Camilan legit khas Jawa Tengah ini dikenal dengan nama 'madumongso'. Sesuai dengan namanya rasa camilan ini legit sekali. Berbungkus kertas minyak dengan ukuran sekitar 5x2x2 cm.
Di hari raya umumnya di meja ruang tamu atau tempat menerima tamu madu mongso jadi suguhan wajib. Meski sama-sama legit, berbeda dengan jenang, madumongso punya aroma tajam manis yang kuat. Ini berasal dari aroma tape ketan yang jadi bahan utamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Warga Kudus, Jawa Tengah juga menyukai camilan ini. Selain jenang Kudus yang populer, madumongso jadi camilan favorit saat lebaran. Makanya banyak insdutri rumahan yang membuat madumongso.
Salah satu perajin madumongso, Ny Qomariah (50) mengatakan madumongso merupakan jajanan khas Kudus. Terutama makanan ini harus ada saat Lebaran. "Madumongso itu jajanan yang biasa ada saat Lebaran," kata Qomariah, ditemui detikfood di rumahnya sekaligus tempat pembuatan Madu Mongso, Desa Loram Kulon RT 4 RW 3, Kecamatan Jati, Kudus, Selasa (5/6/2018).
Qomariah telah menggeluti pembuatan madumongso, empat tahun terakhir. Dia mengerjakan pembuatan madumongso sebagai usaha turun-temurun dari nenek-kakeknya. Wanita berkaca mata ini biasanya mengerjakan pembuatan madumongso setiap hari. Namun setiap jelang Lebaran, pesanan madumongso meningkat drastis.
![]() |
Seperti tahun ini, Qomariah, telah memulai pembuatan madumongso sejak awal ramadan, sampai beberapa hari jelang Lebaran. "Setiap harinya saya menghabiskan 4 kg ketan. Biasanya menghasilkan 8 kg madumongso," ungkapnya.
Selain ketan putih, bahan baku yang dipakai adalah kelapa, garam, ragi, dan gula putih. Qomariah membeberkan sekilas rahasia dapurnya. Pertama, di menyediakan 4 kg ketan yang telah difermentasi menjadi tape. Bahan lainnya yakni gula pasir 3 kilogram, dan santan.
Ketan dikukus hingga matang, setelah itu diberi ragi dan disimpan beberapa hari sampai menjadi tape ketan. Hal itu butuh waktu tiga hari. Agar menjadi madumongso, maka tape ketan harus dimasak dengan santan dan gula pasir. Untuk memasaknya butuh waktu sampai 6 jam hingga menjadi adonan yang kental kecokelatan.
"Masaknya bisa sampai 6 jam agar sampai jadi madumongso. Santan dan gula itu harus diaduk sampai mendidih. Setelah tape ketan dicampurkan. Dimasak sampai 6 jam kemudian, menjadi seperti dodol maka jadilah madumongso itu," beber Qomariah.
![]() |
Berbeda dengan madumongso dari Jawa Timur yang kebanyakan memakai ketan hitam, madumongso Kudus memakai ketan putih. Warna kecokelatannya dihasilkan dari proses karamelisasi santan dan gula yang dimasak selama berjam-jam.
Selanjutnya, setelah adonan madumongso dingin, barulah dipotong-potong dan dibungkus dengan kertas minyak. Madumongso ini dibungkus dengan kemasan 500 gram dan 1 kg. Sementara untuk harga per kilogram madumongso, dia membanderolnya Rp 65 ribu.
Selama ini madumongso buatan Qomariah dipasarkan dari mulut ke mulut saja serta media sosial. Karenanya pesanan bisa datang dari Bogor Jabar, dan Tulungagung Jatim. "Dibantu putra saya untuk pemasaran di media sosial," ujarnya.
![]() |
Dia menjamin makanan akan awet dan layak konsumsi sampai satu tahun. Karena itulah, dia siap mengirimkan makanan daerah mana saja.
"Karena pembuatan madumongso pakai api kayu bakar, maka madongso jadi awet," pungkasnya.
Satu pelanggan jajanan madumongso Dian U, warga Pati mengaku, dia senang mengonsumsinya. Dia membelinya untuk suguhan saat Lebaran.
"Rasanya ini enak sekali. Jadi jajanan untuk nyuguh tamu Lebaran," katanya.
(adr/odi)