Intip Cara Bikin Ikan Asap Khas Kendal yang Gurih nan Lezat

Intip Cara Bikin Ikan Asap Khas Kendal yang Gurih nan Lezat

Inkana Putri - detikFood
Minggu, 10 Okt 2021 20:32 WIB
Bisnis ikan asap ternyata menggiurkan. Dari bisnis ini, rupanya bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 1 juta per hari.
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Berkunjung ke Kendal belum lengkap rasanya jika tak mencicipi ikan asap. Memiliki rasa gurih dan lezat, olahan ikan ini memang jadi salah satu makanan favorit masyarakat Kendal, khususnya warga Desa Gempolsewu.

Sesuai namanya, ikan asap dibuat dengan cara pengasapan. Adapun cara ini banyak dilakukan oleh warga Kendal untuk mengawetkan ikan secara alami. Meski hanya diasap, ternyata ikan asap menghasilkan rasa yang gurih, manis dan lezat.

Seorang pembuat ikan asap asal Desa Gempolsewu, Kendal, Supinah (42) punya rahasia cara membuat ikan asap yang lezat. Ia mengatakan hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis ikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jenis ikannya (biasanya) ikan kembung, banyar, gillig, tongkol. Ikan yang nggak bisa diasap itu ikan yang kecil yang biasanya dibikin ikan asin. Karena kalau (ikan) kecil diasap dia jadi rusak (hasilnya)," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.

Bisnis ikan asap ternyata menggiurkan. Dari bisnis ini, rupanya bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 1 juta per hari.Bisnis ikan asap ternyata menggiurkan. Dari bisnis ini, rupanya bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 1 juta per hari. Foto: Andhika Prasetia

Usai memilih ikan, Supinah menyebut ikan perlu dibersihkan terlebih dahulu. Selanjutnya, ikan harus dijemur selama 3-5 menit untuk mengurangi kadar air.

ADVERTISEMENT

"Biasanya dibersihkan dulu sisiknya. Dijemur sebentar biar gak nempel dan gak lengket di kayunya. Kalau (ikannya) basah kan nempel di kayu, jadi ikannya rusak bisa ngelupas," katanya.

Untuk proses pengasapan, Supinah mengatakan jenis kayu yang digunakan juga sebaiknya jenis kayu karet. Namun, sebelum diasap ikan perlu ditusuk terlebih dahulu menggunakan kayu.

"Ditusuk kayu dulu biar ikannya nggak patah. Kayu yang untuk ngebakar juga harus karet biar enak," ungkapnya.

Saat pengasapan, lanjut Supinah, ikan harus sering dilihat. Adapun waktu pengasapan tak menentu tergantung banyaknya ikan. Namun, ia menyarankan agar sering mengecek kematangan ikan. Dengan demikian, ikan bisa terasa gurih, manis, dan lezat di lidah.

Supinah menjelaskan dalam sehari dirinya bisa mengasap banyak ikan. Pengolah ikan asap pun membutuhkan waktu setengah hari dari sore hingga pukul 9 malam.

"Cara pengasapannya bikin api dulu. Terus dikasih kayu, baru ikannya ditaruh di atasnya. Nggak pakai bumbu, langsung dibakar," katanya.

"Pas asap harus diliatin, kalau warnanya udah berubah jadi kuning kecoklatan di balik. Kalau banyak ikannya (pengasapannya) bisa sejam," imbuhnya.

Agar makin nikmat disantap, Supinah mengatakan ikan yang telah diasap dapat digoreng kembali, serta dimakan dengan sambal dan nasi hangat. Setelah diasap, ikan juga bisa bertahan hingga 3 hari di luar kulkas.

"Kalau udah diasap biasanya tahan 3 hari 2 malam di luar kulkas. Kalau mau awet disimpan di freezer. Kalau mau dimakan digoreng dulu sebentar ikannya," paparnya.

Tak hanya gurih di lidah, gurihnya ikan asap ternyata juga bisa menjadi ladang cuan bagi Supinah. Dari usaha ikan asap, dirinya bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 1 juta sehari.

Bisnis ikan asap ternyata menggiurkan. Dari bisnis ini, rupanya bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 1 juta per hari.Bisnis ikan asap ternyata menggiurkan. Dari bisnis ini, rupanya bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 1 juta per hari. Foto: Andhika Prasetia

Adapun harga untuk ikan asap juga berbeda tergantung jenis ikannya, yakni mulai dari Rp 5.000-10.000.

"Harga ikan asap kalau besar Rp 10.000, yang kecil Rp 5.000. Satu hari kadang-kadang bisa dapat Rp 1 juta, kadang Rp 900.000, tergantung ikannya," katanya.

Meski cukup menguntungkan, Supinah mengatakan hal juga tak lepas dari usahanya. Adapun untuk mengembangkan usahanya, ia mengaku memanfaatkan pinjaman Ultra Mikro (UMi) dari BRI untuk dijadikan sebagai modal.

Berkat modal tersebut, kini usaha miliknya telah berkembang. Ia juga bisa membeli motor untuk memudahkan saat berjualan.

"Awalnya pertama kali pinjam Rp 1 juta. Terus saya (angsur) setor terus, lancar. Prosesnya juga gampang, nggak ribet paling hanya surat keluarga sama KTP. Alhamdulillah (sekarang) bisa beli motor," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Sinergi Ultra Mikro di Bandar Lampung dan Semarang untuk memantau upaya peningkatan inklusi finansial masyarakat melalui sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM dalam Holding Ultra Mikro. Holding Ultra Mikro berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan untuk peningkatan UMKM di Tanah Air. Untuk informasi lebih lengkap, ikuti beritanya di https://sinergiultramikro.detik.com/




(ega/ega)

Hide Ads