Festival Jajanan Betawi Digelar

Festival Jajanan Betawi Digelar

- detikFood
Senin, 25 Jul 2005 17:03 WIB
Jakarta - Betawi bukan hanya lenong. Ada warisan kuliner unik yang mulai sulit didapat di Jakarta. Bukan karena tak ada pembeli tetapi penjajanya mulai surut. Gabus kuah pucung, nasi ulam basah, atau ketoprak Ciragil merupakan sajian lezat yang dijajakan dalam sebuah festival kemarin.Menyambung serangkaian promosi kuliner nusantara, yang sudah diadakan di Surabaya maka kecap Bango yang dimotori oleh PT Unilever Indonesia menggelar Festival Jajanan Betawi. Festival yang berlangsung di halaman museum Fatahillah, di daerah Jakarta Kota ini dimulai pukul 09.00 pagi hingga 17.00. Arsitektur bangunan sekitarnya yang merupakan gedung-gedung peninggalan masa kolonial Belanda cocok dengan tema pameran yang dibawa. Gedung-gedung dengan arsitektur kuno itu mengingatkan kita akan masa awal berdirinya Jakarta, ketika makanan tradisional Betawi masih mudah dicari.Dalam festival ini beragam jajanan khas Betawi dijajakan dalam stand-stand. Antara lain es doger, es cincau hijau, gado-gado dan ketoprak Ciragil, nasi ulam Mis Jaya, gabus kuah pucung Haji Nasun, sup kambing Dudung Roxy, nasi goreng kambing Kebon Sirih, soto tangkar, Es Krim Ragusa, nasi goreng gila, dan lain-lain. Meskipun tak semua jajanan merupakan jajanan asli Betawi tetapi paling tidak jajanan yang popular dan hanya bisa dinikmati di Jakarta. Yang paling menarik pengunjung tentu saja sajian khas Betawi yang sudah agak jarang ditemui seperti nasi ulam Misjaya dan gabus kuah pucung. Tak heran jika kedua jajanan ini diantre banyak pembeli dan selalu kehabisan stok. Arena permainan anak dan games yang digelar di panging utama ikut memeriahkan festival ini. Sebelum mulai mencicip makanan yang ada, pengunjung diharuskan menukarkan uangnya dengan kupon-kupon yang harganya sesuai dengan nilai nominal uang tersebut. Kupon-kupon berlogo Kecap Bango menjadi alat tukar pada festival tersebut.Sayang sekali udara panas dan tidak tersedianya cukup tempat teduh bagi pengunjung untuk menikmati makanan membuat banyak pengunjung tak berlama-lama di festival ini. Belum lagi stand Unilever yang menawarkan minuman dingin kehabisan stok, demikian pula beberapa stand makanan. Lepas dari semua kekurangan, festival ini merupakan satu langkah positif untuk mengajak masyarakat Jakarta mengenali pusaka kulinernya sekaligus melestarikannya. Dengan cara ini kekayaan kuliner tetap akan dicintai oleh masyarakat dan tidak akan punah. (ind/)

Hide Ads