Dampak PPKM Darurat terasa untuk para pedagang kecil. Di Demak, penjual wedang ronde akui omzetnya turun drastis.
Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat sangat berdampak pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Salah satunya pedagang kali lima di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Penjual wedang ronde, Murni (39) mengatakan omzetnya turun drastis. Dirinya mengaku pasrah dan tetap berjualan meski membawa pulang barang dagangannya yang cenderung utuh.
"Biasanya dapat Rp 500 ribu per hari, ini dapat Rp 100 ribu kurang. Menurun drastis. Ya ini tetap jualan," jelas Murni yang berjualan di Jalan Kyai Singkil, Demak, Jumat (23/7/2021) Malam.
Murni asal Desa Pilangrejo, Kecamatan Wonosalam tersebut biasa berjualan dari pukul 16.00 - 20.00 WIB. Sebelum PPKM Darurat, dirinya mengaku berjualan mulai pukul 16.00 - 03.00 WIB.
"Ini naik angkot ke sininya," ujar Murni.
Sementara itu, Kapolres Demak AKBP Andhika Bayu Adittama mengatakan, pihaknya memberikan imbauan patuh protokol kesehatan sembari membagikan bantuan sosial kepada sejumlah pedagang kaki lima. Dirinya menyebut, selama PPKM Darurat telah membagikan sejumlah 12 ribu paket sembako.
"Malam ini kita memberikan 300 paket sembako kepada para pedagang. Untuk di Kabupaten Demak kami sudah membagikan kurang lebih 12 ribu paket selama pelaksanaan PPKM Darurat dari tanggal 3 Juli sampai dengan 23 Juli 2021 ini," ujar Andhika didampingi Dandim 0716/Demak, Letkol Arh M Ufiz.
"Kami dari Polres Demak dan Kodim 0716/Demak melaksanakan patroli imbauan sekaligus juga memberikan bantuan sosial kepada masyarakat khususnya pedagang kaki lima. Yang memang pada saat pandemi COVID-19 ini khususnya dalam PPKM Darurat mereka sangat terdampak. Sehingga kita memberikan bantuan sosial sekaligus mengimbau kepada mereka," terang Andhika.
Sejumlah petugas gabungan, TNI Polri dan Satpol PP tersebut nampak membagikan bansos ke sejumlah PKL di sepanjang jalan yang berada di wilayah Demak Kota.
Simak Video "Jogja Coffee Week #3, Pestanya Pencinta Kopi Nusantara"
(raf/adr)