Sate ayam Ponorogo kondang dengan potongan daging ayam yang besar. Sate yang ini justru diberi saus berbumbu rempah. Sedap!
Sejak dulu sate Ponorogo berbumbu kacang sudah terkenal. Terutama karena potongan daging yang besar dan saus kacangnya yang gurih pedas. Padahal di Ponorogo ada sate lain yang tak kalah menarik. Namanya Sate Blendet yang dibumbui dengan bumbu kuning berempah.
Istilah blendet diambil karena tekstur bumbunya kental dan pekat mirip dengan tekstur lumpur. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai 'blendet'.
Salah satu penjual sate blendet yang populer, Endang Retnowati (55) menjelaskan bahwa bumbu blendet terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, santan dan kunyit.
"Bumbunya beda, pakai bumbu kuning," tutur Endang kepada detikcom saat ditemui di warungnya yang terletak di Desa Karangan, Kecamatan Balong, Minggu (8/3/2020).
![]() |
Baca juga : Makan Siang Paling Enak Jajan Sate Ayam Ponorogo di Sini
Endang menambahkan resep sate blendet sudah turun temurun. Generasi pertama, neneknya menjual sate blendet sejak tahun 1965. "Ini sudah turun temurun, saya tinggal meneruskan," jelas Endang.
Daging yang digunakan yakni daging ayam dengan potongan yang cukup besar. Sebelum dibakar, daging ayam dibumbui dan ditusuk dengan tusuk sate. Kemudian dibakar di atas api arang hingga matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah dibakar, sate kemudian dicelupkan kedalam blendet. Selain bumbunya yang berbeda, sate blendet tidak berpasangan dengan lontong melainkan dengan nasi dan bumbu tahu kecap yang pedas gurih.
Selintas tampilannya mirip sate Padang. Dagingnya empuk dengan balutan kuah kental yang gurih. Sementara nasi yang diberi topping tahu goreng, irisan kol, tauge dan seledri cincang. Disiram bumbu kecap kacang. Jadi seperti makan 2 hidangan sekaligus. Saat dimakan bersamaan, keduanya memiliki perpaduan yang pas. Gurihnya sate ditambah manis pedas bumbu tahu semakin menggoyang lidah.
"Seporsi sate blendet dijual Rp 12 ribu, kalau nasi bumbu tahu dijual Rp 8 ribu," terang Endang.
![]() |
Baca juga : Tombo Kangen Sate Ponorogo di RM Hadir
Dalam sehari, Endang menghabiskan 100 tusuk sate. Kadang bahkan hingga 200 tusuk sate. Tergantung jumlah pembeli, kadang hanya selang 4 jam sudah ludes.
"Kadang ada ojek online yang ke sini pernah kehabisan, jam 7 atau jam 8 malam kadang sudah habis," tukas Endang.
Sementara, salah satu pembeli Gayuh Satria mengaku baru pertama kali mencoba sate blendet karena penasaran dengan tampilan yang berbeda.
"Rasanya enak, beda dengan sate pada umumnya. Biasanya kan sate bumbu kacang ini bumbunya kuning, ada gurih dari santannya," pungkas Gayuh.
(dvs/odi)