Aceh - Festival kuliner di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 resmi digelar. Beragam makanan tradisional dan buah Tanah Rencong tersedia. Setiap hari ada 300 porsi makanan dibagikan pada pengunjung.
Kegiatan festival kuliner digelar di lapangan terbuka di depan Anjungan Bener Meriah dan Kota Banda Aceh di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Aceh. Kegiatan ini berlangsung mulai hari ini hingga 14 Agustus mendatang dan dibuka secara resmi oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati.
 Foto: dokdetikFood/Agus Setyadi |
Kepala Dinas Pangan Aceh Ilyas, mengatakan, festival ini digelar untuk memperkenalkan kembali
kuliner tradisional masyarakat Aceh melalui kegiatan khanduri boh kayee (buah-buahan). Juga pameran hidangan khanduri kematian. Khanduri boh kayee digelar dengan pembagian lincah busu serta sate buah dan berlangsung hari ini saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu juga tersedia beragam makanan dari 22 kabupaten/kota melalui pameran khas tradisional. Setiap daerah wajib menyediakan satu makanan khas untuk dibagikan secara gratis. Namun dalam sehari, ada 4 kabupaten/kota yang ditunjuk panitia untuk menyiapkan sajian tersebut. Kegiatan demo masak ini berlangsung dari 8 hingga 13 Agustus mendatang.
 Foto: dokdetikFood/Agus Setyadi |
"Khanduri hidangan khas Aceh diikuti 22 kabupaten/kota kecuali Kota Lhokseumawe. Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan mekanisme demo masak dan pembagian
masakan kepada pengunjung dengan pembagian kupon sebanyak 300 porsi perkabupaten," kata Ilyas dalam sambutannya.
Ketua Dekranasda Aceh Dyah, mengatakan, panitia acara setiap hari menyediakan 300 porsi makanan yang dibagikan secara gratis kepada pengunjung. Ia mengajak masyarakat Tanah Rencong untuk datang ke sana dan menikmati beragam kuliner.
"Jangan lupa setiap hari banyak sekali makanan gratis, hari ini ada buah gratis baik itu berupa buah segar atau yang sudah diolah seperti ada manisan ada jus-jus. Ayo semua datang kemari kita hidup sehat kemudian melestarikan kuliner Aceh," jelas Dyah.
 Foto: dokdetikFood/Agus Setyadi |
Makanan tradisional dan andalan yang disajikan pada festival kuliner tersebut bertujuan untuk melestarikan dan menjaga kuliner-kuliner di setiap daerah. Selain makanan, buah-buahan yang sudah mulai langka di pasaran juga tersedia di sana.
Menurut Dyah, kuliner Aceh saat ini sangat diminati oleh masyarakat nasional ataupun internasional. Selain mie Aceh yang sudah duluan kesohor, timphan dan rujak juga menjadi kuliner yang banyak diburu. Hanya saja, tingkat kepedasan kuliner Tanah Rencong harus disesuaikan dengan lidah masyarakat luar.
"Kita perlu menyesuaikan dengan selera internasional, nasional, karena orang
Aceh suka pedas. Itu saja yang hrus dikurangi," ungkap Dyah.
(dwa/odi)