Proses pemanggangan atau roasting biji kopi dilakukan untuk mengubah senyawa kimia dalam kopi. Sehingga menghasilkan karakteristik dan rasa khas pada kopi.
Proses ini menyebabkan warna biji kopi berubah. Jika tadinya biji kopi berwarna hijau ke kuning, cokelat muda hingga cokelat tua. Namun warna, rasa serta aroma biji kopi yang dihasilkan, sangat ditentukan oleh roast plan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Mengenal 5 Biji Kopi Terbaik di Indonesia Dari Berbagai Wilayah
Untuk itu, sebelum menentukan metode roasting yang dipakai, para roaster akan melihat kondisi biji kopi. Mulai dari kepadatan hingga kadar air dari biji kopi. Berdasarkan keterangan Wahyu Nazar Amir, selaku Roaster dari Kopi Pak Wawan, ada dua metode roasting dasar yang sering digunakan.
"Simplenya, basicnya ada dua, fast roast sama slow roast. Fast roast atau slow roast sendiri bisa kita gunakan tergantung dari target hasil akhir yang kita mau. Kedua tergantung dari kadar air (biji kopi). Ketiga tergantung kepadatan biji kopi. Setelah kita mengetahui data di awal, kita bisa membuat roasting plan. Dari roasting plan yang kita buat itu, kita bisa tahu fast roast atau slow roast," jelas Wahyu Nazar Amir saat ditemui detikFood (27/9).
![]() |
Perbedaan fast roast dan slow roast sendiri terletak pada waktu dan suhu panggangan. Metode fast roast memanggang biji kopi dengan suhu tinggi namun dalam waktu yang lebih cepat. Sebaliknya, metode slow roast justru memanggang biji kopi dengan suhu rendah dan dalam waktu yang lebih lama.
Masing-masing metode pastinya menghasilkan rasa serta aroma yang berbeda. Namun Wawan menceritakan caranya meroasting kopi yang umumnya dipesan banyak kedai kopi langganannya.
"Kalau aku ngeplaninginnya, kalau mau kopi yang lebih ada acidity nya (asam) dan ada aromanya aku cenderung fast roast. Tapi kalau kopinya maunya cenderung di manis sama good body, intensitasnya enak, biasanya slow roast," tutur Wawan.
![]() |
Wawan juga menambahkan kalau tiap roaster punya teknik dan metode roasting masing-masing. Hanya saja, para pelaku industri kopi cenderung tak ingin mengetahui cara atau metode roasting yang digunakan. Karena bagi mereka, yang penting hasil akhirnya sesuai dengan rasa serta aroma yang diinginkan.
Menurut Wawan, kebanyakan kedai kopi meminta dirinya untuk memasok biji kopi yang punya rasa seimbang. Ia menyebut, "Balance, nggak mau terlalu acid (asam). Maunya yang light, full flavor, beraroma, dan lebih clean after tastenya."
Baca juga: Mau Bikin Kopi Tubruk Sendiri yang Nikmat? Ini Rahasianya
(adr/odi)