singkong".
![]() |
"Ini bagus banget kita pelihara, kita benahi lebih kuat lagi tentu saja ini perlu kita kembangkan didaerah lain. Saya akan coba liat lagi apa potensi Salatiga. Semua perlu kita kembangkan lagi," kata Syahrul saat meresmikan.
Saking banyaknya permintaan di Kampung itu, bahan Singkong didatangkan juga dari beberapa daerah. Walikota Salatiga, Yuliyanto mengatakan produksi singkong di Salatiga sendiri tahun 2020 mencapai 638 ton dengan luas tanam 44,9 ha. Pada Tahun 2021 luas pertanaman sudah mencapai sampai 36 ha.
"Kampung Singkong Salatiga ini melibatkan 33 resto atau cafe, menyajikan berbagai menu dari 8 ton singkong perhari dipasok petani," ujar Yulianto.
(raf/odi)