'Ngopi di Museum' Jadi Ajang Belajar Sejarah Sambil Ngopi Lokal

'Ngopi di Museum' Jadi Ajang Belajar Sejarah Sambil Ngopi Lokal

Atika Lulu Zahra - detikFood
Minggu, 28 Jul 2019 07:30 WIB
Foto: Foto: detikcom/ Atika Lulu Zahra
Yogyakarta - 'Ngopi di Museum' kembali digelar di Yogyakarta. Acara berkala digelar 4 bulan sekali, kali ini digelar di Museum TNI AD Dharma Wiratama, Sabtu (27/7/2019).

Acara yang kelima ini mengusung tema 'Kopi Merdeka' untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 74. Sejak siang hingga sore hari, selain menikmati berbagai macam kopi dari peserta, pengunjung yang melihat berbagai koleksi museum Dharma Wiratama.

"Kita mengadakan kopi di museum ini selain untuk mempromosikan museum kita juga memberdayakan para petani kopi lokal," terang Ayu Cornellia, PR Marketing acara 'Ngopi di Museum' disela-sela acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


 'Ngopi di Museum' Jadi Ajang Belajar Sejarah Sambil Ngopi Lokal Foto: Foto: detikcom/ Atika Lulu Zahra


Ayu memaparkan hingga gelaran kelima ini Acara Ngopi di Museum yang digekar bersama Klinik Kopi ini tak pernah sepi pengunjung bahkan peminatnya cenderung meningkat.

Pada acara ngopi di museum vol. 1 yang bertempat di Museum Sonobudoyo pengunjung tercatatat sebanyak 1.031 orang. Sedangkan pada Ngopi di Museum vol.2 di Museum Sandi dihadiri sebanyak 1.045 pengunjung dan Ngopi di Museum vol 3. dihadiri setidaknya 1.138 pengunjung tersedot hanya dalam waktu 8 jam.

"Saat ini jumlah pengunjung lebih banyak lagi. Sedangkan tema khusus yaitu Janji Roastery," ungkapnya.

 'Ngopi di Museum' Jadi Ajang Belajar Sejarah Sambil Ngopi Lokal Foto: Foto: detikcom/ Atika Lulu Zahra

Menurutnya ada 16 tenant yang terdiri dari 15 tenant kopi dan 1 tenant merchandise. Selain dapat menikmati kopi-kopi yang ada di berbagai tenant, pengunjung juga bisa mengikuti workshop yang berkaitan dengan dunia kopi.

"Kami mengedukasi masyarakat tentang kopi-kopi lokal atau nusantara dan meningkatkan kepedulian serta minat masyarakat terhadap museum terutama museum di Yogyakarta," katanya.

Antusias masyarakat terutama anak-anak muda dan masyarakat umum terlihat saat mencicipi beragam jenis kopi. Pengunjung banyak berinteraksi bertanya seluk beluk budi daya kopi hingga penyajiannya.

"Ngopi di Museum itu buat saya seperti 'one stop shopping coffee'. Bisa belanja dari banyak toko di satu tempat. Selain itu tadi aku juga lebih mengenal sejarah," ujar Ardi salah satu pengunjung.

Ayu menambahkan adanya ajang bertemunya komunitas pecinta kopi, pemilik kafe dan para petani kopi lokal akan semakin meningkatkan bisnis kopi di Yogyakarta dan sekitar.

 'Ngopi di Museum' Jadi Ajang Belajar Sejarah Sambil Ngopi Lokal Foto: Foto: detikcom/ Atika Lulu Zahra


Peserta pameran di Ngopi Di Museum kali ini adalah coffee roastery dari Yogyakarta dan Klaten. Heri Santosa salah satu petani kopi di wilayah Temanggung mengungkapkan acara ini bisa mempertemukan para pegiat kopi dari berbagai komunitas. Kopi-kopi lokal dari sekitar Gunung Sindoro, Ungaran dan sekitar Kabupaten Semarang semakin dikenal masyarakat.

"Kopi-kopi lokal seperti kopi Merapi, Magelang, Wonosobo, Temanggung akan semakin banyak dikenal, kami sebagai petani semakin giat membudi dayakannya," kata Heri pada detikcom.

Menurutnya coffee roastery lokal Yogyakarta dan sekitar ke depan bisa bersaing. Saat ini para penikmat kopi bisa menentukan sendiri pilihan jenis kopinya. Sedangkan petani juga sudah banyak yang membudidayakan kopi dengan baik secara organik.

"Kualitas kopi ke depan semakin baik, pasar juga terbuka luas saat ini dan industri kopi di daerah-daerah atau lokal juga meningkat," pungkas Heri.




(odi/odi)

Hide Ads