Salah satu olahan tahu khas Surabaya yang populer adalah tahu tek. Tahu yang digoreng lalu disiram bumbu petis yang manis gurih pedas. Uenak poll!
Menurut cerita, dahulu penjual tahu tek di Surabaya berkeliling menjajakan tahu tek di malam hari. Sementara nama 'teck' atau 'tek' berasal dari sura gunting besi yang dipakai untuk menggunting tahu goreng. Bunyi tek-tek-tek itulah yang kemudian dipakai sebagai nama racikan tahu ini.
Menyebut tahu tek di Surabaya, orang tak akan melupakan Tahu Teck-Teck H.Ali yang buka warung di Jalan Dinoyo 147 A, Surabaya. Warung tahu tek ini tergolong legendaris yang sudah dirintis sejak 60 tahun silam.
Kepopuleran tahu tek ini terlihat dari bingkai kliping berita yang memenuhi dinding warung. Deretan artis ibukota dan tokoh pernah singgah ke warung ini. Seperti Katon Bagaskara, Bondan Winarno, hingga Daniel Mananta.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga : Uenak Poll! Tahu Tek Plus Telur Khas Blitar Racikan Cak Runi
Seporsi tahu tek hangat diracik saat dipesan. Aroma gurih petis dan tahu tercium sedap. Tampilannya tak jauh beda dengan tahu tek biasa. Hanya saja terlihat genangan saus bumbu petis dengan campuran kacang yang menggenangi sebagian piring.
Racikan tahu tek Pak Ali ini terdiri dari tahu goreng kecil yang hangat dan dipotong-potong. Dilengkapi dengan lontong, potongan kentang, telur dadar dan tauge pendek. Disiram dengan saus petis, dan dilengkapi dengan kerupuk udang.
Suapan pertama langsung terasa pekat legit petis yang jadi bumbu sausnya. Diaduk dan menyatu dengan tahu goreng yang kering, telur dadar yang gurih renyah plus tauge pendek yang segar, luar biasa sedap di mulut. Apalagi gerusan kacangnya halus dan menyatu dalam saus kental.
Soal bumbu saus yang enak, Sufatah (50) yang merupakan generasi penerus kedua dari Abah Ali mengatakan bahwa rahasia saus nya terletak pada petisnya.
"Ya racikannya itu kami atur biar balance gak dominan bawang, atau lebih menonjol kacangnya," ucap dia sambil memotongi tahu memakai gunting besi yang berbunyi tek-tek.
![]() Foto: instagram |
Sufatah mengklaim warisan bumbu itu terjaga sejak tahun 1962. "Ngakunya Abah dulu ngerintis dari tahun 1962, sebelumnya beliau pernah buka di Gresik. Dua tahun buka di sana, pindah ke Surabaya. Itu saya belum lahir," ungkapnya sambil mengingat cerita Abahnya.
Dua tahun di Gresik, keluarga Abah Ali pindah ke Surabaya. Namun pindah rumah tak lantas mengubah pekerjaannya. Pun cara berdagangnya. Saat itu Abah menjajakan tahu tek, dengan pikulan menelusuri gang-gang di sekitaran Jalan Dinoyo.
Memasuki tahun 1970, Abah Ali nekat berdagang dengan cara menetap. Ia memilih tempat di depan gang rumahnya. Sejak saat itu tanpa ragu ia memasang spanduk bertuliskan 'Tahu Teck-Teck', sebagai identitas warung makannya.
"Kalau nama Teck-Teck itu sudah dari dulu, dari Abah jualan di Gresik. Cuman dulu kan masih mikul, Yang pasti namanya itu sejak dulu lah," jelasnya.
Singkat cerita, tahun 2014 Abah Ali meninggal. Sufatah yang kesehariannya sering membantu berjualan, mendapat tugas meneruskan bisnis tahu tek ini. Sejak itulah, ia membuat variasi menu.
"Kalau tahu tek aslinya isinya kan ya tahu, kentang, tauge. Tapi banyak yang minta tambah telor. Ya akhirnya saya masukkan menu," ucapnya sambil tersenyum.
Tak berhenti mengotak-atik variasi isi, Sufatah pun memperpanjang jam bukanya. "Dulu kalau masih ada Abah kita bukanya sore, tapi sekarang dari jam 10.00 WIB. Ini juga permintaan dari langganan," imbuhnya.
Banyak langganan dan sudah terkenal tak lantas membuat harga Tahu Teck-Teck ini mahal. Memang harganya sedikit lebih dari tahu tek yang biasa ditemui di jalan. Tapi dengan saus yang medhok dan renyahnya kerupuk udang seperti sebanding dengan harga Rp 15.000 -20.000. Jangan khawatir tutup saat tengah malam, karena setiap harinya warung buka hingga jam 1 malam.
Baca juga : Uenake Poll! 5 Tahu Tek Legendaris Ini Wajib Dicicipi Saat Ke Surabaya
(dvs/odi)