"Sebagai manusia, tentu kita memiliki cerita dan pandangan yang berbeda satu dengan lainnya. Beberapa waktu ke belakang ini kami melihat banyak sekali isu-isu yang membuat kita saling bertikai. Menyikapi hal tersebut, Sasa meluncurkan campaign 'Satu Nusa Satu Sasa' untuk merangkul seluruh elemen masyarakat agar kita mengurangi pertikaian dan lebih mempererat persatuan bangsa ini," ucap General Marketing PT Sasa Inti Albert Dinata dalam keterangan tertulis, (19/9/2019).
Menurut Albert, Indonesia merupakan bangsa dengan suku dan budaya yang sangat beragam. Seringkali keberagaman tersebut menimbulkan perpecahan dalam hal berbangsa dan bernegara. Melihat ke belakang, banyak peristiwa-peristiwa dengan landasan perbedaan yang menimbulkan konflik antar elemen-elemen masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Albert juga mengatakan budaya gotong royong masyarakat Tanah Air yang cukup terkenal menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia merupakan bangsa yang ramah terhadap satu dengan yang lainnya. Namun, seiring dengan perubahan zaman, budaya tersebut semakin pudar. Kebebasan akses informasi dan teknologi mengubah sikap menjadi lebih individualis dan rawan akan konflik akibat perbedaan pendapat.
"Menyikapi hal tersebut, kami mengajak masyarakat agar terus menjaga budaya bangsa kita yang menjadi keunggulan Indonesia. Janganlah kita bersatu saat melihat pertikaian, namun ayo sama-sama kita bersatu meminimalisir pertikaian dan saling mengingatkan bahwa dengan persatuan yang kuat,"
"kita bisa mengokohkan bangsa kita agar dapat tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Untuk apa bertikai kalau hati bisa berdamai. Mari kita merajut persatuan dimulai dari membangun kebersamaan", tutup Albert Dinata.
Sebelumnya, video 'Emak-Emak Rebutan Rendang' sempat viral dan mendapat banyak komentar dari warganet. Video tersebut menggambarkan pertikaian yang terjadi antara dua ibu-ibu hanya karena masalah kecil, yaitu berebut rendang.
(prf/ega)