Batavia yang kini bernama Jakarta sejak dulu dikenal sebagai kota pelabuhan. Beragam bangsa datang ke pelabuhan Sunda Kelapa di kota Jakarta untuk berdagang. Sambil berdagang merekapun bertukar makanan dan budaya.
Jejak persinggahan para pedagang yang saat itu berniaga dengan warga keturunan China di Batavia masih bisa dilacak. Ini karena beragam hidangan enak yang dibuat oleh warga China peranakan didokumentasikan dalam bentuk buku masak.
Foto: Shangri-la Hotel Jakarta |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Loenphia Telor dengan Roedjak Salad. Foto: detikfood |
'Tidak mudah menafsirkan resep-resep dalam buku tersebut. Karena semuanya dituliskan tidak dalam takaran berat tetapi harga. Misalnya, daging seharga 4 sen. Kami berusaha mewujudkan sebisa mungkin bisa diterima oleh orang masa kini,' demikian jelas William W.Wongso, Senin (18/3) malam..
Sebagai pembuka disajikan Loenphia Telur dengan Roedjak Selada yang merupakan lumpia basah dengan saus asam pedas. Sup Telur Boeroeng, sup telur burung puyuh dan kacang polong serta ayam dan bawang.
'Saat itu orang belum kenal namanya burung puyuh. Sementara bumbu yang paling dominan adalah ebi atau udang kering,' jelas Pak William.
Nasi anggi dan beragam jenis lauknya. Foto: detikfood |
Sementara pengaruh kuliner lokal nampak pada Sajur Padamarah yang berupa sayur gurih dengan beragam sayuran dan Kole Masak Telor. Juga sambal Baboe, sambal rawit dengan campuran gandaria.
Es Poeter, kue lapis legit dan intbijtkoek sebagai pencuci mulut. Foto: detikfood |
Selain set menu, mulai hari ini (19/3) pengunjung bisa menikmati menu Batavia kuno tersebut dalam bentuk buffet 'tempo doeloe'. Acara ini didukung juga oleh Komunitas Jalansutra dan ACMI (Aku Cinta Makanan Indonesia). Untuk reservasi dan infornasi bisa mengontak 021-2922 9999 .

Foto: Shangri-la Hotel Jakarta
Loenphia Telor dengan Roedjak Salad. Foto: detikfood
Nasi anggi dan beragam jenis lauknya. Foto: detikfood
Es Poeter, kue lapis legit dan intbijtkoek sebagai pencuci mulut. Foto: detikfood
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN