Belum lama ini viral unggahan netizen Facebook yang menunjukkan harga makanan di Bukit Bintang cukup mahal. Terkait hal ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul memberi tanggapan.
Seorang netizen Facebook bernama Deni Kurniawan mengunggah keluhan dan gambar nota pembayaran makan di salah satu rumah makan di Bukit Bintang ke sebuah grup. Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul mengaku telah melakukan sosialisasi lewat paguyuban pedagang.
"Kalau yang seperti itu (kasus getok harga), kita menyampaikan kepada kelompoknya (pedagang) masing-masing," kata Sekretaris Dispar Kabupaten Bantul Annihayah saat dihubungi wartawan, Rabu (21/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pasalnya kejadian seperti ini bisa berdampak terhadap kapoknya wisatawan mengunjungi Kabupaten Bantul, khususnya kawasan Bukit Bintang. Nantinya, dari paguyuban pedagang akan menyosialisasikan kepada anggotanya.
"Ya kita pembinaan, tapi kan kami tidak bisa berdiri sendiri. Ada dinas teknis lain yang menangani urusan perdagangan. Nah itu kita kerjakan bersama, hal-hal yang seperti itu," ucapnya.
"Diharapkan ketua kelompok menyampaikan kepada anggota. Karena kalau kumpulkan satu-satu kami kan juga terbatas kan," lanjut Annihayah.
Tak hanya itu, sebagai langkah nyata, pihaknya sejak kemarin hingga besok melakukan sosialisasi terhadap 75 lurah di Kabupaten Bantul. Sosialisasi itu untuk mengendalikan perkembangan pariwisata di wilayahnya masing-masing.
Baca Juga: Viral Kisah Warung 'Getok' Harga di Bukit Bintang, Ini Kata Satpol PP
"Dalam 3 hari ini Kepala Dinas (Pariwisata Bantul) mengumpulkan lurah-lurah, kemarin 25, hari ini 25 dan besok 25. Semua itu sebagai upaya kita mengendalikan perkembangan pariwisata di wilayah," katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pengguna Facebook bernama Deni Kurniawan mengunggah keluhan dan gambar nota pembayaran makan minum di salah satu rumah makan di Bukit Bintang ke sebuah grup. Dia mengunggah hal ini karena menilai harga makanan dan minuman terlalu mahal.
Terkait hal tersebut Satpol PP Kabupaten Bantul meminta agar seliruh pedagang tidak memanfaatkan momentum ramainya kunjungan dengan mematok harga makanan dan minuman di liar batas wajar. Pasalnya hal itu akan berdampak bagi kunjungan di salah satu spot makan di Pedukuhan Plesedan, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul.
Berikut isi unggahan akun Facebook Deni Kurniawan di sebuah grup Facebook.
![]() |
'Sekedar uneg2..singkat cerita,ngabuburit untuk menunggu waktu buka puasa tiba,,bingung cari tempat buat makan..setelah muter2 lama,akhirnya diputuskan makan di bukit bintang..jalan lah kita kesana...nemu parkir di depan masjid..tepat parkir di halaman masjid di daerah area bukit bintang..jalan gak jauh dari masjid itu ada warung makan..pesenlah kita diwarung itu..ternyta setelah pesanan tiba dan waktunya bayar wow....#simpulkan sendiri aja yee - di Bukit bintang,patuk,gunungkidul'.
Unggahan tersebut juga menyertakan foto nota rincian biaya yang dikeluarkan dan namun tidak ada nama tempat makan. Dalam nota tersebut tertulis 1 mendoan Rp15 ribu, 1 ayam bakar Rp25 ribu, 2 Indomie rebus Rp30 ribu, 1 Kentang Rp10 ribu, 2 es teh Rp12 ribu, 1 es kelapa muda Rp15 ribu dan 1 air mineral Rp5 ribu.
Sehingga total yang harus dibayar Deni Rp 110.000. Hingga sore ini unggahan itu sudah dikomentari 36.324 netizen dan dibagikan sebanyak 938 kali.
Baca Juga: Viral Warung Makan Ketok Harga di Bogor, Ternyata Sudah Punya Penilaian Jelek
(dfl/adr)