Nikmatnya Secangkir Kopi Petung di Negeri Atas Awan

Ayo Minum Kopi Indonesia

Nikmatnya Secangkir Kopi Petung di Negeri Atas Awan

Robby Bernardi 
 - detikFood
Minggu, 30 Sep 2018 09:05 WIB
Foto: dokdetikFood/Robby Bernardi
Pekalongan - Jalan-jalan ke kawasan Selatan Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Kecamatan Petungkriyono, tidak lengkap tanpa mencicipi kopi khas Petung. Kawasan yang terdapat hutan hujan tropis ini, berada di ketinggian 600-2100 mdpl. Tepatnya di kawasan dataran tinggi Dieng yang satu jalur dengan Gunung Rogo Jembangan.

Ya, sebagian kawasan yang merupakan hutan lindung ini membuat tanaman kopi tumbuh subur. Jenis kopi yang dikenal di Petung yakni kopi arabika pipika. Dalam sejarahnya, tanaman kopi jenis arabika ini ditanam sejak penjajahan Belanda.

"Tanaman kopi jenis arabika pipika di Petung ini dibawa pertama kali oleh penjajah Belanda," jelas Purwo Susilo, pegiat kopi di Petungkriyono pada detikfood, Sabtu (29/09).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nikmatnya Secangkir Kopi Petung di Negeri Atas Awan Foto: dokdetikFood/Robby Bernardi
Keistimewaan kopi di Petung ini, tumbuh di tengah-tengah pohon aren.

"Karena kebanyakan tumbuh di tengah-tengah tanaman aren, menjadikan kopi ini ada karakter arennyaya, legit seperti gula aren," jelasnya.

Dijelaskan Purwo, tanaman kopi di Petung ini dipastikan seratus persen merupakan tanaman organik.

Tidak heran, saat detikfood memasuki salah satu kedai kopi dalam acra Festival Rogo Jembangan, aroma kopi begitu kuat tercium. Aromanya membuat siapa saja ingin mencicipi kopi Petung ini.

Nikmatnya Secangkir Kopi Petung di Negeri Atas Awan Foto: dokdetikFood/Robby Bernardi
Proses penyeduhan kopipun masih tampak sederhana. Dengan alat penggilingan dan saringan yang masih menggunakan kain sebagai penapis serbuk kopi yang kasar.

Untuk menikmati secangkir kopi, tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam. Cukup Rp 8 ribu untuk kopi susu dan Rp 6 ribu untuk kopi tarik.

Dalam Festival Rogo Jembangan ini, kedai kopi ini memang hanya menyediakan kopi tarik karena talasan kepraktisan semata.

"Di kafe-kafe biasanya menggunakan Teknik V60. Tekhnik tersebut hanya bisa untuk satu atau dua cangkir," kata Jiun seorang penjaga kedai kopi.
Dijelaskan dengan model kopi tarik, kapasitas teko dan saringan lebih banyak kopi yang diseduh. Kopi tarik memang populer di Sumatera.

Aroma racikan kopi ini tidak saja menjadi daya tarik pengunjung lokal saja. Namun beberapa wisatawan asing nampak menikmati sajian kopi Petung.

Nikmatnya Secangkir Kopi Petung di Negeri Atas Awan Foto: dokdetikFood/Robby Bernardi
"Very good," ujar Sofie wisatawan asal Belanda sembari mencicipi kopi dan mengajungi jempolnya.

Hal yang sama juga dikatakan Johan George, wisatawan asal Belanda yang datang dalam Festival Rogo Jembangan.

"Rasa kopinya membuat saya ingin kembali lagi ke Petungkriyono suatu saat nanti," katanya.

Menurut George, minum kopi dengan pemandangan alam yang indah, menjadi sensasi tersendiri.

"Di tempat saya tidak ada pemandangan seperti ini," katanya.

Nah, bagi yang melintas di jalur Pantura untuk bisa menikmati sensasional alam Petungkriyono, bisa langsung menuju ke Kabupaten Pekalongan bagian selatan. Kecamatan petungkriyono ini berada sekitar 34 km dari ibukota kabupaten.

Selama perjalanan ke Petungkriyono, bisa menikmati pemandangan hutan lindung yang masih terjaga. Bila beruntung, bisa melihat Owa Jawa yang bergantugan di pohon yang berada di kanan-kiri hutan. Indahnya!




Mengenal Roasting Kopi dan Metodenya, tonton videonya di sini:

[Gambas:Video 20detik]


(dwa/dwa)

Hide Ads