Pedagang janur ramai di kawasan Pasar Bitingan Kudus menjelang lebaran ketupat. Kendati lebaran kurang H-1 sejumlah pedagang mengaku sepi dan terpaksa banting harga.
Masyarakat Jawa secara tradisi akan merayakan Lebaran Ketupat atau badga kupat. Tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri atau tanggal 20 Mei biasanya mereka membuat ketupat komplet untuk dimakan bersama keluarga dan kerabat.
Dari pantauan detikcom di lokasi, sejumlah pedagang janur berjualan di area depan Pasar Bitingan. Tampak mereka menjajakan janur. Meski jelang lebaran ketupat justru terlihat sepi, Rabu (19/5) pukul 08.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah satu pedagang janur Kemirah mengaku tahun ini penjualan janur sepi dibanding tahun lalu. Dia mengaku tahun ini menyediakan 5.000 janur, namun belum sepenuhnya habis.
"Tahun ini sepi, kulakan 5 ribu janur, jualannya tidak bisa. Ini masih sisa banyak. Tahun kemarin ramai. Janurnya banyak," ungkap Kemirah saat ditemui di lokasi, Rabu (19/5/2021).
Dia mengatakan berjualan janur sejak hari Minggu (16/5) kemarin. Disebutkan dalam sehari hanya bisa menjual 300 helai janur. Padahal tahun sebelumnya sehari bisa menjual 1.000 helai janur.
![]() |
"Jualan sejak hari Minggu kemarin, sehari penjualan tidak tentu ya. 500 janur saja tidak bisa. Palingan 300 janur itu pun susah," jelasnya.
Kemirah pun mengaku harus membanting harga jual janur. Janur dijual dengan harga Rp 5 ribu dapat 10 helai janur. Biasanya janur dijual sampai Rp 10 ribu dapat 10 janur.
"Jualnya Rp 5 ribu dapat 10 biji. Ini harganya sudah jual rugi, karena sepi sudah banyak penjual janur," kata Kemirah.
Pedagang janur lainnya Doni mengatakan tahun ini penjualan janur terbilang sepi. Dia mengaku berjualan janur sejak lebaran hari ketiga.
"Tahun ini sepi, tidak tahu kenapa ya. Ramai tahun kemarin," ujar Doni ditemui di lokasi pagi ini.
Menurutnya harga janur pun dijual murah. Satu helai janur dijual harga Rp 500,00. Sedangkan biasanya dia menjual perikat 10 helai janur dijual Rp 5 ribu.
"Rp 5 ribu dapat 10 biji janur. Sehari biasanya hanya bawa uang Rp 200 ribu, sebelumnya bisa lebih," terang Doni.
(yms/yms)