Empuk Berempah Gecok Kambing dari Tepian Kali Tuntang

Empuk Berempah Gecok Kambing dari Tepian Kali Tuntang

Aji Kusuma Admaja - detikFood
Rabu, 30 Jan 2019 10:41 WIB
Foto: Aji Kusuma Admaja /detikcom
Semarang - Jawa Tengah bukan hanya punya gule kambing yang sedap tetapi ada juga gecok kambing. Daging kambing yang dibumbui dengan beragam rempah ini empuk dan hangatkan badan.

Suasana Desa Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, masih terasa asri dan sejuk. Kenyataan ini menjadi mudah untuk dimaklumi, sebab Desa Tlogo berada di tepian Kali Tuntang yang bermuara di Rawa Pening.
Empuk Berempah Gecok Kambing dari Tepian Kali TuntangGecok Kambing di Kedai Mantep Rasa memiliki karakter khas, yakni disajikan tanpa cabai. Walau demikian, sensasi pedas tetap terasa di tiap tetes kuah gecok kambing. Hal ini dikarenakan penggunaan merica sebagai pemgganti cabai. Foto: Aji Kusuma Admaja /detikcom

Di Desa Tlogo terdapat kuliner khas yang bernama gecok kambing. Berada di Jalan Tuntang Bringin Kilometer 5, Kedai Gecok Kambing Mantep Rasa milik Kuwat Sumarsono buka setiap hari dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Gecok kambing buatan Pak Kuwat ini sudah lama dikenal bahkan tergolong legendaris. Pemakaian rempah dan bumbu yang sangat banyak membuat gecok ini dikenal sebagai olahan mirip jamu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan olahan kambing pada umumnya, gecok dimasak tanpa menggunakan santan kelapa ataupun dibakar layaknya kambing guling atau sate. Gecok hanya mengandalkan bumbu dari rempah-rempah saja.
Empuk Berempah Gecok Kambing dari Tepian Kali TuntangSeporsi gecok kambing dijual dengan harga 25.000 rupiah. Foto: Aji Kusuma Admaja /detikcom

"Masyarakat setempat menyebut gecok, karena bumbu rempah yang digunakan diolah dengan cara digecok ( ditumbuk ) hingga lembut. Rempah-rempah yang dipakai ada pala, jahe, serai, cengkeh, kemukus, laos, klabet, mesoyi, kunyit dan yang terakhir adalah merica," jelas Kuwat kepada Detikcom, Selasa (29/1/2019).

Seporsi gecok kambing tersaji dengan sepiring nasi hangat. Aroma gurih wangi rempah bercampur jadi satu. Slurp! Kuah gecoknya terasa jejak rempah yang kuat, pedas hangat di mulut walau tanpa cabai dalam bumbunya.

"Jangan khawatir sakit perut, pedas ini hanya untuk menghangatkan badan dan juga biar pantas di lidah," kelakar Kuwat yang ramah mendampingi kami menikmati gecok kambing.

Seporsi gecok kambing empuk dijual dengan harga Rp 25.000. Disajikan dalam sebuah piring, gecok kambing terdiri dari beberapa potong daging setebal 4-5 cm.
Empuk Berempah Gecok Kambing dari Tepian Kali TuntangKuwat Sumarsono pemilik Kedai Gecok Kambing Mantep Rasa sedang menuangkan gecok ke dalam piring saji. Foto: Aji Kusuma Admaja /detikcom

Menurutmu Kuwat, semua bagian kambing bisa menjadi bahan pembuatan gecok. Namun, ia punya pilihan khusus untuk dijual di kedainya.

"Saya biasa menggunakan iga dan kaki untuk bahan daging kambing yang diolah. Alasanya ya karena dua bagian tersebut jarang kehabisan stok di pasaran, jadi biar stabil saya pilih iga dan kaki saja," jelas Pak Kuat.

Kuah gecok kambing Pak Kuwat dikenal bening tanpa lemak. Warnanya kecokelatan karena pemakaian rempah yang melimpah. Aromanya juga sangat harum. Dalam proses pengolahan daging dilakukan secara khusus oleh Pak Kuwat sejak pertama kali membuka kedai.

"Daging setelah dicuci bersih kami rebus selama tiga jam. Air sisa rebusan yang terdapat gumpalan lemak kami buang hingga hanya menyisakan daging saja. Kemudian daging kami cuci dengan air hangat sebelum ditumis bersama bumbu dan rempah-rempahan," jelas Kuwat soal proses memasak gecok kambing.

Pelanggan tak perlu khawatir kehabisan gecok, sebab selama jam operasional kedai, ia selalu menyediakan gecok kambing yang cukup.

"Pelanggan saya ini banyak orang jauh dari luar kota. Saya selalu sediakan daging untuk dua hari penjualan. Jika stok untuk hari ini hampir habis, maka saya segera mengolah lagi menggunakan daging yang sebenarnya untuk jatah besok. Urusan besok bisa saya pesan lagi, biar tidak ada yang kecewa, kasihan kalau sudah datang dari jauh tapi nggak jadi makan karena kehabisan," tandas Kuwat.

(dvs/odi)

Hide Ads