Menyebut wagyu langsung terbayang daging sapi Jepang yang lembut dan lumer di mulut. Di Jepang ada 3 jenis wagyu berkualitas yang populer yaitu Matsusaka, Kobe, dan Omi Hime.
Omi Hime terbilang istimewa karena daging sapi ini diambil dari sapi yang masih perawan. Kata 'Hime' pun berarti 'Princess' untuk menekankan asal-usulnya. Hanya sapi betina yang belum kawin dan berusia sekitar 2 tahun yang akan diambil dagingnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sapi untuk Omi Hime dibesarkan di alam yang sangat baik. Minum air yang mineralnya tinggi dan dipelihara di wilayah pegunungan," ujar Sawai. Proses perawatannya juga tak main-main, masih menggunakan metode tradisional karena peternakan ini sudah ada sejak zaman Edo sekitar 400 tahun lalu.
Tak hanya potongan utama (primary cut) yang enak dari wagyu Omi Hime, potongan secondary cut sapi ini juga enak rasanya. Omi Master bernama Shintani Nouriyuki menekankan yang terpenting adalah cara mengolahnya.
Di Kahyangan, ia menyajikan Omi Hime secondary cut jadi tataki, sushi, hingga shabu-shabu. Pada sushi, Shintani membuatnya jadi topping nigiri. "Lemaknya lumer karena sengaja dimasak dengan timing yang tepat," lanjutnya.
![]() |
Sementara pada shabu-shabu, Omi Hime hanya perlu direbus beberapa detik saja. Cukup dengan mengayunkan lembaran daging di kuah shabu-shabu panas sebanyak 2-3 kali, daging sapi perawan ini sudah nikmat rasanya.
Sawai mengatakan cita rasa Omi Hime makin maksimal jika dinikmati dengan aromanya. Istilah ini bernama wagyukoo dimana seseorang perlu menutup hidung sebelum memasukkan lembaran wagyu ke dalam mulut.
![]() |
Setelah itu kunyah wagyu 3 sampai 4 kali dalam kondisi hidung masih tertutup. Terakhir, bernafas seperti biasa dan resapi aroma gurih dan lembut yang khas dari wagyu Omi Hime.
Kalau mau mencicip wagyu Omi Hime sepuasnya bisa mampir ke Kahyangan Japanese Restaurant. Tiap akhir pekan, restoran menggelar Omi Master pada waktu brunch. Harga yang ditawarkan Rp 1.580.000++ per orang.
(adr/odi)