Tentu bagi Anda penggemar kuliner lokal sayang jika lewatkan kesempatan ini, Karena hanya berlangsung dari 24-25 Maret 2019. Atau bertepatan dengan 17-19 Rajab jika mengacu kalender Hijriah. Tanggal 19 Rajab adalah hari jadi Menara Kudus dan Masjid Al-Aqsha, atau disebut sebagai Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
Pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) yang bertindak sebagai penyelenggara, sengaja menyisipkan kegiatan festival makanan kuno ala Kudus. Tujuannya untuk kembali mengingatkan generasi kini tentang keanekaragaman kuliner khas Kota Kretek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kuliner Kudus ini ya berisikan kuliner kuno. Ada 34 stan kuliner," kata Nadjib.
Dari pantauan detikfood di lokasi, hari ini adalah hari pertama atau pembukaan acara Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Hujan deras yang turun tak menyurutkan pengunjung berjubel mencicipi aneka jajanan. Ada stan yang menyediakan sego jangkrik goreng, pecel meniran, intip ketan, temulawak, sego lodeh godong jati, tahu bacem, gobet, kerupuk puli, tiwul, sego jagung, horog-horog, jenang, peyek, kopi Muria, dan masih banyak lagi.
![]() |
Penyelenggara mengaku, ide acara ini bermula dari adanya aktivitas di jalan-jalan kawasan Menara Kudus yang ramai setiap malam Jumat. Pada malam itu, banyak penjaja makanan atau jajanan tradisional yang berdatangan ke area. Kehadiran mereka itu disambut warga atau peziarah makam Sunan Kudus dengan membelinya.
"Setiap malam Jumat biasanya ramai dengan kuliner. Kenapa enggak kita kemas saja sekalian menjadi car free night. Sekaligus bisa dimanfaatkan oleh para UMKM,"imbuh Nadjib tentang alasan penyelenggaraan acara.
Karenanya, panitia berharap warga Kudus dan sekitarnya bisa datang ke lokasi Menara Kudus. Untuk menikmati acara dan ikut jajan jajanan dan kuliner lokal. "Kami berharap warga Kudus dan sekitarnya, datanglah ke Menara Kudus. Di sana bisa menikmati kesenian kuno, makanan kuno dan suasana kuno," imbuhnya.
![]() |
Seorang pengunjung, Burhan asal Kabupaten Kendal, rela antre membeli satu di antara jajanan yaitu bubur sumsum. "Dengan harga Rp 5 ribu, bisa membeli bubur sumsum," katanya.
Demikian juga dengan Yusuf, pengunjung asal Boyolali dengan menggunakan jas hujan ikut serta berdesakan membeli makanan garang asem di satu stan. "Rasanya kurang asin dan kurang pedas. Karena lapar, ya dilahap," ungkap Yusuf.
(odi/odi)