Ini Keunikan Kopi Merapi Sleman yang Disukai Orang Eropa

Ini Keunikan Kopi Merapi Sleman yang Disukai Orang Eropa

Ristu Hanafi - detikFood
Rabu, 26 Sep 2018 17:23 WIB
Foto: dokdetikFood/Ristu Hanafi
Sleman - Kopi yang ditanam petani di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman ini punya citarasa unik. Karenanya orang Eropa menyukainya.

Beberapa produk kopi Merapi jenis robusta, arabica hingga kopi luwak dihadirkan dalam Festival Kopi Merapi 2018. Festival berlangsung di Desa Pentingsari, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Rabu (26/9/2018).

Kopi di festival ini merupakan hasil tanam petani dari 3 kecamatan yakni Turi, Cangkringan dan Pakem. Para pengunjung bisa membeli kopi yang masih utuh berbentuk buah, ada yang sudah diproses menjadi biji hingga bubuk kopi yang sudah dikemas, serta bibit tanaman kopi. Pengunjung juga bisa mencicipi langsung kenikmatan kopi Merapi yang disajikan di 25 stand barista.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini Keunikan Kopi Merapi Sleman yang Disukai Orang Eropa Foto: dokdetikFood/Ristu Hanafi
Salah satu petani kopi, Eko Riyono (42) bersama Kelompok Tani Tunas Harapan Desa Pentingsari membawa beberapa produk kopi. Salah satunya kopi robusta yang dinamai kopi madu Merapi.

"Kopi ini ada rasa manisnya ketika sudah diseduh, jadi kami namai kopi madu. Waktu dipetik buahnya benar-benar matang di pohon, berwarna merah kulitnya," kata Eko.

Eko menyebutkan kopi yang ditanam kelompoknya berasal dari pembibitan di Jember. Kelompoknya mendapatkan bantuan bibit setelah erupsi Merapi tahun 2010. Sekali panen, kelompoknya bisa menghasilkan 4-5 kuintal (4000 kg - 500 kg) buah kopi per hektar.

Ini Keunikan Kopi Merapi Sleman yang Disukai Orang Eropa Foto: dokdetikFood/Ristu Hanafi
"Bibit robusta dulu ambil di pusat pembibitan di Jember, kemudian ditanam di lereng Merapi. Kata penikmat kopi ketika ditanam di lereng Merapi cita rasanya lebih enak. Karena tanahnya vulkanik, air mengalir, itu jadi keunggulannya, cita rasa dan kualitasnya," jelas Eko yang juga Ketua Kelompok Tani Tunas Harapan.

Saat ini lahan petani Tunas Harapan sekitar 5 hektar dengan jumlah petani 18 orang. Sedangkan untuk pemasaran hasil produksi, ada pembeli yang datang langsung dan ada yang pesan online.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Heru Saptono mengatakan potensi kopi Merapi cukup baik terutama dari sisi cita rasa. Belum lama ini Pemkab Sleman mempromosikan kopi Merapi ke Finlandia dan mendapat respon positif dari masyarakat di sana.

Ini Keunikan Kopi Merapi Sleman yang Disukai Orang Eropa Foto: dokdetikFood/Ristu Hanafi
"Dibilang rasanya khas, karena tumbuh di tanah lapukan abu vulkanik, menimbulkan cita rasa berbeda dibandingkan hasil tanam tempat lain, terutama kopi arabica," jelasnya.

Untuk saat ini tercatat lahan pertanian kopi di lereng Merapi, Sleman seluas sekitar 300 hektare. Menyusut 200 hektar setelah terdampak erupsi Merapi 2010.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Tri Endah Yitnani menambahkan kopi Merapi juga mulai diterima pasar di Rusia dan Swedia. Pihaknya kini berupaya mendampingi petani kopi Merapi mengurus perizinan hingga hak merk untuk kebutuhan ekspor ke Eropa.


(dwa/odi)

Hide Ads