3 Hari Hilang di Pasaran, Harga Tahu Tempe Naik Rp 1.000

3 Hari Hilang di Pasaran, Harga Tahu Tempe Naik Rp 1.000

Tim Detikfood - detikFood
Selasa, 05 Jan 2021 07:45 WIB
Perajin tahu tempe termasuk paling yang terpukul bila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah hingga tembus Rp 13.000,-. Bahan baku tempe dan tahu, yaitu kedelai untuk industri tempe dan tahu saat ini mayoritas masih diimpor dari AS dan Brasil. Kurs dolar yang menguat membuat biaya produksi lebih tinggi karena ada kenaikan harga kedelai akibat kenaikan kurs. Perajin memproduksi tahu di pabrik tahu kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (13/03/2015).
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Lenyap di pasaran selama 3 hari, tahu dan tempe mulai kemarin tersedia di pasaran. Harganya naik Rp 1.000 setiap potongnya.

Tahu dan tempe sempat menghilang dari pasaran selama 3 hari, yakni pada 1-3 Januari 2021. Hilangnya tahu-tempe disebabkan oleh aksi mogok produsen/perajin yang menginginkan harga naik karena harga kedelai melonjak drastis.

Setelah 3 hari mogok produksi, para perajin tahu dan tempe sepakat mulai produksi dan menjual lagi ke pasaran pada Senin, (4/1) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, syaratnya harga tahu dan tempe di pasar harus naik, menyesuaikan kenaikan harga kedelai.

Berdasarkan pantauan detikcom di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, harga tahu dan tempe naik Rp 1.000 per potong.

ADVERTISEMENT

"Ada kenaikan Rp 1.000 per potong," ungkap seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Gondangdia yang bernama Slamet Riadi ketika ditemui detikcom, Senin (4/1/2021).

Slamet menjelaskan, harga tahu yang biasanya Rp 4.000 per potong, naik menjadi Rp 5.000 per potong. Kemudian, tempe yang normalnya Rp 5.000 per potong, naik menjadi Rp 6.000 per potong. Tahu dan tempe sama-sama mengalami kenaikan harga.

Pengusaha tahu dan tempe di Sidoarjo mogok produksi selama tiga hari. Mulai 1 hingga 3 Januari 2021.3 Hari Hilang di Pasaran, Harga Tahu Tempe Naik Rp 1.000 Foto: Suparno

Sementara itu, pedagang lain di Pasar Gondangdia yang bernama Toradi menjual tahu dan tempe dengan harga yang berbeda atau lebih tinggi dibandingkan Slamet.

"Harga tempe biasanya Rp 6.000/potong, naik sekarang jadi Rp 7.000/potong. Karena harga kedelai kan mahal. Kalau tahu sepotong dari Rp 7.000 jadi Rp 8.000," jelas Toradi.

Kenaikan harga tahu dan tempe membuat para pedagang di pasar tak berani membawa stok terlalu banyak. Seperti Slamet misalnya.

"Sudah habis. Saya biasanya bawa itu 100 potong masing-masing tahu dan tempe. Tapi tadi saya bawa separuhnya. Saya pikir nggak laku banyak karena harga naik di saat daya beli masyarakat lagi nggak kuat. Tapi ternyata langsung habis," kata Slamet.

Baca trik penjual tempe dan tahu selanjutnya DI SINI!




(odi/odi)

Hide Ads